MWB-58. Water and us

2.6K 176 21
                                    

Matahari sudah agak meninggi saat Kina terbangun di pagi harinya. Dia menggerakkan lehernya dan terdengar bunyi retakan-retakan tulang yang melegakan. Selimut yang menutupi tubuhnya ia sibakkan dan segera beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membasuh muka.

Kina memandang wajahnya yang merona di cermin. Sudut bibirnya tertarik sempurna dan pipinya tiba-tiba menjadi panas membayangkan apa yang terjadi tadi malam.

Dia juga baru sadar kalau sekarang ia hanya mengenakan kaus longgar milik Hayom yang panjangnya hingga setengah pahanya. Dia bahkan sudah mengenakan celana dalam, entah di mana Hayom bisa menemukan bend aitu.

Karena saat ia sadar seharusnya dia terbangun dengan tak mengenakan pakaian apa pun. Hayom pasti yang telah memakaikan pakaian seadanya ini. yaiyalah, memang siapa lagi.

Kina lantas beranjak ke teras yang letaknya persis di depan privat pool. Ia dapat melihat Hayom sedang duduk di kursi membelakangi dirinya sementara di depannya Hayom terlihat sedang berkutat dengan laptopnya.

Dadanya berdegub merasakan debaran yang tiba-tiba saja lebih cepat. Ia menghela nafas, bahkan dari punggungnya saja ia bisa merasakan aura dominan dari Hayom.

Dan bagaimana mungkin cowok itu bahkan terlihat baik-baik saja setelah melakukan percintaan hampir semalaman. Matanya melirik pohon kamboja di ujung taman, pipinya kembali memanas. Pandangannya pada pohon kamboja tidak akan pernah sama lagi setelah ini.

Mereka berdua telah melakukan percintaan dengan cara paling primitive. Itu adalah pertama kalinya dia melakukannya di alam terbuka bahkan tanpa peduli apakah ada orang yang melihat atau tidak karena ia yakin semalam ia bahkan tak dapat menahan jeritannya sekali pun.

Oh, sekarang ia justru semakin berdebar. Bagaimana kalau memang ada yang melihat dan mendengar mereka. Itu pasti akan sangat memalukan.

Percintaan itu terlampau liar dan panas hingga ia akhirnya menyerah dan tak sadarkan diri namun masih bisa merasakan tubuhnya melayang saat Hayom menggendongnya dan membaringkannya di ranjang. Ia juga masih bisa merasakan saat Hayom mengecup keningnya sebelum dirinya terlelap.

Kina maju melangkah, menarik kursi di sebelah Hayom. Hayom menoleh dan memberikan senyuman pada Kina. Dia lantas menarik sedikit kepala Kina dan mengecup lembut ujung rambutnya.

"Sarapan dulu." Hayom menunjuk menu sarapan yang sudah tersaji di meja tepat di hadapan Kina. Ia sendiri sudah sarapan sejak tadi, tenaganya harus segera dipulihkan setelah bekerja keras tadi malam.

Kina langsung mengambil sepotong sandwich dan salad, melahapnya begitu saja. Ia juga butuh asupan yang cukup banyak sepertinya.

Hanya beberapa menit saja semuanya sudah berhasil Kina makan. Hayom menyeringai pada Kina melihat istrinya makan dengan cepat.

"Laper ya?"

"Hm."

"Makan yang banyak. Kita bakal butuh banyak tenaga selama di sini."

Kina mencubit lengan Hayom yang kokoh sembari berdecak. "Emang mau ngapain?"

Hayom terkekeh, "Melakukan apa yang kamu suka."

"Hish, kayak kamu gak suka aja."

"Ya apalagi aku. Suka banget, sih."

Kina dan Hayom tertawa bersama. "Di sini juga ada spa. Kita bisa pakai couple spa. Biar gak capek. Gimana?" Hayom menaikkan satu alisnya pada Kina.

"Gak ah malu."

"Lho malu kenapa?"

"Nanti pada lihat bekas kamu di dada aku, nih masih merah banget."

MARRIAGE WITH BENEFITWhere stories live. Discover now