34

3.4K 173 6
                                    


Dan kali ini Olivia akan menerima nasib yang sama seperti mereka.

***

Disisi lain, Carla telah meminum tiga gelas cocktail yang dibuat oleh pria itu. Ia hendak meneguk gelas ke empat, namun ia segera mengurungkan niatnya ketika melihat Antonio keluar dari sebuah ruangan dan menatapnya heran. Masih melihat kearah Carla, ia sempat bersalaman dengan beberapa orang yang juga keluar dari ruangan itu.

"Oh tidak, aku harus pergi" Carla meletakkan kembali gelasnya.

"Kenapa? Kau tertangkap basah?" Pria itu menoleh, melihat siapa yang Carla lihat diantara kerumunan ini. Ia tidak tau pasti apa yang di lihat Carla sampai ia sepanik ini.

"Iyaa! Sepertinya! Terima kasih minumannya" segera Carla pergi menuju mejanya. Ia duduk manis di sana, dan bersandar karena mulai merasakan kepalanya sangatlah berat.

"Apa yang kau lakukan dengannya?!" Tanya Antonio dengan panik.

"Siapa? Dia? Apakah dia simpananmu?" Pria itu masih sempat bercanda dengan Antonio.

"Marco, kau tidak tau siapa yang baru saja bersamamu tadi"

Marco mengendikkan bahunya tanda ia tidak tau sama sekali.

"Kau baru saja membuat kekasih Lucas mabuk" ujar Antonio menunjuk-nunjukkan jarinya kearah Marco.

Bukannya takut, ekspresi Marco tampak sangat terkesan.

"Wow, cukup terkejut mendengar Lucas tidaklah gay"

Antonio menghela, "dengar baik-baik Marco, aku ingin kau menaruh ini ke apapun minuman yang Olivia pesan nantinya. Mengerti?" Ia memberikan satu plastik kecil bubuk putih yang baru saja ia dapatkan dari tamu nya tadi.

"Apa ini? Obat perangsang?" Tebak Marco kemudian ia tertawa mengejek. Tidak membalas perkataan Marco, Antonio hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan bartendernya ini.

"Bagaimana? Sudah kau urus?" Tanya Lucas yang datang menghampiri Antonio. Mereka berdua berjalan menjauhi area bar.

"Ya, sudah beres. Mereka bilang efeknya sekitar satu setengah jam dan itu akan menyerang ke jantungnya" jelas Antonio.

"Bagus, sekarang dimana dia?"

"Menari disana. Aku akan memanggilnya" Antonio pergi menghampiri Olivia yang menari dengan intens di tengah panggung. Sedangkan Lucas berjalan kearah mejanya.

Sesampainya disana, Lucas duduk disamping Carla dan menepuk pahanya. Menyuruh Carla untuk duduk diatasnya.

"Lama menungguku?" Bisik Lucas sembari mencium lembut bagian belakang telinga Carla dan menjilatnya pelan untuk menggodanya.

Carla yang menahan desahannya pun hanya bisa mengangguk kecil. Dibalik itu, ia juga tidak ingin Lucas mencium bau alkohol dari nafasnya. Namun itu sia-sia, Lucas mencium sesuatu. Ia menarik pelan dagu Carla kemudian melumatnya, memaksa Carla untuk membuka mulutnya agar ia dapat merasakan apa yang dikonsumsi gadisnya. Carla yang terbuai dengan apa yang dilakukan Lucas padanya pun hanya bisa pasrah dan mendorong kepala Lucas agar ia dapat merasakan lumatan Lucas lebih dalam lagi. Bisa dibilang kepalanya sangat pusing sekarang, pikirannya kacau, kali ini ia tidak dapat menolak kenikmatan yang Lucas berikan kepadanya. Tangan kekar Lucas melingkari leher Carla disela-sela ciumannya itu. Ia menghentikannya dan menatap Carla dengan sangat dalam. Dengan wajah yang sangat merah, Carla menatap Lucas dengan tatapan tak bersalahnya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Seberapa banyak kau meminumnya, hm?"

Mendengar suara rendah Lucas membuat Carla jantung Carla berdebar kencang, dan bukan hanya itu, bagian bawah dan terdalam Carla juga berdebar. Tak menjawab pertanyaan Lucas, Carla memaki Marco dalam diam. Pria itu benar benar memberikan sesuatu yang membuatnya kehilangan akal sehatnya.

Mission To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang