CHAPTER 8: Mistake

766 312 158
                                    

Jalan pintas tidak selalu berakhir sama dengan tujuan awal, sering kali pikiran kita dibelokkan karena memilih jalan pintas.

Lagu i hate you i love you terputar di gedung itu. Annie melakukan tugasnya dengan baik. Menyampaikan info, menjelaskan, sampai membantu Daniel meyakinkan tamu. Beberapa orang merasa kagum juga terpesona oleh Annie karena kemampuannya menjelaskan dan meyakinkan terdengar sangat profesional, bahkan menteri komunikasi dan informatika berhasil diyakinkan oleh Annie.

"Daniel, kamu masih muda tapi memiliki banyak orang berbakat di sekitarmu ya. Pantas saja kamu jenius dan berbakat juga," puji menteri komunikasi dan informatika dengan banyak pengikutnya di belakang.

"Ah, terima kasih pak. Kedatangan bapak dan sambutan dari bapak sangat berharga di acara saya," balas Daniel dengan senyum khasnya, ia sangat puas sekarang.

"Selamat ya, sudah meraih penghargaan penjualan terbanyak di tahun ini. Pertahankan kerja kerasmu," ujar menteri itu lalu menepuk pundak Daniel dan pergi.

Saat menteri tersebut sudah pergi, Lucas muncul dan lagi-lagi mengejutkan Annie. "Dor!"

"Haish, kurang kerjaan banget sih lo," ucap Daniel melihat sahabatnya itu.

"Daniel, kamu masih muda tapi memiliki banyak orang berbakat di sekitarmu ya. Pantas saja kamu jenius dan berbakat juga," ujar Lucas mengulang perkataan sang menteri untuk meledek Daniel.

"iya lah jelas, orang gue yang disekitar lo terus. Pasti lo terinspirasi ye bro dari gue," ucap Lucas dengan percaya diri.

"Iya lah iya, karena lo semuanya. Thanks bro," balas Daniel yang ingin percakapannya cepat berakhir. Ia masih memiliki banyak urusan setelah ini.

"Hilih sombong lo. Eh itu si gongju-mama dateng," ucap Lucas saat melihat Bianca datang dari arah belakang Daniel.

Daniel dan Annie ikut menengok ke belakang. Cewek itu dengan anggunnya berjalan dan terlihat sangat bangsawan dengan pakaiannya sangat ini, pantas saja Lucas memanggilnya tuan putri tadi.

Bianca tersenyum manis pada ketiganya. "Selamat ya Dan udah dapet penghargaan penjualan terbanyak tahun ini," ucap Bianca menyelamatinya entah sudah keberapa kali orang berkata itu kepada Daniel.

"Thanks," jawab Daniel singkat.

"Oh jadi cewek di sebelah lo ini sekertaris lo. Anak baru ya? gak pernah liat sebelumnya. Makasih ya udah ngebantu tunangan gue," Bianca mengalungkan tangannya ke tangan Daniel lalu bersender di pundaknya.

Jadi.. dia udah punya tunangan? batin Annie lalu tersenyum kikuk membalas Bianca. Sepertinya perempuan ini belum tahu kalau sebenarnya mereka satu kampus, dan Annie bukan anak barunya Daniel.

"Calon tunangan lebih tepatnya." Daniel menoyor kepala Bianca agar menjauh darinya, membuat Bianca cemberut seketika.

"Oya, tadi gue belum say thanks ke lo. Good job ya, thanks udah bantuin gue dengan baik. Karena lo akhirnya menteri kominfo langsung mengerti dan setuju. Sebagai rasa terima kasih gue, lo gak usah ganti kaos gue yang lo rusakin tempo hari, udah seneng?" Daniel tidak menghiraukan Bianca dan berbicara ke Annie.

"Beneran? Omg yesh!" Annie meninju kepalan tangannya ke udara, membuat Daniel dan Lucas tertawa kecil. Sementara hanya Bianca yang menatapnya risih.

"Ann, jadi lo disini. Kita udah nyari lo kemana-mana, main enak aja ya lo kabur-kabur gitu," seru Vanessa dan kawan-kawan mendekati mereka.

"Ada apa nich kumpul-kumpul begini. Ngomongin gue ya?" Vanessa menimbrung lalu mencondongkan tubuhnya kedepan dan memperlihatkan rambut coklat bergelombangnya yang sehalus kain sutra.

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang