CHAPTER 32: A Mess

131 12 2
                                    

Seorang lelaki berpakaian rapi dengan setelan jas duduk di salah satu kursi bar yang tersedia. Tidak lama kemudian seorang bartender menghampirinya. Kira-kira tingginya 183, bergaya rambut comma, hidung mancung dan alis tebal.

"Good evening, Sir Daniel, mau pesan apa?" tanyanya ramah, tersenyum lebar. Bartender itu sudah hapal dengan Daniel karena selain Daniel sering mengunjungi club ini, cowok itu juga bersahabat dengan pemilik club ini.

Namun, bukannya menjawab cowok itu malah melamun di kursinya.

Bartender itu tersenyum kecil berempati dengan Daniel sembari mengelap gelas wine.

Mungkin Sir Daniel sedang mengalami masalah.

"Apakah perlu saya tuangkan vodka seperti biasa, Sir?" mengingat pria itu selalu memesan vodka setiap kali ia stress dengan masalah-masalahnya.

"Wiski," jawabnya singkat.

Sang Bartender kembali tersenyum mendengar balasan Daniel. Lelaki berdarah eropa itu kemudian menuangkan wiski seharga ratusan dolar pada gelas Daniel.

"Perlukah saya memanggil Benjamin?"

Daniel menggeleng. Pandangannya hanya tertuju pada gelas dengan alkohol, sebentar ia menatap gelas itu sebelum meneguknya sekali habis, menyisakan bongkahan es berbentuk bola. Lehernya terasa panas dan lidahnya menahan rasa pahit yang kuat, namun semua itu diabaikan Daniel.

"Lagi," ucapnya.

Lagi-lagi Daniel meneguk sekali habis minuman beralkohol tinggi itu.

"Lagi."

Bartender itu menatap iba lelaki di hadapannya sambil menuangkan wiski pada gelas Daniel. "Apakah Sir Daniel tidak apa-apa? Sebaiknya jangan diminum langsung terlalu banyak demi kesehatan Sir."

Namun perkataan itu tidak digubris Daniel. Pikiran ia sedang berkecamuk hebat saat ini. Besok ia harus lanjut bekerja setelah kuliah, melanjutkan proyek perusahaannya, ditambah Papanya yang sudah merencanakan pernikahannya dengan Bianca.

"Lagi."

Daniel memikirkan bagaimana cara ia memberitahu Annie. Namun, tidak mungkin sosok seperti dirinya memberitahu Annie berita seperti ini. Ia akan memikirkan jalan keluarnya dahulu, baru memberi tahu Annie kelak.

"Lagi."

Cowok itu menghela napas lantas mengacak rambutnya. Bagaimana jika orang tua itu menyakiti Annie demi menjauhkan dirinya dan Annie?

Baru saja Daniel ingin meneguk gelas kelimanya, sontak gelas itu direbut oleh seorang pria dengan pakaian rapi seperti dirinya.

"What do you think you're doing?" tanya pria itu dengan nada marah tidak habis pikir dengan kelakuan temannya.

Lelaki seumuran Daniel itu kemudian mencium aroma alkoholnya kemudian mengernyitkan dahi menatap Daniel. "Lo udah minum berapa banyak ini? Ini kan alkoholnya tinggi!"

"Jangan bentak-bentak, berisik," ujar Daniel dingin.

"Berikan aku segelas lagi," ucapnya pada bartender yang langsung disela Benjamin.

"No, jangan."

"What's the problem dude? You know you can tell me."

Daniel tidak menjawab selama beberapa saat. "Bapak gue bakal atur pernikahan gue sama Bianca," jawabnya dengan suara serak.

Benjamin terdiam. Pantas sahabatnya berperilaku seperti ini, namun yang lebih tidak disangkanya, ternyata pria di hadapannya ini benar-benar telah menemukan wanita yang ia cintai.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Jun 01, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

My Annoying GirlfriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt