CHAPTER 18: Playing with Fire

663 232 264
                                    

"Jangan bermain dengan api, kalau lo gak mau hangus terbakar sama gue."

-Daniel Adler

"Kamu masih berpikir untuk kembali?" Tanya Jayden dingin. Pria itu sudah tidak se-emosi tadi, ia sudah menenangkan sebagian dirinya. Walaupun tak dapat dipungkiri api dalam hatinya masih berkobar.

"Aku harus kembali," tekan Audrey berusaha melepaskan jeratan Jayden di kedua pergelangan tangannya.

Lelaki itu masih memojokkannya, tidak membiarkan gadis itu pergi barang satu meter darinya.

"Kalau tidak?"

Audrey menatap balik sepasang netra kelam itu. "Dia akan menemukan kita sebentar lagi."

Jayden mengerutkan keningnya. "Emangnya siapa pria tua kurang ajar tadi? Apa hubungan kamu sama dia?"

Audrey terdiam sebentar, bimbang antara menjawabnya atau tidak. Namun pandangan Jayden yang membuatnya risih lama-lama memaksanya membuka mulut.

"D-dia.. anggota mafia," suara Audrey memelan.

Jayden menaikkan alisnya. "Darimana kamu kenal dia? Apa jangan-jangan dia yang deketin kamu? Kamu kerja apa sama dia? Jangan bilang.."

"Audrey, apa yang kamu lakukan disini?" Tiba-tiba Audrey mendorong kuat dada Jayden, sebegitu kuatnya sampai lelaki itu melangkah mundur.

Mata Audrey seolah menjelaskan semuanya, ia sangat panik saat ini. Melirik sang pria tua yang disebutnya mafia barusan dan Jayden bergantian. Begitupula dengan pria paruh baya itu.

"Siapa dia?" Pria itu berjalan mendekat.

Audrey gugup, ia memainkan jarinya tanpa sadar. "E-em.. d-dia.. temanku! Iya teman. Kami gak sengaja bertemu tadi."

Jawab Audrey gelagapan, mencoba untuk tenang karena pandangan Jayden saat ini sangat menusuk, sangat menusuk sampai seolah-olah tatapan lelaki itu bisa menembus kepalanya Terlebih apa yang cowok itu lakukan sekarang saat pria paruh baya itu hampir merangkul pundak Audrey kembali.

Jayden menghempaskan tangan pria itu kasar sebelum menyentuh pundak Audrey, membuat lelaki itu sempat terkejut tak percaya.

Rambut pria itu terlihat sekali diberi gel dalam jumlah banyak, ditambah pakaian kemeja dan celana bahan hitamnya yang membuat aura lelaki berumur sekitar 40 tahunan itu berkharisma.

"Dimana tata krama lo? Mau gue laporin polisi atas pelecehan perempuan dibawah umur?"

Jayden melemparkan tatapan tidak suka pada pria itu sebelum menarik tangan Audrey, yang ternyata langsung ditahan pria itu.

Langkah mereka sontak terhenti, sekarang Audrey seperti tengah diperebutkan oleh dua pria. Kedua tangannya ditarik oleh lelaki berbeda.

"Mau apa kamu? Urusan kamu sudah selesai, jangan ganggu urusan saya anak muda," perintah pria itu dingin.

Jayden menatap balik pria yang menurutnya jelek nan kurang ajar itu dengan tatapan membunuh. Padahal ia sudah mencoba untuk tak memulai keributan, tapi sepertinya pria di depannya ini benar-benar ingin diberi bolongan di kepalanya.

"Siapa lo? Apa urusan lo sama cewek gue?" Audrey tersentak, ia semakin gugup. Tidak.. tidak, ini tidak boleh terjadi.

Pria itu berdecih tak terima. "Cewek kamu? Dia cewek saya, jangan berani kamu mengklaim dia–"

Buakgh

Satu tinjuan berhasil mendarat di wajah pria itu sebelum ia bahkan selesai berbicara. "Bullshit, kakek tua kayak lo mau jadi pacar Audrey?" Jayden menarik kasar kerah pria itu, melayangkan tatapan membunuh seolah menyiratkan kalau sekali lagi pria itu menghalanginya, ia tidak akan segan-segan menghabisi pria tua gila itu.

My Annoying GirlfriendWhere stories live. Discover now