17

6K 293 0
                                    



Sinar matahari tembus melewati jendela besar yang ada di dapur. Membuat seisi ruangan itu diselimuti oleh kehangatan sinar matahari pagi. Carla yang sedang menikmati sarapannya di sana pun terlihat tenang, walau hatinya tak luput dari memikirkan Lucas.

Empat hari sudah berlalu namun Lucas masih saja tidak membalas pesan Carla. Dihadapan Carla, terlihat Ellena yang sedang mengoleskan selai coklat di rotinya. Menghabiskan sarapannya, Carla mencuci piringnya dan kembali duduk di tempatnya.

"Elle, Kapan Lucas kembali?" Tanya Carla.

Ellena menatap Carla, memajukan bibirnya kemudian menggeleng tak tahu, "dia tidak memberitahuku, Carla. Mungkin tiga atau empat hari kedepan"

Carla menghela nafas gusar. Ia merindukan Lucas. Sangat merindukan pria itu. Carla masih merasa kesepian walaupun Lucas menyuruh Ellena terus menemaninya. Ellena juga kadang menceritakan beberapa hal mengenai Lucas kepada Carla, agar gadis itu merasa terhibur.

Ponsel Ellena berbunyi, membuat Carla menoleh kearah ponselnya yang berada di atas meja. Mengharap kalau Lucas lah yang melakukan panggilan itu. Ellena bangkit dari duduknya, berjalan jauh dari sana untuk mengangkat panggilan yang entah dari siapa itu.

Masih di tempatnya, Carla mendengus kesal. Tak lama kemudian Ellena kembali dengan tatapan paniknya.

"Ada apa?" Tanya Carla.

Ellena berdeham panjang sebelum menjawab pertanyaan Carla. "Temanku mengadakan reuni bersama hari ini" ekspresi Ellena menunjukkan keraguan. Lucas menugaskannya untuk menemani Carla namun besok ia harus pergi.

"Lalu?" Carla mengerutkan keningnya.

"Aku takut tidak bisa menemanimu hari ini" ucap Ellena pelan.

Mendengar hal itu, Carla tersenyum tipis. "Jangan khawatirkan diriku. Pergi saja, aku akan baik-baik saja disini"

"Benarkah? Bagaimana jika Lucas tau—"

"Dia tidak akan tau. Tenang saja" ujar Carla menenangkan Ellena.

Tersenyum lebar, Ellena bangkit dari duduknya, menghampiri Carla dan memeluknya erat. Ia berkali-kali mengatakan rasa terima kasihnya kepada Carla.

"Kapan kau akan pergi?"

"Siang nanti. Aku harus bersiap-siap sekarang" Ellena memberikan pelukan terakhirnya untuk Carla kemudian pergi untuk bersiap.

Siang ini Carla sendirian di rumah. Ia berdiri di balkon yang menghadap ke kolam berenang dan taman kecil di pekarangan rumah. Pikirannya masih dipenuhi dengan beberapa pertanyaan. Kenapa Lucas tidak membalas pesannya? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia juga memikirkannya?

Tak tahan dengan kecemasannya, Carla memutuskan untuk menghubungi Matthew. Selang beberapa detik, Matthew menjawab panggilan Carla.

"Carla? Ada apa?" Suara Matthew terdengar di seberang sana.

"Matt, apakah Lucas bersamamu?"

Matthew terdiam cukup lama sebelum menjawab pertanyaan Carla. "Dia.. tidak bersamaku"

"Benarkah? Um.. apakah dia baik-baik saja?" Tanya Carla ragu.

"Ya, tentu. Dia baik-baik saja, kenapa Carla? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Ya? Tidak tidak. Tidak ada sesuatu yang terjadi padaku"

"Baiklah kalau begitu" tak lama kemudian Carla memutuskan panggilannya.

Carla melihat ke sekelilingnya. Rumah ini sangat besar dan megah. Terdapat beberapa ruangan disini yang membuat Carla penasaran dengan dalamnya. Ia memutuskan untuk menulusuri setiap ruangan yang ada di rumah ini, setidaknya itu dapat mengalihkan pikirannya dari Lucas.

Disisi lain Lucas dan Matthew duduk bersebelahan di sebuah bar kecil. Lucas menenggak birnya sedangkan Matthew menatapnya dengan tatapan yang tak dapat di jelaskan.

"Dia mengkhawatirkanmu" ucap Matthew.

Lucas mengangguk singkat, "aku belum bisa kembali"

"Kenapa? Aku tau kau merindukannya. Kau bisa menenangkan dirimu dengan bertemu dengannya" saran Matthew.

Lucas terdiam cukup lama, "Akan aku pikirkan nanti"

Matthew terdiam. Ia ingin menanyakan sesuatu tapi ia tak yakin dengan pertanyaannya.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Matthew yang dijawab dengan dehaman dari Lucas.

"Kenapa rencana kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya"

Mendengar pertanyaan itu, Lucas langsung melayangkan tatapan sinisnya pada Matthew. "Dia mencoba untuk menyentuh milikku, Matt. Aku akan melakukan apapun untuk melindunginya"

Matthew mengangguk, tanda ia paham. Cukup lama mereka terdiam. Tak ada satupun yang berniat memulai pembicaraan. Lucas menghidupkan handphonenya dan menatap wajah gadisnya yang terpampang jelas disana.

Wajah tidur Carla yang ia ambil ketika berada di mobil kemarin. Ketika gadis itu tidur di pangkuannya dengan segera Lucas mengambil fotonya. Wajah tidurnya yang terlihat damai dan nyaman membuat Lucas semakin merindukannya. Lucas menghela nafas gusar.

"Jadwalkan penerbanganku malam ini, Matt. Aku ingin melihatnya"

***

Jam tujuh malam. Carla kembali melanjutkan acara berkelilingnya setelah ia membersihkan diri. Ada beberapa ruangan di lantai dua yang belum ia masuki. Dan sekarang disinilah dia, di depan pintu bercorak abu-abu dan putih.

Ruangan apa ini? Bisiknya dalam hati.

Ia mencoba membuka pintu itu, dan alangkah beruntungnya dia karena pintu itu tak terkunci seperti beberapa pintu yang hendak ia masuki sebelumnya.

Melihat isi ruangan itu, dapat ia simpulkan bahwa ini adalah ruang kerja Lucas. Beberapa rak berisi map berwarna senada dan meja kerja di tengah ruangan itu.

Perlahan Carla berjalan mengitari meja itu dan duduk di kursi milik Lucas. Tak ada foto siapapun yang dipajang disini. Bahkan foto Lucas sendiri juga tidak ada.

Tangannya membuka satu persatu rak kecil yang ada di meja itu dan menemukan sesuatu yang membuatnya mengernyit.

CD ke-19 milik ayahnya yang tidak sempat ia lihat karena hilang.

"Kenapa dia menyimpannya?" Gumam Carla curiga.

Ia juga membongkar lemari kecil yang ada di dalam. Melihat beberapa dokumen pekerjaan Lucas. Carla membulatkan matanya. Mulutnya menganga tak percaya.

Dokumen yang ia lihat adalah laporan mengenai beberapa bar berbintang milik Lucas yang tersebar di Italy dan juga Las Vegas. Bukan hanya bar, hotel berbintang juga tersebar di beberapa bagian negara itu.

Dokumen selanjutnya yang ia lihat adalah segala jenis senjata api beserta fotonya tertera disana.

Rasa curiga menjalar di pikirannya. Berbagai alasan mengapa Lucas menyembunyikan CD ini darinya terlintas di benaknya. Apakah ini semua berkaitan dengan semua dokumen ini?

Mission To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang