Shani dan Gracia sedang duduk di halte bus, cuaca hari itu tidak bersahabat, terik matahari masih menyengat padahal sudah memasuki sore hari.
"Gre, papa kamu masih lama, ya?"
Gracia mengangguk lesu, "kayanya kena macet deh, Shan, kamu udah mau balik ya?"
"Belum sih, tapi aku laper" Shani nyengir.
"Hoo, mau cari makan dulu apa?" Tawar Gracia.
"Ngga usah deh, Gre, aku masih ada buah kok," Shani merogoh tasnya "nih, masih ada pisang."
Gracia tertawa melihat pisang ditangan Shani, "kok bisa ada pisang?"
Shani mengupas kulit pisang itu, "ngga tahu, mama belakangan ini suka banget bawain pisang buat aku. Katanya biar stamina ngga kendor, sehat gitu-gitu deh, kurang paham juga aku."
Gracia mengangguk seolah mengerti, kemudian dia berpikir sejenak.
"Eh, Shan!" Gracia menepuk kasar punggung Shani yang tengah menikmati buah pisang itu.
"Apaan?! Bikin kaget aja tau ngga!" Shani menoleh cepat.
"Kamu sering makan pisang, ya?!"
Shani mengangguk.
"Setiap hari?"
Shani kembali mengangguk.
"Sehari bisa makan berapa buah?" Gracia masih sibuk bertanya.
"Dua doang, kenapa sih?" Shani mulai kesal.
"Kamu jangan keseringan makan pisang, Shan, ngga baik."
Shani bingung, "bukannya pisang itu sehat ya? Orang baik buat tubuh."
Gracia menggeleng cepat, "kata siapa? Kamu tahu ngga kalo pisang ada kandungan radio aktif kalium?"
"Loh? Emang ada? Bahaya emangnya?" Shani terkejut.
"Banget!" Gracia meninggikan suaranya, "itu bisa bikin kamu kati karena terpapar radiasi tau!"
Shani panik kemudian cepat-cepat membuang pisang itu, mengambil botol minum dalam tas miliknya, "aduh gimana nih, Gre? Masa aku mati gara-gara radiasi kebanyakan makan pisang. Kalo kena radiasi nuklir masih keren!"
Gracia menatap jahil, kemudian tertawa keras, "tenang-tenang, Shan, manusia juga butuh 10 juta buah pisang sekaligus biar bisa mati kena radiasinya. Kamu belum makan sampe ratusan ribu kok!"
"Iiiiih Gracia!!!! Jahil banget!" Shani memukul-mukul pundak Gracia, kesal melihat kejahilan pacarnya itu.
