11

7.1K 390 3
                                    



Sebuah pintu gerbang yang amat besar terbuka dengan sendirinya, menampakkan sebuah jalan lurus menuju ke suatu tempat. Lucas melajukan mobilnya menulusuri jalan itu sampai pada akhirnya mereka berhenti di depan sebuah rumah yang amat besar.

Carla mengangakan mulutnya tak percaya. Bukan karena ia terkagum melihat betapa besar dan mewahnya mansion itu namun sebuah bayangan jelas terlintas di pikirannya ketika melihat mansion yang ada di hadapannya.

"Turun" titah Lucas.

"Bentar"

Lucas menatap Carla dengan bingung.

"Kau serius membawaku kesini?!" Ujar Carla dengan wajah kaget sekaligus tak percayanya.

Tak menjawab, Lucas hanya menyunggingkan senyum miringnya dan keluar dari mobil. Ia membukakan pintu untuk Carla. Dengan ragu Carla melangkahkan kakinya keluar dari mobil.

Dengan tatapan yang masih tidak percaya, Carla terus menatap luar mansion itu sedangkan Lucas, ia menyuruh pelayan untuk membawa kopernya masuk ke dalam.

"Ayo" ujar Lucas, sebelah tangannya merangkul pinggang Carla.

"Tidak mau" Carla memundurkan langkahnya. Tatapan matanya menunjukkan bahwa ia takut.

"Aku mau pulang" lanjutnya, Carla membalikkan tubuhnya hendak masuk kembali ke dalam mobil, namun Lucas segera menahan tangannya dan langsung mengangkat Carla dengan bridal style.

"Lucas!!" Pekik Carla.

"Diamlah, gadis manis"

"Turunkan aku Lucas!!!" Suara Carla menggema ketika pintu rumah terbuka membuat seorang pria tua yang sedang duduk di ruang utama menatap kearah pintu.

Menyadari putranya membawa pulang seorang gadis, pria tua itu reflek menyemburkan teh panasnya yang baru ia seruput membuatnya tersedak dan terbatuk-batuk. Seorang wanita keluar menghampiri pria itu dengan panik.

"Evan, Apa yang terjadi??" Tanya wanita itu sembari mengusap-ngusap punggung suaminya.

Masih terbatuk, Evan —pria itu menunjuk ke arah Lucas yang sudah menurunkan Carla.

Melihat hal itu, ekspresi wanita itu pun terkejut. Menutup mulutnya yang ternganga, wanita itu mengedipkan matanya beberapa kali memastikan bahwa gadis yang di bawa putra nya itu nyata.

"Apa ada yang aneh?" Lucas berjalan menghampiri mereka berdua dengan tangannya yang setia menggenggam tangan Carla.

"Apa dia istrimu? Apa kau sudah menikah? Kapan kau menikah? Kenapa tidak bilang?" Cerca wanita itu.

"Anak gadis siapa yang kau bawa pulang!" Sekarang Evan itu bangkit dari duduknya. Walaupun ia terlihat tua, namun ia terlihat berwibawa ketika ia berdiri tegak.

"Dia anak Mr. Dawson"

"Dia kekasihku" sambung Lucas membuat Carla menoleh menatapnya dengan tak percaya.

Tertawa, Evan menghampiri Carla. "Kau masih mengingatku? Kau sering kesini dan bermain bersama Lucas dulu"

Carla mengerutkan keningnya. Beberapa saat kemudian ia tersadar akan semuanya. Lucas yang selama ini berada di sisi nya ternyata adalah orang yang ia sukai dulu. Ia menatap Lucas yang sedang memberikan senyum tipis padanya.

"Aku sempat mengira kau bertengkar dengan pasangamu sehingga kau mencari gadis lain untuk pelampiasan" ujar Evan pada Lucas.

"Pasangan?" Tanya Carla bingung.

"Aku pernah berpikir kau berpacaran dengan Matthew karena kau tidak pernah membawa pulang seorang gadis selain Matthew"

"Aku tidak gay"

"Ya tapi kau terlihat gay"

Carla menahan tawanya ketika mendengar perkataan Evan. Lelaki tua itu ternyata bisa bercanda juga.

"Kemarilah, ada yang harus aku bicarakan padamu" Evan membawa Lucas pergi dari sana menyisakan Carla dengan ibu tirinya Lucas, Emma.

"Mia, bawa semua tas itu ke kamar Lucas" titah Emma. Mia pun melakukan sesuai perintah.

"Ayo, aku akan membawamu berkeliling" ucap Emma ramah. Carla mengikuti langkah Emma ke suatu tempat.

"Kau gadis yang cantik, pantas Lucas menyukaimu" puji Emma dengan senyumnya ketika mereka berada di halaman belakang rumah.

Carla tersenyum kaku. Ia masih tidak percaya dengan semua kenyataan ini.

"Aku sudah mengenal Lucas cukup lama. Aku juga pernah melihatmu bermain dengannya dulu"

"Benarkah?"

Emma mengangguk. "Dia menjadi anak yang periang ketika memiliki teman sepertimu. Tapi semenjak ibunya meninggal, ia kembali menjadi anak yang murung" senyum pahit terukir di bibirnya.

"Apa aku boleh tau siapa dirimu?" Tanya Carla hati-hati.

"Aku? Seseorang yang sangat dekat dengan Evan" Emma kembali memasang senyum hangatnya.

"Kau harus benar-benar menjaga Lucas. Ia membutuhkan seseorang yang selalu memberinya perhatian dan perlakuan hangat yang tak pernah ia dapatkan ketika masih kecil" Emma mengusap pundak Carla, membuat gadis itu mengangguk.

"Carla" suara seseorang terdengar dari arah belakang membuat Emma dan Carla menoleh ke sumber suara.

"Ayo" ajak Lucas.

"Kalian akan keluar?" Tanya Emma.

Lucas menatap Carla sebentar kemudian kembali menatap Emma. "Tidak. Sepertinya kita hanya akan beristirahat di kamar"

"Baiklah. Besok aku dan Evan akan ke pergi ke London. Aku harap kalian tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Mengerti?" Ucap Emma dengan raut wajah memperingatkan.

"Aku mengerti, Emma" Lucas membawa Carla masuk kembali ke dalam rumah.


.
.
To be continued.
Jangan lupa vommentnya ya 💌
.
.

Mission To Get YouWhere stories live. Discover now