Mistake

1.3K 152 17
                                    

Gracia tersenyum saat teman-temannya menyapa, sekadar berbasa-basi. Lalu tatapannya jatuh pada sosok yang tengah fokus pada laptopnya, sebelah tangan sosok itu menenteng minuman. Gracia mempercepat langkahnya, niat jahilpun bersarang di kepalanya.

"Dorr!" Gracia menepuk kencang punggung sosok itu, hampir saja terjengkal. "Fokus amat sih, Shan."

Shani mendelik, "ngagetin aja deh kamu, hampir jatuh tau ngga!"

Tanpa rasa bersalah, Gracia mengambil minuman yang digenggam Shani, "kelasku udah kelar nih, kamu masih ada kegiatan ngga?"

Shani menggeleng, "yaudah, balik yuk. Aku mau kelarin kerjaanku."

Shani membereskan barang-barang miliknya, lalu berjalan sembari menggandeng tangan Gracia.

Jantung Gracia berdetak kencang, bukan kali pertama Shani menggandeng tangannya, tapi tetap saja kupu-kupu berterbangan di dalam dadanya.

"Shan," panggil Gracia, "kamu hari ini jadi nginep di apartemenku?"

Shani menghela napas, "kita liat nanti ya, Gracia," Shani membukakan pintu untuk Gracia, "masuk, Gre, langit udah mau hujan."

Keduanya meninggalkan parkiran kampus, membelah jalanan ibukota. Tak ada sepatah kata yang terucap, Shani sibuk dengan kemudinya, sementara Gracia memperhatikan jalanan kota, sesekali mencuri pandang pada sosok disebelahnya.

"Kamu udah makan?" Tanya Shani

"Belum sih," Gracia berpikir cepat, "kita makan sushi yuk, ada restoran yang baru buka di daerah senayan."

"Yaudah nanti kita kesana, abis itu kita mau kemana lagi?"

Gracia terus-menerus berpikir, dia ingin menghabiskan waktu dengan Shani, "kalo kita nonton, kamu mau ngga?"

"Nonton?"

"Iya, aku pengen nonton film Jhon Wick," mohonnya, "kamu ngga ada kegiatan, kan?"

"Aku kosong kok, paling ada beberapa laporan yang harus aku selesaikan, tapi itu bisa nanti aja," Shani tersenyum pada Gracia, "yaudah nanti aku pesan tiket nontonnya."

Gracia tersenyum bahagia, akhirnya Shani bisa meluangkan waktu untuknya. Selama ini Shani selalu sibuk dengan kegiatan kerjanya, waktu yang dimiliki Shani semakin sedikit.

Untunglah jalanan tengah bersahabat dengan Gracia, mereka sampai ditempat makan yang direkomendasikan oleh Gracia tadi. Cukup ramai karena restoran tersebut baru beberapa hari dibuka, mereka berdua memilih duduk di ruangan terbuka.

"Kamu pesan aja, Gre, punyaku samain aja sama kamu," Shani menyerahkan dompetnya, "nanti langsung bayar aja, biar ngga antri panjang lagi."

Gracia memesan makanan, sementara Shani mengeluarkan laptopnya, kembali berkutat dengan pekerjaan.

"Shan," tegur Gracia, "bisa ngga kalo lagi sama aku, kamu jangan sibuk sendiri?"

"Sebentar ya, Gracia, aku pengen cepet-cepet kelarin. Biar nantinya kerjaanku ngga numpuk, kan, hari ini aku pengen habisin waktu barang kamu." Shani meminta pengertian.

Gracia mengangguk pasrah, tak bisa memaksa Shani, takut jika nantinya mood Shani jadi rusak. "Itu pesanan kita udah mau dianter,"

"Iya biarin aja, kamu makan duluan kalo udah laper."

..

Gracia dan Shani berada dalam sebuah mall, pergi menonton. Celotehan Gracia mengiringi perjalanan mereka, sesekali Shani menanggapi.

"Terus ya, Shan, masa mereka jadinya ngga mau temenan sama aku, kan lucu banget." Gracia cemberut.

"Ya mereka aja yang baperan, udah sih ngga usah di ambil hati. Pergaulan mereka masih sempit, ngga usah dipikirin, Gre, temenmu kan masih ada yang lain." Shani menasehati.

Story GrshnWhere stories live. Discover now