21

5.8K 258 0
                                    


Paris, France

Riuh suara tepuk tangan penonton memenuhi ruangan megah itu. Satu persatu model yang berpose dengan percaya diri di atas panggung dengan teratur berjalan balik kearah back stage.

Senyum Carla merekah. Ia bernafas lega karena telah tampil semaksimal mungkin. Sebuah suara membuatnya menoleh cepat. Ia mendapati Hana yang dengan senyum lebarnya berlari kerahnya.

Memeluknya erat, Hana menatap Carla kagum. "Kau luar biasa! Kau tau? Ketika aku duduk disana, mereka terus saja mengagumimu!"

"Benarkah?" Carla memasang wajah curiganya dan itu membuat Hana memukul pundaknya cukup keras.

"Tentu saja!!! Aku tidak melebih-lebihkan!"

Carla tertawa kecil melihat ekspresi kesal Hana.

"Hana, sepertinya aku—"

"Bentar! Aku harus pergi kesana sebentar" Hana memotong perkataan Carla kemudian berlari menuju kesebuah ruangan.

Carla menghela nafas gusar. Ia menatap sekelilingnya. Semuanya tampak sibuk dengan kegiatan mereka. Tak ada satupun yang ia kenal disini, semuanya tampak asing. Rata-rata dari mereka adalah temannya Olivia.

Nafas Carla tersendat ketika mendapati sebuah sosok yang selama seminggu ini berusaha ia lupakan. Pria berbadan tegap yang sedang membelakanginya.

Menggeleng pelan, Carla menajamkan penglihatannya. Ketika pria itu berbalik, Carla bernafas lega.

Itu bukan dirinya. Batin Carla.

Ini sudah satu minggu ia dan Lucas tak berkomunikasi. Ia mematikan ponselnya agar Lucas tak bisa menghubunginya. Ia juga menginap di apartemen Hana agar Lucas tak bisa mencarinya. Dan sekarang ia merindukan pria itu. Sangat sangat merindukannya. Ia dapat merasakan sesuatu mengganjal dihatinya.

"Carla! Lihat!" Carla tersontak kaget melihat Hana yang entah dari kapan sudah berdiri disampingnya. Hana menyodorkan ponselnya kepada Carla.

Ia melihat unggahan foto dari salah satu akun sosial media Olivia. Gadis itu sedang memeluk seorang pria yang posisinya sedang membelakngi kamera. Seketika Carla mematung, ia membelalakkan matanya tak percaya.

Apakah ini hanya kebetulan atau apa? Namun dari belakang pria itu sangat mirip dengan Lucas.

"Sepertinya ia memiliki kekasih simpanan disana" celoteh Hana.

Carla tak dapat berkata apapun. Dalam dirinya ia terus membantah kalau pria itu bukanlah Lucas. Tapi ia sangat yakin postur tubuh dan potongan rambutnya mirip persis dengan Lucas.

Apakah yang aku lihat ini benar-benar nyata?

***

Ke esokan paginya, Hana dan Carla duduk di sebuah kafe didalam bandara. Mereka memutuskan untuk duduk disana sembari menunggu jadwal penerbangan mereka.

Hana melahap donatnya, sesekali ia melirik Carla yang dari semalam tiba-tiba diam termenung. Aneh pikirnya.

"Apa yang kau pikirkan? Bukankah seharusnya kau senang? Kita akan pulang ke sydney" ucap Hana membuyarkan lamuan Carla.

"Um, ya. Tentu aku senang" Carla tersenyum tipis. Berusaha menyembunyikan rasa sakit hatinya. Foto Olivia dengan pria yang ia pikir adalah Lucas masih menempel di benaknya.

Hana mendengus kesal, "Boleh aku tanya sesuatu?" Ujarnya kemudian Carla mengangguk.

"Aku hanya penasaran.. mau sampai kapan kau menghindar dari suamimu?"

Terdiam sejenak, lalu Carla menjawab, "Dia bukan suamiku, Hana"

"Calon suami" Hana mengendikan bahunya.

"Entahlah. Sampai aku benar-benar dapat menerima semuanya" Carla membuang tatapannya ke arah lain, seakan-akan ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini.

"Oh astaga. Aku tau seharusnya aku tidak ikut campur dalam urusan kalian. Tapi Carla, aku harus mengingatkanmu kalau ini hanyalah pekerjaannya—"

"Pekerjaan gelap yang mengerikan!" Potong Carla langsung dan itu membuat Hana tergagap.

"Um... ya..., tapi bukankah kau bilang itu karena ayahnya adalah seorang mafia? Apakah kau tau kalau dia benar-benar menginginkan pekerjaan gelap ini atau tidak? Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai 'Penerus' organisasi keluarganya"

Carla terdiam. Dalam hatinya ia membenarkan apa yang dikatakan Hana. Apakah Lucas menginginkan pekerjaannya? Kalaupun iya kenapa ia harus menghindar dari Lucas? Carla merutuki dirinya sendiri.

Suasana hatinya yang tadinya mulai membaik tiba-tiba kembali memburuk ketika melihat bayangan Olivia dengan Lucas terlintas dipikirannya. Carla menggerutu kesal.

"Kenapa?" Tanya Hana.

Carla menggeleng cepat, "tidak. Aku hanya berpikir... nanti ketika sampai di sydney aku akan kembali ke apartemenku. Aku harus mengambil barang-barangku"

Hana mengangguk paham. Cukup lama mereka duduk disana akhirnya mereka keluar dari kafe itu. Sebelum keluar, Carla sempat melihat seorang pria tua berpakaian serba hitam terus menatapnya dengan intens membuat Carla mengerutkan keningnya bingung. Tak mau berpikiran yang tidak-tidak, Carla pun menggelengkan kepalanya dan segera pergi dari sana.

Mission To Get Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن