05 | The Truth Untold (2)

46 16 15
                                    

Tak lama terdengar suara gemerincing. Tubuh mereka bersinar dan berubah wujud menjadi manusia di bawah sinar rembulan.

Aku ternganga melihatnya. "Kalian … manusia? Kalian bisa berubah? Sebenarnya kalian apa …?"

Aku mendekat, masih tidak percaya dengan hal yang ada di hadapanku. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kalian siapa?"

"Seperti yang kubilang waktu itu, kami Moonlight Stealth, mahluk rembulan. Tak sembarang saja mereka meyebut kami seperti itu, karena hanya di bawah sinar rembulan sosok asli kami terlihat." Kambing yang sekarang menjelma menjadi gadis cantik, tersenyum tipis penuh arti.

"Sosok asli?" Aku mengulangi perkataannya. "Maksudnya? Maaf aku tidak paham. Jadi selama ini sosok kalian tidak asli, begitu? Kambing, ayam, kelinci, gagak, kura-kura … semuanya tidak asli?"

"Kami ini mahluk terkutuk Fhea. Kami dikutuk atas perbuatan kami di masa lampau. Ada yang dikutuk menjadi hewan gagak, ayam, kelinci, kambing, dan aku sendiri dikutuk menjadi Kura-kura."

Aku menggeleng. Ini tidak masuk akal. Sudah cukup dengan tragedi aneh yang menimpaku. Sekarang apa lagi?

Jadi semuanya palsu? Tidak asli?

Lalu mana yang asli?

Mana yang benar dan mana yang salah?

"Aku tidak paham maksud kalian."

Sinar rembulan bergeser, berganti dengan gelapnya malam begitupula dengan wujud mereka yang tiba-tiba berubah menjadi hewan lagi. "Kau lihat, kami hanya bisa berubah ke wujud asli kami jika terkena sinar rembulan."

Aku terduduk. Rasanya semua menjadi lebih tidak masuk akal. "Kau pikir aku akan percaya? Kau pikir ini dongeng fantasi gitu?!" Aku berteriak kesal. Kenapa tidak ada satupun yang benar di hidupku?

"Aku tahu kau pusing dan bingung atas semua hal ini Fhea, kami juga." Kambing menghela napas dan kembali menatap Fhea, kali ini tersirat kesedihan pada manik cokelatnya. "Kau tidak tahu berapa lama kami menunggu momen ini, kaulah satu-satunya yang bisa melepaskan kami dari kutukan ini Fhea."

Aku menggigit bibirku, berharap semua ini hanya mimpi aneh yang tidak masuk akal. Dan membiarkan semua harapannya pupus begitu saja? Tenggelam oleh waktu.

Apakah kali ini pilihannya juga benar?

Atau lagi-lagi ia melewatkan kesempatan emas?

Aku tidak ingin merasa kecewa lagi atas pilihanku.

Fhea menghela napas panjang dan mengusap wajahnya. "Ceritakan semuanya padaku. SEMUA tanpa ada satupun yang terlewat!"

Tiba-tiba terdengar suara gemerincing lagi bersamaan sosok mereka yang berubah wujud menjadi manusia. Tubuh mereka bercahaya di bawah guyuran sinar rembulan.

"Emm …" Bocah laki-laki dengan topi merah itu menunduk lalu menatapku dengan tatapa memelasnya. "Bolehkah kami bercerita di sini saja? Aku kangen wujud manusiaku."

Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi tapi aku mengangguk, membiarkannya melakukan seperti yang ia mau. Bocah laki-laki itu tersenyum lebar. "Terimakasih!"

Aku datang menghampiri mereka, duduk di depan gadis yang kira-kira lebih tua dariku, bocah laki-laki bertopi merah, pemuda berambut hitam dengan jas hitam, dan 2 gadis perempuan yang lebih kecil dariku ; satunya dengan rambut bob hitam dan yang satu dikuncir 2 panjang.

"Ekhem! Pertama perkenalkan diri kalian dulu. Aku tidak tahu kalian siapa."

"Aku kambing." ujar gadis yang penampilannya lebih dewasa dariku. Rambutnya cokelat dikepang jadi 1, ditaruh di depan dada. Di bagian atas kepala terdapat 2 tanduk. Ia memakai kemeja putih dengan rok hitam dan jaket merah muda yang membalut tubuhnya. Sangat cantik. Bagaimana bisa gadis cantik seperti ini dikutuk?

Moonlight StealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang