28

6.2K 256 3
                                    


Suara cucuran air yang keluar dari shower terdengar dari dalam kamar. Senandung lembut juga turut menyelimuti suasana.

Tak lama kemudian suara air sudah tak terdengar dan pintu kamar mandi pun terbuka, menampakan Carla yang sedang menggulung rambutnya ke atas dengan handuk yang melilit sebagian tubuhnya membuat kaki jenjang nya terpampang jelas.

Langit mulai menggelap. Carla memiliki waktu satu jam untuk bersiap sebelum pertemuan makan malam di mulai. Ia tampak kebingungan memilih gaun mana yang harus ia pakai. Gadis itu menatap isi lemari nya sembari memegang dua buah gaun yang berbeda di kedua tangannya.

Ia berdeham panjang. Menghela nafas frustasi, Carla menaruh kembali kedua gaun itu ke dalam lemari.

Di sela sela kebingungannya, Carla di kagetkan dengan pintu kamar nya yang tiba tiba terbuka. Mengingat ia sedang tidak mengenakan apapun dan Lucas yang tidak ada di rumah.

Ia sempat ketakukan sampai saat ia melihat sosok Lucas berdiri di ambang pintu. Lucas menaikkan sebelah alisnya, menatap Carla dari atas ke bawah.

"Kau mau pakai itu di pesta..?" Tanya Lucas. Ia masuk ke dalam dan duduk di tepi kasur yang tak jauh dari Carla.

"Astaga Lucas, tentu saja tidak"

Lucas hanya tersenyum mendengar perkataan Carla. Ia menanyakan hal itu agar gadis nya kesal dan tentu saja ia berhasil membuat Carla kesal.

"Lucas, kira kira mana gaun yang bagus untuk ku pakai?" Tanya Carla.

Lucas tidak beranjak dari duduknya. Sebelah tangannya yang kekar melingkari pinggang Carla kemudian menarik pelan Carla agar mendekat padanya.

"Hati-hati. Bisa bisa handuk ku terlepas"

"Itu lah yang ku mau" Lucas menyeringai. Tak menunggu lama handuk Carla sudah jatuh di lantai membuat Carla menatap Lucas tak percaya.

"Lucass!! Astagaa..!!" Carla memungut kembali handuknya dengan cepat untuk menutup bagian depan tubuhnya.

Lucas tersenyum puas melihat wajah Carla yang memerah. Ia beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah gaun merah.

"Pakai ini. Warnanya cocok untukmu"

Tanpa menunggu lama lagi Carla langsung memakai gaun yang di pilih Lucas itu.

Gaun yang memperlihatkan bagian bahu Carla terlihat. Lekukan tubuh Carla juga terlihat sangat jelas.

"Apakah Metthew ikut kita?" Tanya Carla. Ia mulai merias wajahnya.

"Dia dan Ellena akan menyusul" jawab Lucas. Pria itu sedang berdiri di depan cermin yang menjulang tinggi. Lucas membuka dua kancing teratas kemeja putihnya dan menimpanya dengan jas hitam.

Tak menunggu lama, setelah Carla menyelesaikan riasan di wajahnya, mereka segera pergi ke tempat tujuan.

***

Sebuah mobil mewah memasuki pekarangan dan terparkir rapi disana. Tempat ini tampak mewah dari luar. Bahkan tempat parkirnya saja terlihat sangat luas.

"Kita telat lima belas menit, Lucas" ujar Carla. Dengan terburu ia memakai sepatu hak tinggi nya yang sempat ia lepas sebelumnya.

"Tenang lah. Tidak masalah jika telat sedikit"

Mereka berdua turun dari mobil dan masuk kedalam restoran mewah itu.

Suasana di dalam restoran itu membuat Carla terpukau. Semewah-mewahnya restoran yang pernah Carla kunjungi, tidaklah semewah restoran ini. Atmosphernya cukup tenang dan samar samar dapat terdengar dentingan alat makan.

Seorang pelayan menunjukkan arah ruangan VVIP yang di pesan Lucas sebelumnya. Lucas dan Carla mengikuti pelayan itu dengan tangan Lucas melingkar pada pinggang Carla.

"Lucas" panggil Carla lembut membuat Lucas menatapnya.

"Sepertinya aku harus ke toilet sebentar" sambungnya.

"Oke. Aku akan menungguimu"

"Tidak. Tidak perlu, Lucas. Aku akan menyusul. Lagian aku cuma sebentar" ucap Carla sambil tersenyum manis meyakinkan Lucas agar tidak menunggunya.

Lucas tersenyum tipis. Ia menundukkan kepalanya dan mencium singkat bibir Carla. "Baiklah. Jangan membuatku menunggu lama" ujarnya kemudian berjalan pergi dan Carla pun segera masuk ke dalam toilet.

Pelayan itu berhenti di sebuah ruangan dan menunduk mempersilahkan Lucas untuk masuk kedalam.

Di dalam terlihat pria yang sekilas cukup mirip dengannya. Pria itu bukan lain adalah Antonio.

"Sendiri? Tidak mengajak perempuan sewaanmu itu?" Sindir Lucas. Ia duduk di hadapan Antonio.

Antonio tersenyum miring, "tentu aku membawanya, Ia sedang di toilet. Bagaimana denganmu?"

"Dia sedang di toilet" jawab Lucas.

"Tampaknya akan terjadi sesuatu disana" ujar Antonio dengan santai. Lucas tidak membalas perkataan Antonio. Sebenarnya ia juga berpikir demikian.



Alasan mengapa Carla masuk kedalam toilet adalah hanya untuk memastikan penampilannya sudah sempurna. Carla menarik nafas dalam dalam kemudian menghembus pelan.

Entah kenapa ia gugup saat ini.

Tak lama ia berdiri disana, salah satu pintu toilet itu terbuka. Betapa terkejutnya Carla ketika melihat sosok yang keluar dari toilet itu.

Olivia.

Olivia dengan dress berwarna silvernya yang terbuka menampakkan bagian punggungnya pun berjalan keluar.

Perempuan itu juga tampak sedikit terkejut menyadari kehadiran Carla namun ia bertindak seakan-akan ia tak peduli dengan hal itu.

Olivia berdiri tak jauh dari Carla. Ia mencuci tangannya dan juga mengecek penampilannya. Ia melirik sinis kearah Carla dan kemudian berdecih.

Berbalik menghadap Carla, Olivia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau tau aku masih dendam denganmu" ujar Olivia menatap Carla sinis.

"Ya tentu aku tau itu" jawab Carla.

"Seharusnya wanita murahan sepertimu tidak pantas berada disini" perlahan Olivia melangkah maju dan itu membuat Carla berjalan mundur.

"Murahan katamu?" Geram Carla. Ia mengepal kedua tangannya. Ini kesekian kali nya Olivia menghinanya tapi rasanya ia tidak bisa berbuat apa apa.

Apakah ia takut padanya?

Tentu saja tidak. Tapi kenapa ia tidak bisa menghajar Olivia seperti layaknya apa yang di ceritakan Ellena dan Hana ketika berhadapan dengan seorang 'Jalang' seperti yang mereka ceritakan kemarin.

Mission To Get YouWhere stories live. Discover now