32

4K 222 2
                                    


Langit tampak mendung malam ini. Kelihatannya hujan yang sangat lebat akan turun disaat itu juga. Hembusan angin yang begitu kuat memasuki sela sela jendela besar di kediaman Lucas, sampai-sampai Carla yang berada di dalam kamarnya pun dapat merasakan dingin yang menusuk pada tubuhnya.

Saat ini Carla hanya memakai pijama model kimono yang menutup tak seluruh bagian dari pahanya dan tentu itu membuat Carla sangat dapat merasakan dinginnya angin yang berhembus malam ini.

Ia menutup semua jendela yang ada di kamarnya, kemudian berjalan keluar. Niatnya ia ingin pergi ke ruang kerja Lucas untuk menghangatkan diri disana, mengingat tungku perapian di ruang itu adalah yang ke dua paling besar setelah tungku perapian di ruang utama.

Mengetuk terlebih dahulu, Carla pun langsung masuk kedalam tanpa menunggu balasan dari Lucas. Pria itu daritadi berdiam di meja kerjanya, tampak ada hal yang sedang ia urusi.

Lucas yang saat ini memakai shirt berwarna putih dengan celana jogger abu, memperhatikam gadisnya yang menggigil duduk di depan tungku api ruangannya. Membelakanginya.

"Kenapa tidak di ruang utama saja? Disana kau akan merasa lebih hangat" Lucas membuka suara.

"Kau mencoba mengusirku?" Ketus Carla dengan nada suara yang terdengar bergetar.

Terdengar Lucas meletakkan bolpoin yang sedaritadi ia genggam diatas meja.

"Tentu tidak. Tapi jika kehadiranmu disini bermaksud agar aku memberikan kehangat lebih untukmu, ya.. aku dengan senang hati akan membantumu"

Mendengar hal itu membuat Carla membelalakkan matanya. Ekspresi gadis itu tak terbaca. Memang sudah tak heran untuknya mendengar Lucas menggodanya seperti ini namun tetap saja itu selalu berhasil membuatnya salah tingkah.

Dibalik itu, Lucas menyeringai. Ia sangat tau apa yang di inginkan gadisnya walau sebenarnya tanpa Carla sadari dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia selalu menginginkan hal itu. Perempuan ini hanya lebih memperlihatkan sisi polosnya daripada sisi nakalnya sekalipun didepan Lucas sendiri dan tentu itu membuat Lucas semakin bersemangat untuk menggodanya.

Seketika Carla membalikkan badannya menatap Lucas dengan lekat. "Aku tidak berpikiran kesana!" Bantahnya setelah itu ia membuang pandangannya.

Lucas terkekeh pelan, suara berat khasnya seketika membuat bulu kuduk Carla berdiri. Bukan dikarenakan hal aneh, namun banyangan Carla teralih ke lain hal. Ia terpaku.

"Tak perlu menyembunyikannya, aku tau betul kau memikirkan hal itu. Kemarilah" pria itu menepuk kedua pahanya, mengisyaratkan agar Carla duduk dipangkuannya.

"Tidak mau!"

Dan ini lah sikap kekanak-kanakan Carla keluar membuat Lucas semakin gemas melihatnya. Dapat diakui bahwa Carla sangat menguji kesabaran Lucas beberapa hari belakangan ini.

"Peringatan terakhir. Aku ingin kau kesini. Sekarang" Lucas tidak mencoba untuk menaikkan suaranya dikarenakan ia tidak mau membuat Carla takut karenanya, namun penegasan disetiap kata yang Lucas ucapkan terdengar sangat mengerikan dan tak dapat dibantah.

Carla mencoba membuang tatapannya kearah lain, berusaha menyembunyikan ekspresi takutnya. Jantungnya berdebar kencang, ditambah lagi angin kencang dari hujan deras yang masuk di sela-sela jendela menambah kegugupan gadis itu.

Memberanikan dirinya, Carla menatap Lucas terang-terangan dengan menaikkan sebelah alisnya dan menggeleng kepalanya pelan menandakan ia tak akan tunduk pada Lucas.

Melihat perilaku gadisnya yang mulai nakal dan berani membantahnya, Lucas hanya menganggukkan kepalanya. Ia tak akan memperlakukan gadisnya kasar seperti apa yang ia lakukan sebelumnya. Tentu ia tak sanggup akan kehilangan Carla untuk kesekian kalinya jika ia tidak bisa mengatur emosinya.

Mission To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang