02 | A Strange Miracle

113 32 13
                                    

Aku tak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi entah bagaimana pagi ini aku menemukan hewan-hewan ini berada di dalam rumah kecilku. Kambing, kura-kura, kelinci, ayam, burung gagak, mereka semua muncul di dalam rumahku dalam 1 malam. Bagaimana bisa?

"Tadi kalian bilang apa?"

"Mereka menyebut kami Moonlight Stealth. Kami datang karena kau memanggil kami untuk mengabulkan permohonanmu," ujar si kura-kura.

"Apa? Kapan aku pernah memanggil kalian?"

"Kemarin malam. Kau tidak ingat?"

Aku bergumam, mencoba mengingat kejadian semalam. "Tidak kok. Sepulang sekolah aku hanya beres-beres rumah, makan, membaca buku, mengerjakan tugas, dan terlelap tidur tuh."

"Doamu, kau berdoa sebelum tidur. Di saat itu kau memanggil kami." ujar si kambing.

"Doa? A-aku tidak berdoa seperti itu! Aku hanya berdoa ...."

"Agar seseorang membantu kau supaya bisa berpacaran dengan Zean." sahut si gagak.

Aku diam. Terlalu malu untuk mengakui bahwa kemarin malam aku berdoa seperti itu. "E-ehem! Tapi aku kan tidak memanggil kalian, lagipula kalian kan hewan bukan orang, bagaimana bisa membantuku?"

"Tuhan yang menyuruh kami semua untuk membantumu di Bumi. Jadi kami tidak bisa pulang jika permohonanmu tidak terkabul."

"APA? TUHAN? JADI KALIAN AKAN TINGGAL DI SINI?!"

"Iya, hanya sampai kau berpacaran dengan si Zean itu."

Aku tidak tahu bentuk mukaku sekarang sudah seperti apa dan semerah apa, tapi aku benar-benar MALU. Apakah ini hukuman dari Tuhan karena aku meminta hal yang tidak masuk akal?

"Jangan khawatir, kami pasti bisa membantumu kok, kokoroyok~!" Seru ayam disertai kokokannya.

Justru kalian yang membuatku khawatir tahu! Ah ... bagaimana bisa aku percaya pada kalian?

Untung saja Ibu kerja jadi TKW di Singapura, dan tidak akan kembali untuk waktu dekat ini. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung lagi.

"Ah baiklah itu salahku karena meminta hal yang aneh-aneh. Jadi kalian tak perlu membantuku. Aku mencabut permohonanku sekarang, jadi kalian tidak perlu susah payah mengabulkannya dan bisa langsung kembal."

Mereka semua saling bertatapan. Seperti memberi sinyal. Aku duduk diam memperhatikan mereka satu-satu. Benar-benar hal yang tidak masuk akal. Aku cerita ke temanku pun dia hanya akan menganggapku gila karena terlalu banyak belajar.

"Sayangnya tidak bisa begitu." ujar si ayam.

"Apa maksudmu?"

"Permohonan yang sudah diucap tidak bisa langsung dibatalkan begitu saja, apalagi jika sudah melibatkan kami."

Aku menghela napas, memijat pangkal hidungku. "Terus aku harus bagaimana? Kalian ingin aku melakukan apa agar kalian bisa pergi?"

"Kau harus bicara dan mengajak Zean pacaran!"

"Gimana caranya? Itu ... itu mustahil. Makanya aku akan membatalkan permohonannya jadi-"

"Kenapa kau pesimis sekali! Kau bahkan belum mencobanya tapi langsung bilang tidak bisa!" seru kelinci sambil melompat-lompat.

"Aku mencobanya! Berkali-kali aku mencobanya tapi gagal! Dia memang tidak akan bisa digapai oleh orang sepertiku. Jadi kalian cepatlah pergi, aku tidak membutuhkan bantuan kalian!"

Aku berjalan meraih tas ransel dan sepatuku. "Ya sudah aku akan berangkat sekolah dulu, kalian duduk diam di rumah, jangan keluar—"

SRUUKK ...

Moonlight StealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang