08 | Love Project (3)

37 15 4
                                    

Aku meraih ponsel dan segera mengetikkan pesan kepada Dhiya. "Baiklah seperti kata kalian, jika aku tidak berbuat apa-apa aku tidak akan maju. Aku akan mengatakan kepada Dhiya bahwa aku akan ikut mendaftar."

Mereka semua bersorak gembira. Rara dengan wujud manusia berdiri sembari berteriak, mengacungkan jarinya ke atas, "Kalau begitu misi pertama Love Project adalah menjadi manajer klub basket!"

Aku dan yang lain tertawa. Saat melihat mereka, aku selalu merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan kuharap dugaanku benar.

Nyatanya tidak semudah yang kukira untuk memahami segala hal tentang basket. Peraturannya, pelanggarannya, cara melempar bola basket yang benar, perhitungan poin, dan hal lainnya yang tidak kumengerti.

"Sepertinya kepalaku akan meledak." ucapku sambil meletakkan tangan di atas kepala. "Lihat! Kepalaku terasa panas! Sepertinya memang akan meledak!"

"Berhentilah mengeluh dan fokus menghafal." ujar Grey.

Aku meniup beberapa helai rambut yang menutupi pandanganku dan kembali fokus menghafal. "Sejak kapan permainan basket seribet ini sih?"

Aku menelungkupkan kepalaku ke atas meja. Rasa kantuk mulai merayapku. "Aku penasaran bagaimana cara mereka menilai, pasti ada banyak murid perempuan cantik yang daftar. Sepertinya aku tidak akan lolos hahahaa ...."

"Kenapa kau pesimis sekali sih?" Kelinci berjalan ke meja belajarku. Telinganya bergerak ke sana-sini. "Kau kan yang bilang penilaiannya itu berdasarkan pengetahuan dasar basket yang paling bagus. Kau hanya perlu fokus belajar untuk besok saja!"

Aku tertawa melihat muka Cici yang ditekuk seperti itu. "Baiklah-baiklah aku akan fokus belajar saja."

Malam itu aku benar-benar menghabiskan waktu hanya untuk belajar semua hal tentang basket. Besok para pendaftar akan dites nilai pengetahuan dasarnya, dan 1 yang terbaik bisa langsung diterima.

Sekarang aku sedang berada di klub basket yang disulap menjadi ruang ujian untuk para pendaftar. Semuanya mengerjakan dengan serius, begitupun denganku. Kami hanya diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan 25 soal pilihan ganda tentang basket dan 5 essay mengenai pilihan kita menjadi manajer basket.

1. Apa alasanmu daftar klub basket?

Wajahku sontak memerah, tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kan? Bisa mati karena malu aku kalau menulisnya dengan jujur.

Berbohong sedikit, gak apa-apa kan? Aku meraih pulpen dan mulai menulis.

Ingin mencoba hal baru dan mencari pengalaman baru sebagai manajer basket.

Aku terkekeh melihat alasan yang kutulis sangat jauh dari alasan daftar yang sebenarnya. Tapi tidak apa-apa kan? Toh yang lain juga pasti seperti itu.

2. Apa yang akan kau lakukan untuk membuat klub basket SMA XXI semakin maju?

Aku meghela napas dan menelungkupkan kepalaku. Aku bahkan tidak memikirkan hal itu sebelum mendaftar. Apa yang sebaiknya aku tulis? Berlatih lebih giat lagi? Mengatur jadwal agar lebih efisien? Ah sepertinya itu bisa.

Mengatur jadwal latihan klub basket agar lebih efisien dan membuat anggota klub basket bisa lebih terbuka satu sama lain layaknya keluarga sehingga semua masalah dapat teratasi dengan baik.

Aku langsung membayangkan mereka, hewan-hewan aneh yang begitu bersemangat dalam mengabulkan harapanku. Kami baru saja bertemu tapi rasanya sudah sangat dekat layaknya keluarga, mungkin karena aku sangat terbuka dengan mereka. Aku melihat soal berikutnya.

3. Apa kau bisa menjamin bahwa kehadiranmu sebagai Manajer Basket dapat membawa dampak baik bagi semua anggota? Apa jaminanmu?

Aku kembali merenung. Apa ya jaminanku? Aku tidak bisa menjamin hal tersebut sih karena memang aku tidak serius untuk ikut hal basket, tapi aku bisa membuat jawaban jujurku terlihat bijak! Xixixi

Aku tidak mempunyai jaminan apakah kehadiranku akan membawa dampak baik atau buruk karena masa depan memang tidak bisa diprediksi. Namun aku dapat menjamin bahwa aku akan mengerahkan usaha terbaikku untuk klub basket.

Wah pandai juga kau Fhea! Aku kembali memuji diriku. Sepertinya aku cukup pintar dalam hal mengarang. Namun aku tidak yakin apa aku bisa melaksanakannya. Aku segera menjawab 2 soal yang tersisa dengan 100% mengarang tanpa tahu akibat perbuatanku nanti ....

***

Setelah memastikan semua soal sudah terjawab, aku mengumpulkan ke depan meja dan segera keluar ruangan. Dhiya terlihat menatapku tak percaya sembari memberi isyarat, "Tunggu aku!"

Tak lama, Dhiya segera keluar dari ruangan klub basket. Ia segera menggamit tanganku dan berjalan beriringan di lorong sekolah. "Wah soalnya lebih sulit dari yang kubayangkan! Aku tak percaya kau cepat sekali mengerjakannya! Ternyata diam-diam Fhea lebih bersemangat daripada akuuu ...." Dhiya menaik-turunkan alisnya.

Aku menyikutnya. Dhiya tertawa lepas, membuat beberapa orang yang berjalan di sekitarnya menoleh kebingungan. "Tapi kau menjawab jaminan apa untuk nomor 3?"

"Tidak ada."

Dhiya membelalakkan matanya. "Tidak ada? Wah aku tak habis pikir. Apa kau benar-benar serius mendaftar jadi manajer basket? Jangan-jangan kau ngasal semua jawaban makanya cepat sekali ya!?"

"Jangan menuduh sembarangan! Aku serius tauu!"

"Ahahaha baiklah-baiklah. Aku tidak sabar siapa yang nanti akan terpilih. Katanya akan diumumkan lewat poster yang akan ditempel di klub basket besok. Apa kau yakin akan terpilih?"

Aku menggeleng. Walau sudah belajar semua hal dasar tentang basket, tapi aku masih terbilang sangat awam dibanding orang yang dari awal menyukai bidang itu. "Haahh ... aku juga tidak yakin akan terpilih. Tapi coba bayangkan jika itu benar-benar terjadi? Wah membayangkannya saja sudah tidak sanggup!"

Aku tersenyum. Mencoba membayangkan sedikit seperti apa aku nanti jika benar-benar terpilih. Namun siapa sangka bayanganku menjadi nyata.

Aku membeku layaknya patung begitu melihat namaku tertera di poster, Fhea Azahra. Itu namaku. Tapi bagaimana bisa?

Apa ini mimpi?

Atau salah satu trik dari Moonlight Stealth?

Dhiya menggoncang tubuhku. "Fhea kamu terpilih! Lihat itu namamu! Wahh ... aku benar-benar tak menyangka ... kau hebat sekali!"

Aku menoleh ke arahnya, "Ini sungguhan?" Dhiya berteriak histeris dan langsung memelukku. Aku kembali membaca ulang isi poster pelan-pelan.

"Selamat kepada Ananda Fhea Azahra yang terpilih menjadi Manajer Klub Basket! Harap nanti saat bel pulang sekolah datang ke ruangan klub basket terlebih dahulu."

Itu sungguh namaku. Tak bisa kupercaya. Mulai sekarang aku menjadi manajer klub basket!

***

Hai gaiss sori ya updatenya hari ini agak ngaret soalnya lagi sibuk nihh. Btw sudah bisa tertebak ya wkwk. Ya karena kalau ga kepilih, ga akan seru 🤣

Tunggu chapter selanjutnya yaa! Fhea akan bertemu dengan Zean dan menyapanya secara resmi menjadi manajer basket kyaa! (≧▽≦)

Peristiwa konyol apa yang akan terjadi nanti? Xixixixi ditunggu yaa hari Senin nanti.

Karena hari Minggu aku akan libur nulis sebentar sambil mempersiapkan Chapter selanjutnya. Sebagai gantinya besok aku akan tetap update dengan ******* mereka masing-masing xixixi.

[Pssstt ... hanya biasa dilihat oleh orang yang beruntung saja! XD]

Kalau begitu Fhea izin undur diri~
Terimakasih karena sudah baca Chapter ini dan terus dukung Fhea uwu

See you in next chapt!

- 🌙✨







Moonlight StealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang