CHAPTER 12: The New Beginning

749 284 125
                                    

Kadang beberapa orang hanya iri dengan orang-orang yang sukses dan berhasil, tanpa mengetahui apa sebenarnya yang telah dilalui mereka demi kesuksesan itu.

-Daniel Adler

"Halo?" Ucap Daniel mengangkat telpon dari nomor tak dikenal.

Hening. Tak ada suara selama sejenak. Kemudian Daniel menutupnya.

"Siapa?" Tanya Bianca duduk di sebelah Daniel seraya menyeruput long island ice tea-nya.

"Gak tau," jawab Daniel singkat lalu kembali melanjutkan obrolannya dengan Benjamin tanpa mengubris Bianca sedikitpun.

Tak lama kemudian ponsel Daniel berdering lagi. Nomor yang sama yang menghubunginya tadi, Daniel menimang-nimang untuk mengangkatnya. Dan akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya karena penasaran siapa yang menelponnya malam-malam begini.

"Halo?" Ujar Daniel lagi dan kali ini ada balasan.

"Hai, gue Annie," ucap seseorang dari seberang membuat Daniel melebarkan mata. Buru-buru pria itu membuang pandangan dari Benjamin, tidak mau melihat keningnya yang berkerut karena penasaran.

"Em.. gue lagi gak ada tujuan, ja-jadi.. bol-boleh numpang tempat tinggal gak bentar?" Tanya Annie dengan suara gagap karena gemetar kedinginan.

"Lo dimana?" Ujar Daniel segera beranjak dan mengambil jaket kulitnya.

"Dan, kamu mau kemana?" seru Bianca namun diabaikan Daniel begitu saja.

"Oke, gue kesana." Ujar Daniel terakhir kali sebelum menutup telpon dan langsung berlari ke mobil sport biru kesayangannya.

Daniel melihat pergelangan tangannya, sudah jam satu pagi. Kenapa Annie diluar? Tidak ada tujuan katanya? Tanpa mengulur waktu Daniel langsung cabut dari tempat itu. Pemandangan kota New York saat malam hari memang sangat menenangkan juga indah. Meskipun kota ini sangat ramai dan selalu hidup 24 jam, kota ini juga bisa menjadi tempat yang damai dan tenang bagi Daniel.

Kota yang akan menyisakan luka, juga kenangan yang paling indah dan berwarna dalam hidupnya. New York City.

Setelah 15 menit menyetir diatas kecepatan normal, Daniel akhirnya melihat Annie di komplek ia bertemu Annie pertama kali.

Perempuan itu sedang duduk kaku, melihat pakaian perempuan itu pasti ia sedang menggigil sekarang. Tanpa babibu basa basi Daniel langsung turun dari mobilnya dan menghampiri Annie.

Daniel memakaikan jaket kulitnya kepada Annie, hal yang membuat Annie mendongak seketika. Bibirnya biru dan kulitnya pucat. Rasa bersalah kemudian menyelimuti Daniel.
"Kenapa lama bangett?" Protes Annie dengan suara lemah, bisa bisanya dia merujuk di keadaan seperti ini.

"Bawel, udah cepetan naik ke mobil," ujar Daniel tegas lalu Annie cemberut dan naik ke mobil. Sambil berjalan Annie melihat punggung cowok tegap itu yang memakai full black outfit dengan langkah yang panjang. Ambyar hatiku mas.

"Ngapain diem aja? Cepetan sini," panggil Daniel membuat Annie berjalan lebih cepat seraya mendengus.

Sesampainya di mobil, Daniel langsung menyalakan heater lebih panas dari biasanya. Ia sempat melihat kabut putih keluar dari mulut Annie tadi. "Masih dingin?" Tanya Daniel.

My Annoying GirlfriendWhere stories live. Discover now