18

5.9K 287 0
                                    



Malam itu Carla tau semuanya. Semua yang disembunyikan oleh Lucas selaman ini. Ia tak menyangka pria yang ia cintai selama ini adalah orang yang paling berbahaya. CD itu lah yang sudah menceritakan semuanya.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia takut? Apakah ia cemas? Haruskah ia kabur sekarang? Carla tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Nafasnya sesak. Ternyata ini alasan ayahnya mengapa ia dan ibunya harus di pindahkan ke Sydney. Ayahnya takut mereka akan menjadi sasaran mafia lain, mengingat kedekatan Carla dengan Lucas membuat nyawanya terancam.

Semua perkataan Lucas padanya saat pertama kali mereka bertemu semuanya adalah kebohongan. Mengenai permintaan ayahnya yang ingin ia menjadi asisten pribadinya. Itu semua hanya akal-akalan Lucas.

Bagaimana bisa Lucas membohoginya seperti ini??

Degub jantung Carla berpacu dengan cepat. Deru nafasnya tidak senormal biasanya. Ia marah. Emosi. Dan kesal. Kenapa Lucas membohonginya?!

Ia menatap jari manisnya. Tepat dimana cincin emas pemberian Lucas melingkar indah di sana.

Lama terpaku pada keadaan, akhirnya Carla memutuskan semuanya. Ia akan pergi dari sini. Malam ini. Ia memerlukan waktu untuk menerima ini semua.

Disisi lain, sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah. Pintu mobil terbuka dan terlihat Lucas yang keluar dari mobil. Dengan langkah pasti, ia masuk ke dalam. Ketidak sabaran untuk menemui gadisnya menyeruak dalam dirinya.

"Selamat datang Tuan" ucap Mia memberi hormat.

Lucas melihatnya heran, "sudah jam berapa ini? Kenapa kau masih disini?" Tak biasanya seorang hausekeeper seperti Mia masih terjaga di tengah malam seperti ini.

"Saya menunggu Miss. Lucheese pulang, Tuan" Mia masih menundukkan kepalanya.

"Dia keluar?!" Lucas menggeram tak suka. Ia memberikan tugas kepada Ellena untuk menjaga Carla karena ia percaya pada Ellena. Tapi Ellena malah keluar sesukanya.

Denyut di kepala Lucas semakin terasa. Memikirkan masalah markasnya ditambah dengan ketidak becusan Ellena dalam menjalankan tugasnya.

Ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Berusaha mengendalikan emosinya dan berjalan ke lantai atas, menuju kamar yang di tempati Carla.

Ketika membuka pintu kamar, sebuah pemandangan yang ia dapati membuat emosinya yang tadinya hampir meluap kini muncul kembali.

Carla terkejut. Rasanya jantungnya terhenti. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Lucas yang berdiri dengan rahang yang mengeras, menatapnya yang sedang berusaha mengkemas barang-barangnya di dalam koper.

Tatapan Lucas menajam. Ia masuk kedalam, tak lupa mengunci pintu kamar. Ia menatap mata Carla yang sudah berkaca-kaca.

"Apa yang kau pikirkan sialan?! Kau mau meninggalkanku?!" Maki Lucas.

Carla bergeming. Terlalu kaget dengan apa yang terjadi barusan. Apakah Lucas baru memakinya? Apakah Lucas baru memarahinya? Untuk pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini.

Setetes air mata lolos begitu saja. Hati Carla terlalu sakit untuk bisa menahan tangisnya. Seharusnya ia tidak terkejut dengan perbuatan kasar Lucas mengingat pria itu adalah mafia. Tapi tetap saja ia merasa sakit.

Lucas sekarang berdiri tepat dihadapan Carla. Wajah Lucas mengeras, pria itu tak melembutkan tatapannya sekalipun ketika melihat kesedihan menyelimuti raut wajah Carla. Lucas sudah sepenuhnya terlarut dalam emosi.

"Jawab aku!" Bentak Lucas membuat Carla tersentak.

Dalam keadaan seperti ini Carla tidak bisa marah. Ia terlalu larut dalam kesedihannya. Carla menelan ludahnya dengan susah payah sembari menahan tangisnya.

Mission To Get YouWhere stories live. Discover now