CHAPTER 13: Intruder

689 278 125
                                    

You promised the world and I fell for it
I put you first and you adored it
Set fires to my forest
And you let it burn

– Lose You To Love Me  Selena Gomez

.


.

Daniel berdecih sarkas. "Dari sekian banyak orang kenapa lo pilih orang sebodoh dia buat jadi pemimpin lo?" Mereka masih saling menodongkan pistol, tidak ada yang berniat menyerah.

Dylan tersenyum sinis, pria itu tidak ikut menodongkan pistol. Karena ia tahu orang-orang dibelakangnya akan melindunginya. "Jangan sombong Dan. Sikap lo yang angkuh itu membuat orang di sekitar lo jijik tau gak? Merasa diri lo paling hebat, paling benar, dan semua orang seakan harus tunduk ke lo. Dasar kekanakan, manusia najis."

Lagipula Kai sudah memiliki Martis, satu orang gila yang cukup menghabisi puluhan orang sekaligus.

Daniel tersenyum miring, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Lo siapa berani menghakimi gue? Ngaca tai, sikap lo yang busuk itu buat gue muak. Daripada gue yang angkuh, selalu lebih baik daripada pengkhianat bukan? Yang lo tau cuman uang, uang dan uang! Lo serakah. Bahkan lo rela ngorbanin teman lo sendiri demi kepuasan duniawi lo itu."

Kedua tangan Dylan mengepal disamping, ia bungkam namun tentu saja egonya bergejolak. Takut dikira cupu dan kalah kalau ia hanya diam, pemikiran orang dangkal. "Diam lo bangsat!"

Lagi-lagi Daniel masih belum puas menyudutkan orang itu. "Kenapa? Jangan bilang lo lagi mikir kalau alasan lo itu karena keadaan yang membuat lo jadi bersikap seperti itu? Enough alasan–"

Belum saja Daniel menyelesaikan kalimatnya, Dylan sudah mengangkat tangan kirinya, memberi tanda kepada salah satu orang dibelakang. Pria dengan kaos kutang abu-abu tiba-tiba muncul dari belakang Daniel, dia menanggalkan sebuah pisau ke leher Daniel.

Annie meronta-ronta ingin bangun dan menarik cowok itu keluar, namun kedua tangannya ditahan Henry dan Lucas. Lucas mendelik pada Annie, menyiratkan untuk tak ikut campur. Tapi puppy eyes Annie hampir membuatnya luluh.

"Semua bakal baik-baik aja. Tenang, Daniel itu orang terlatih, dia profesional." Lucas memandang sepasang netra bening yang mulai mengeluarkan air. Kemudian tangannya terulur, mengelus surai sehalus sutra itu. Surai yang selalu ia rindu wanginya, surai yang selalu ia elus saat memeluk perempuan itu. Tapi sayangnya gadis di depannya ini tak tahu apapun tentang dirinya yang sebenarnya sahabatnya semasa SMP.

"Lo iri? Kedengkian dan rasa iri lo itu menguar dari aura lo tau gak? Lo iri kan karena bokap gue selalu utamain gue? Gue prioritas dia, bukan lo. Lo iri karena gue yang bakal jadi penerus Adler Group kan? Pemimpin tertinggi ditambah lagi gue punya perusahaan IT sendiri," skakmat, Daniel berhasil menyudutkan Dylan tepat ke sasaran. Cowok itu membeku, tubuhnya tidak bergeming sama sekali sangking kesalnya menahan emosi yang bergejolak di dirinya. Tangannya terkepal sangat kuat sampai kedua kepalan itu bergetar dan buku-buku jarinya memutih.

"Apa yang kalian lakukan?! Kenapa diam saja?! Cepat tangkap orang itu!" seru Andrew melihat Jayden, Henry, Lucas, dan Annie malah duduk menontoni mereka di sofa saja.

Lima orang suruhannya pun langsung menunduk dan menangkap keempat orang itu. Tentu saja ketiga cowok itu memberontak, tapi mereka mencoba untuk tenang karena Daniel selalu punya strategi di setiap masalah.

Berbeda dengan Annie yang terlihat berderai air mata khawatir, Daniel terlihat sangat tenang, seolah-olah sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini. Tapi memang benar, sejak kecil Daniel sudah mengalami banyak hal yang mungkin terlalu berat untuknya seorang, tapi ia berhasil melalui semuanya itu sendirian. Mungkin salah satu alasan yang membuatnya sangat tertutup dan terlalu percaya diri.

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang