29

9.2K 351 22
                                    



"Kau yakin perempuan sewaan mu itu perempuan baik baik?" Tanya Lucas.

Antonio menghela pelan. "Asal kau tau. Ia hampir saja menipuku. Diam diam memeras uangku"

"Ku akui kau memang hebat karena di takuti oleh mafia lain tapi kau bodoh karena bisa di tipu oleh jalang seperti dia. Mafia macam apa kau ini" Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia juga hampir membunuhku"

"Kalau aku jadi kau, sudah ku buang jalang itu di ruang siksaan"

Antonio tersenyum miring. Ia memajukan badannya dan menatap Lucas dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Kekayaanku tidak akan habis hanya karena diperas oleh perempuan itu. Lagian, aku masih ingin menikmati tubuhnya. Kau tidak akan percaya betapa menggodanya tubuhnya ketika tidak ada sehelaipun benang yang menutupinya" jelas Antonio diakhiri dengan tawa.

Lucas hanya tersenyum miring. Ia sama sekali tidak tergoda dengan apa yang dikatakan Antonio. Baginya, sentuhan Carla lah yang menjadi candunya.

Seketika terlintas di benaknya kejadian dimana ia melucuti pakaian Carla. Mencumbunya sampai gadis itu tidak dapat menahan desahannya. Membayanginya saja membuat Lucas terasa panas.

Imajinasi liar Lucas tiba-tiba menghilang ketika mengetahui keberadaan Matthew. Pria itu datang sendiri dan duduk di samping Lucas.

"Maaf telat. Tadi ada kendala" ujar Matthew. Antonio hanya mengangguk dan tampak cuek dengan apa yang dikatakan Matthew.

"Dimana Ellena?" Tanya Lucas.

"Ellena sedang di toilet. Dan.. dimana yang lain?"

Mendengar hal itu membuat Lucas dan Antonio menghela nafas gusar. Sedangkan Matthew, ia tampak kebingungan.

Suasana di toilet terasa mencekam bagi Carla. Ia ingin segera keluar dari sana tapi kaki nya terasa tak bisa bergerak.

"Kau akan membenci Lucas jika tau yang sebenarnya" ucap Olivia.

Carla tidak menjawab. Ia hanya menatap Olivia dengan tatapan bingung.

"Dia pembunuh, Carla"

"Bagaimana bisa kau menuduhnya seperti itu?!" Ujar Carla dengan nada ketus. Ia sama sekali tidak suka Olivia menuduh Lucas seperti itu.

Olivia tertawa dengan nada meremehkan. "Kau terlalu polos" kemudian tatapannya menjadi tajam menatap Carla. Ia mengepalkan tangannya berusaha menahan sesuatu.

"Kau itu bodoh! Kau bahkan tidak tau kalau Lucas lah yang telah membunuh Et—"

"Carlaa?"

Belum sempat Olivia menyelesaikan kalimatnya, tiba tiba pintu toilet terbuka memperlihatkan Ellena yang berdiri disana.

"Ellena!" Panggil Carla.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ellena menarik Carla untuk keluar dari sana.

"Tidak seharusnya kau bersama dia" bisik Ellena saat mereka telah keluar dari Toilet.

"Dia menuduh Lucas pembunuh, Ellena"

"Dan kau percaya padanya?" Ellena mengangkat sebelah alisnya.

Mendengar hal itu Carla tampak ragu. Apakah yang dikatakan Olivia benar? Tapi kenapa ia harus mempercayainya?

Carla menggelengkan kepalanya membuang jauh semua pikiran anehnya. "Tidak. Aku tidak percaya"

"Bagus. Sekarang kita harus berjalan cepat karena mereka sudah menunggu"

Olivia yang masih berada di kamar mandi pun mendengus kesal. Ia mengepalkan tangannya kuat kemudian menghantam tembok didekatnya. Tak lama setelah itu, ia pun keluar dari toilet.

"Dimana Olivia?" Tanya Antonio ketika melihat yang masuk ke ruangan hanya Ellena dan Carla.

Kedua gadis itu tidak menjawab. Mereka berjalan melewati Antonio dan duduk di tempat mereka masing-masing. Tak lama kemudian Olivia muncul dengan ekspresi wajah yang tak menunjukkan keramahan sama sekali.

Ditengah-tengah acara makan malam mereka, Lucas memanggil pelayan untuk datang menghampirinya. Ia meminta pelayan untuk menukarkan wine milik Carla dengan air mineral.

Carla mengangakan mulutnya tak percaya. "Kenapa... kenapa kau menggantinya!" Ucap Carla dengan suara tertahan.

"Kau tidak boleh mabuk" bisik Lucas. Mendengar hal itu Carla memutar kedua bola matanya.

"Apa perlu ku pesankan es krim?" Goda Lucas dengan mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Tidak perlu!" Mendengar nada kesal Carla, Lucas pun tersenyum lebar.

Setelah itu. Keheningan pun menyelimuti acara makan malam mereka. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu. Antonio sempat bertanya kepada Olivia ketika melihat ekpresi wajah Olivia yang terlihat tidak senang dan gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

Mereka sempat berbincang mengenai beberapa hotel yang Lucas miliki. Sempat juga mereka menyinggung sedikit pembahasan mengenai mafia.

Tidak ada sindiran atau ancaman yang terlontar dari Lucas maupun Antonio, keduanya tampak berbincang layaknya saudara. Hanya saja Olivia lah yang satu satu nya disana tidak menyukai suasana tentram seperti ini.

Cukup lama mereka berbincang dan mereka pun memutuskan untuk mengakhiri acara makan malam mereka.

"Jadi sabtu ini kita akan bertemu lagi dengan mereka?" Tanya Carla kepada Lucas ketika mereka berdua sudah berada di mobil.

"Ya, tapi di club milik Antonio" Jelas Lucas sembari menjalankan mobilnya. Mendengar hal itu Carla hanya mengangguk paham.

"Apa saja yang dikatakan Olivia padamu?" Tanya Lucas.

Carla sedikit tersontak. Ia tak yakin untuk menceritakan apa yang dikatakan Olivia padanya tadi.

Setelah berdiam cukup lama, Carla pun menjawab dengan suara pelan, "dia bilang kau pembunuh"

"Pembunuh?" Suara Lucas terdengar santai. Ia sempat mengangkat sebelah alisnya namun Carla tak melihatnya.

"Iyaa.."

"Dan kau percaya?"

Carla terdiam. Apakah ia percaya? Tapi kenapa ia harus percaya kepada Olivia?

Cukup lama terdiam. Lucas pun menghela nafas gusar. "Memang banyak yang menuduhku pembunuh karena aku ketua mafia. Dan kau bahkan pernah berpikir kalau aku yang membunuh ayahmu padahal sebenarnya tidak"

"Aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku. Kalau kau memang percaya dengan apa yang dikatakan Olivia, silahkan saja" lanjut Lucas.

Carla menatap Lucas. Dengan saksama ia memperhatikan keseluruhan wajah Lucas. Memang tatapan nya dingin dan tak berekspresi. Tapi apakah mungkin hanya karena itu Carla menanggapnya pembunuh?

Dengan cepat Carla menggelengkan kepalanya. Ia ragu dengan apa yang ia pikirkan. Carla memutuskan untuk tetap diam sampai mereka tiba di rumah.

Sedangkan Lucas, selama perjalanan hatinya tak tenang. Genggamannya pada stir semakin erat. Ia takut Carla mempercayai apa yang di katakan Olivia. Lucas benar-benar tidak ingin kehilangan Carla untuk kesekian kalinya. Pikirannya terus mencari cara agar perempuan itu lenyap ditangannya.

Mission To Get YouWhere stories live. Discover now