CHAPTER 25: Faded Sun

370 60 54
                                    

"Ini yang aku rasain kalau ada di deket kamu. Senang, tenang, aman, dan.. nyaman banget sampai aku lupa sama yang lain."

-Daniel Adler

Annie memegang kedua pipinya dengan punggung tangannya, terasa hangat. Cewek itu menghela napas pelan, pasti pipinya berubah semerah tomat tadi.

Annie menoleh kearah samping melihat banyak orang berlalu lalang di jalanan kota New York ini. Mereka semua mulai memakai pakaian yang lebih tebal, dan Annie baru ingat kalau sebentar lagi musim gugur akan tiba.

Tiba-tiba Annie tersadarkan sesuatu. "Loh kok kita kesini? Bukannya ke rumah belok yang tadi ya?"

Daniel berdeham sebagai jawaban.

Annie memutar bola mata sebagai gantinya. Selalu saja begitu, pikirnya.

Dua detik kemudian, mata cewek itu kembali menoleh ke arah Daniel.

Duh, napa sih gue

Hadep tuh ke jendela bukan dia!

Annie mengerutkan alisnya seraya membuang muka lagi dan memejamkan matanya sembari menghela napas berusaha mengumpulkan tenang.

Daniel tersenyum miring, biji matanya bergerak mencari sesuatu dan diambilnya satu botol air minum.

"Nih, minum."

Annie menoleh melihat uluran tangan Daniel, lagi-lagi cewek itu kembali menatap paras tampan Daniel.

Wajah Annie perlahan memerah.

Karena tak mendapat balasan apa pun, Daniel mengerutkan alisnya seraya menoleh melihat cewek itu. Satu detik kemudian, dia tertawa.

"Lucu banget sih kamu," Daniel mengusap rambut Annie gemas.

"Anjir, inikah efek samping di kiss cogan?" pikiran Annie mulai panik dan Annie berteriak dalam hati.

"Kenapa? Mau di cium lagi ya?" Daniel terbahak.

BUGKH

"Gak lucu," balas Annie melayangkan tatapan tajam.

"Ouch," Daniel memejamkan mata seraya mengusap lengan kanannya yang dipukul Annie cukup kencang barusan.

Daniel mengadu kesakitan. Annie melirik cowok itu dari atas sampai bawah, tidak mungkin kan badan semacho itu masa di pukul sekali doang sakit sih?

"Drama ya?" ucap Annie tidak mau termakan jebakan buaya.

"Iya," Daniel terkekeh.

Padahal cowok itu mengharapkan Annie akan panik lalu minta maaf kepadanya, kemudian Daniel akan membalasnya dengan meledeki cewek itu. "Cie peduli."

Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya kedua insan tersebut tiba di lokasi. Tempat itu adalah padang ilalang yang baru tak lama mereka kunjungi. Sebenarnya Daniel ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Annie disini, namun sebelumnya Daniel terhalang oleh kesibukannya.

Perempuan berambut panjang itu terkesiap saat menuruni mobil mewah Daniel. Annie menarik napas dalam-dalam namun tanpa terduga Annie malah bersin.

Daniel menahan gelak melihat tingkah cewek itu seraya geleng-geleng kepala.

"Udah mau musim gugur, pakai yang tebalan dikit gak bisa?" Daniel menyampirkan jasnya ke pundak Annie.

"Yang utama buat cewek kan fashion, dingin gak dingin urusan nanti. Lagian kan aku ada kamu," Annie nyengir.

Lantas Daniel menaruh kedua tangannya ke dalam saku dan berjalan melewati Annie.

"Heh, tungguin dong," protes Annie.

My Annoying GirlfriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt