CHAPTER 11: New Home

725 290 125
                                    

Aku membuka mataku, dan tersadar kalau ada kehidupan baru menantiku.

-Annie Carson

Malamnya Daniel pergi ke sebuah club milik teman kantornya, Benjamin. Club langganan Daniel yang selalu menjadi tempat pelariannya setiap kali ia bosan atau stress. Nama club tersebut terlihat sangat besar dan berkerlap-kerlip, Eclipse.

Sebuah terowongan gelap dengan garis bercahaya putih mengajak orang-orang memasuki area club tersebut. Musik EDM menggema dengan kencang, bar di sebelah kiri ruangan, meja kursi vip, ruangan khusus anggota vip, dan dance floor di tengah ruangan.

Daniel sedang duduk sendiri di bar, sementara Lucas dan Henry bersenang-senang di dance floor. "Mau pesen?" Tanya seorang barista ramah pada Daniel.

Daniel mengenal sang barista. "Tequila sunrise kayak biasa," jawab Daniel.

Daniel melihat sekeliling club, matanya terpejam, mulai masuk ke dunia mimpinya, mengingat hal yang seharusnya tak ia ingat.

Jederr

Petir menyambar sangat kencang, membuat Daniel kecil menutup kedua telinganya dengan mata terpejam. Ia sedang duduk dibalik pintu kamarnya, memeluk kedua kakinya dengan perasaan takut. 

Baru saja ia menyaksikan hal yang tidak seharusnya dilihat seorang anak berumur 3 tahun. Ia melihat ayahnya memukul kasar ibunya, Grace. Bahkan mendorong Grace hingga ia terlempar ke lantai. Adler, papa Daniel membentak kasar Grace. Namun bodohnya, Grace hanya membisu menerima semua perlakuan Adler kepadanya.

Saat itu juga Daniel meneteskan air mata di pintu kamar orangtuanya. Suara teriakan Adler memekakan telinga Adler, membuat kakinya gemetar. Dan sejak hari itu Grace pergi meninggalkan rumah, tidak kembali sampai sekarang. 

Kini sudah tiada lagi sosok ibu yang memeluk Daniel kecil saat ia ketakutan di tengah badai petir yang mengamuk di malam hari. Tiada lagi sosok ibu yang menjemputnya sepulang sekolah. Tiada lagi seorang ibu yang bisa ia peluk. Tapi malam sebelum Grace pergi, ia mengalungkan sebuah kalung yang katanya peninggalan dari ibunya. Kalung itu terbuat dari emas dan batu permata indah berwarna biru aqua.

"Woi bro," sahut Benjamin membuat mata Daniel terbuka kembali.

"Yo," balas Daniel. Bertepatan dengan itu minuman Daniel disajikan ke meja.

"White russian ya," ujar Benjamin memesan segelas koktail favoritnya.

"Tumben lo bro disini," ucap Benjamin karena biasanya Daniel menghabiskan malam di kantornya.

"Opening club lo di LA minggu depan kan? Gue dateng kayaknya," jawab Daniel lalu meneguk tequilanya.

"Good, thanks man. Gue undang banyak model dan artis juga. Tapi tenang bro, lo aja udah dianggap artis sama orang-orang," Benjamin terkekeh.

Daniel menghabiskan minumannya sekali teguk membuat Benjamin terkejut. "Tequila sunrise satu lagi bro," pesan Daniel kepada sang barista. Barista tersebut mengacungkan jempol, lalu membuat minuman untuk pelanggannya.

"Weh itu bukannya Daniel?" Tanya Vanessa mengerutkan kening di dance floor yang ramai.

"Iya juga. Annie harus tau nih," ujar Darcy mengambil ponselnya namun dirampas Vanessa.

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang