14

7.2K 360 2
                                    



"Aku tidak sedang bercanda, Carla" seringainya mulai pudar, Lucas melemparkan tatapan seriusnya. Mata gadis itu kembali menangkap mata biru Lucas. Mata yang sama tegasnya seperti ketika mereka pertama kali bertemu. Tanpa Carla sadari, Lucas berusaha menahan senyumnya melihat gadis yang berada di hadapannya itu ketakutan menatapnya.

———————

Tak lama kemudian ice cream yang mereka pesan datang. Mereka memakannya dalam keheningan. Lucas yang sibuk memisahkan almond kecil dari ice cream kemudian memakannya dan Carla yang menunggu Lucas memakan ice cream coklatnya.

"Ice cream nya sudah aman, nona" Lucas melemparkan senyum tipisnya. Kini ice creamnya hanya tersisa rasa vanila dan beberpaa buah stroberi.

Kejadian kemarin malam terlintas di pikiran Carla ketika ia menyantap ice creamnya. Ia melirik Lucas. Pandangan pria itu terarah pada seorang anak laki-laki yang sedang bermain dengan ibunya. Membuat perkataan Emma terbayang di pikiran Carla.

Ia membutuhkan seseorang yang selalu memberinya perhatian dan perlakuan hangat yang tak pernah ia dapatkan ketika masih kecil

Perlahan ibu jari Carla mengusap tangan Lucas yang masih setia menggenggam tangannya. "Lucas" panggil Carla pelan membuat Lucas kembali menatapnya dan berdeham.

"Um.. kemarin malam.. aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu di telpon...." ujar Carla tak yakin.

"Teruskan" Lucas memperbaiki posisi duduknya, mencondongkan tubuhnya kedepan untuk bisa menatap Carla dengan jelas.

"Apa yang terjadi?"

Lucas tersenyum tipis melihat rasa kekhawatiran yang terlihat jelas di mata Carla. Ia suka ketika gadisnya khawatir padanya, itu berarti Carla sangat menyayanginya.

"Aku membangun cabang hotelku di sydney" Lucas menghentikan kalimatnya menunggu reaksi Carla. Dan gadis itu mengangakan mulutnya tak percaya. "Benarkah??"

Lucas mengangguk kemudian melanjutkan, "seseorang menyelinap masuk ke dalam dan berusaha membobol keamanannya"

Kesedihan terpancar di raut wajah Carla, "jadi.. kau akan ke sydney setelah ini?"

"Aku belum memutuskannya" Lucas menyuapi Carla se-sendok ice cream.

"Cepat habiskan, setelah ini kita akan pergi ke suatu tempat" ujar Lucas.

Tak lama setelah itu, mereka masuk ke dalam mobil. Tak ada pembicaraan di antara mereka, hanya keheningan lah yang menyelimuti mereka dengan tangan Lucas yang setia terus mengusap paha Carla dan memberikan pijatan lembut di sana.

Mereka pergi ke beberapa tempat wisata yang cukup terkenal di roma. Melihat bangunan-bangunan kuno dan sesekali Lucas juga menceritakan sedikit kisah hidupnya ketika Carla pergi jauh darinya.

"Kau tahu, kau sangat berarti untukku" ujar Lucas siang itu.

"Ketika kepergianmu itu, aku menyadari bahwa aku merasa kosong tanpamu. Aku bahkan menunggumu setelah itu"

"Kau menungguku?" Mata Carla mulai berkaca-kaca. Ia juga menunggu pria ini. Menunggu sampai sebuah pemikiran buruk menghantuinya bahwa ia tak akan lagi bertemu dengan cinta pertamanya.

"Suatu hari aku bertanya kepada ayahmu. Dia bilang kau tak akan kembali lagi ke sini. Bersamaku" Lucas mengusap lembut pipi Carla dengan ibu jarinya. "Saat itu lah aku menyadari bahwa aku telah kehilangan dua orang yang sangat berarti di hidupku"

"Ibu ku dan dirimu" ucap Lucas lembut. Carla tak bisa berkata-kata. Air matanya sudah turun tanpa di sadarinya. Ia juga merasa kehilangan Lucas saat itu walaupun bayangan Lucas samar samar di pikirannya. Ia hanya mengandalkan foto masa kecil Lucas yang ia curi sesaat sebelum ia pergi meninggalkan Lucas waktu itu.

Mission To Get YouWhere stories live. Discover now