14 | A Great Day

34 16 12
                                    

Setelah pertandingan spektakuler itu, klub basket kami menerima medali emas untuk tiap orang. Kini aku sedang sibuk memotret mereka dengan ponsel.

Setelah mereka puas difoto, kami berjalan ke luar sekolah dengan senyum mengembang. Aku turut bahagia dan bangga melihat kemenangan dan seberapa besar usaha mereka untuk mencapainya secara langsung.

"Oh iya, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu untuk merayakannya?" Aldi memberi usul saat kami sudah berada di depan gerbang sekolah.

"Wah ide bagus tuh!" Yang lain tampak setuju dan menatap Kak Joan, menunggu titahnya. Ia tertawa, "Baiklah kita jalan-jalan dulu." Mereka bersorak gembira dan saling bertos ria.

"Bagaimana kalau kita nonton bioskop dulu dan makan siang sebelum pulang? Ada bioskop bagus dan murah di dekat sini, di sampingnya juga ada restoran." usul Aldi.

"Boleh tuh, tapi kita nonton film apa?"

"Ada banyak film bagus kok, bagaimana kalau Ocean Man? Katanya animasi lautnya bagus banget!" Aldi memperlihatkan cover filmnya yang menunjukkan cowok kekar memegang trisula di bawah laut biru.

"Boleh tuh, aku juga pengen banget nonton film itu." imbuh Zean. Yang lain mengangguk, setuju untuk menontonnya. 

Zean menoleh ke arahku, "Fhea gimana? Mau ikut nonton?" 

"Iya, aku ikut nonton saja, sepertinya filmnya bagus."

"Baiklah berarti semuanya ikut ya, total ada 11 orang. Karena tidak ada bus yang lewat ke arah sana jam segini kita pesen mobil dari aplikasi online aja. Nanti dibagi 2 ya, ada yang berlima dan berenam sama Fhea." ujar Kak Joan.

Setelah mobil yang dipesan sudah datang, kami segera menaikinya. Aku naik mobil yang sama dengan Zean, Aldi, Rei dan 2 anak kelas 11 lainnya. Syukurlah aku duduk di bagian depan mobil yang berada di samping supir. Jika tidak, entah bakal secanggung apa nanti.

Tak lama, bangunan bioskop mulai terlihat, tampak ramai. Kami segera turun dan masuk ke gedung bioskop begitu membayar ongkos. Mobil Kak Joan dan yang lain sepertinya sudah sampai dari tadi, mereka menunggu di depan bioskop.

Yang jam 11.20 sudah habis, sehingga kami memesan di jam 11.45 yang masih tersedia kursi kosong. Kami semua sepakat duduk bersama di deretan kursi F yaitu 4 baris terakhir, kata Aldi tempat itu sangat pas dan enak sekali untuk menonton.

Sekarang jam menunjukkan pukul 11.05, masih ada 40 menit sebelum jam bioskop mulai. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu saja di restoran yang berada di samping bioskop.

Rupanya restoran ini menyediakan berbagai macam makanan, mulai dari nasi goreng, ayam hingga spaghetti. Aku memesan paket nasi ayam goreng krispi dengan kentang berbumbu barbeque serta lemon tea untuk minumannya. //udah ngiler belom ( ͡° ͜ʖ ͡° )

Nih aku kasih fotonya xixixi

Kami memesan kursi untuk 12 orang di ujung ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami memesan kursi untuk 12 orang di ujung ruangan. Aku duduk di ujung meja, di samping Aldi dan di depan Kak Joan. Aku sangat bersyukur tidak duduk di dekat Zean. Karena aku tidak bisa tenang jika berada di dekatnya, seperti seseorang mengawasiku dan aku harus selalu bersikap baik dan rapih. Aku tau ini aneh dan lebay tapi wajar jika kita ingin tampil sesempurna mungkin di depan orang yang kita sukai.

Setelah menunggu beberapa menit pesananku datang. Aku memotretnya dari atas untuk mengenang momen ini, mungkin aku akan kirim dan kasih liat ke teman-temanku dan Moonlight Stealth. 

"Aku baru tahu Fhea orang yang suka memotret makanan." ucap Aldi sambil tertawa. 

Aku ikut tertawa. Iya juga ya, sejak kapan aku suka memotret makanan?

Mungkin karena penataan makanan di sini bagus?
Atau karena aku jarang makan ke restoran? 

Setelah mendapatkan foto yang bagus, aku segera menyantapnya. Ternyata lebih enak dari yang terlihat, pantas saja harganya lumayan mahal. Namun menghabiskan uang sesekali begini sepertinya tidak apa-apa jika dapat merasakan makanan seenak ini.

Dalam beberapa menit saja semua sudah habis kumakan. Aku beralih menyedot lemon tea sampai habis. Yang lain juga sudah hampir selesai. Setelah membayarnya di kasir, kami kembali ke bioskop. Sekarang sudah pukul 11.40, 5 menit lagi film akan diputar.

Kami masuk ke pintu teater dan duduk di kursi sesuai nomor urut yang didapat. Aku memilih untuk tidak duduk di tengah-tengah mereka jadi agak ke pinggir.

Tiba-tiba semua lampu mati bersamaan dengan suara yang bergema. Aku tersentak kaget. Ini pertama kalinya aku menonton bioskop. Sepertinya film akan dimulai. Aku melirik ke arah mereka yang fokus menatap layar besar di depan, sepertinya mereka sudah sering nonton bioskop sehingga tak merasa kaget akan hal tadi 

Ternyata animasi filmnya memang bagus seperti yang dikatakan Aldi. Aku tak henti-hentinya kagum saat melihat animasi laut yang tampak detail seolah semua yang ada di film itu nyata. Di bagian akhir film aku nyaris menangis, secepat mungkin aku menghapusnya sebelum ada yang melihat. 

Lampu kembali menyala setelah film selesai diputar. Aku mengeluh, menyayangkan filmnya selesai sangat cepat. Kami keluar dari bioskop, sibuk berceloteh mengenai adegan film yang masih membekas di pikiran kami.

"Eh mumpung masih di sini kita foto dulu yuk buat kenang-kenangan!" usul Aldi. Kami pun setuju dan meminta petugas untuk mengambil beberapa foto.

"Eh kita foto berempat yuk sama Fhea!' Aldi berseru ke arahku, Zean, dan Rei.

"A-aku juga ikut?" tunjukku pada diri sendiri.

"Tentu saja, memangnya siapa lagi? Kita kan sudah sering pulang bareng," timpal Aldi. "Ayu buruan mendekat, aku akan mengambil foto!"

Ragu-ragu aku berjalan dan berdiri di dekat mereka. Aku melirik wajah mereka satu-satu, kalau-kalau menemukan ekspresi yang tergganggu, aku bisa langsung pergi. Namun tampaknya mereka biasa saja terhadap keberadaanku.

"Aku foto ya! Satu, dua, tiga!" Dan suara jepretan berbunyi bersamaan dengan kilatan cahaya. Namun tak sampai di situ, Aldi mengambil foto selfie beberapa kali.

"Oh iya Fhea, tolong fotokan kami bertiga ya!" Aldi memberikan kameranya kepadaku. Aku segera memotret mereka bertiga yang berbaris berdampingan. Saat itu aku baru sadar akan urutan tinggi mereka, Rei yang paling tinggi, Aldi yang paling pendek dan Zean berada di antaranya.

Setelah selesai melakukan ritual foto-foto, kami segera keluar dari bioskop. Aku berpamitan dengan yang lain sebelum memesan ojek online. Saling mengucapkan selamat dan terimakasih. 

Begitu ojek yang kupesan sudah datang, aku pamit yang kedua kalinya dan segera pergi. Membiarkan ojek membelah padatnya jalan raya di bawah langit jingga. Membiarkan angin sejuk meniup rambutku  yang dikuncir kuda bersama penat, bahagia, dan bangga yang menyeruak sore itu. 

Tanpa menyadari bahwa Grey sedang terbang di belakang motor, ikut menikmati momen dan segala peristiwa yang terjadi hari ini. Lagi-lagi keberadaan Grey ia lupakan (lol XD)

🌙🌙🌙

Maap ya gais lagi-lagi aku Update malam, huwaa 😭😭

Semoga aja Chapter ini dapat menghibur malam kalian :')

Good night ✨

Jangan begadang yaaa wkwkwk
Hayolooo🌚

See you in next chapt!

- 🌙✨

Moonlight StealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang