Cemburunya Gracia.

3.8K 230 1
                                    

Gracia menatap sebal pada Shani, sesekali mendengus kesal. Jarang-jarang Shani bisa di ajak mengobrol di jam sibuknya, tapi Shani seperti biasa, selalu sok sibuk.

"Udah belum, sih? Aku nya di kacangin. Tau gitu mending aku tidur aja." Sinisnya.

Shani tertawa.

"Sabar dong, Gracia sayang. Aku udah beres kok, maaf ya? Aku jadi kacangin kamu."

"Hmm."

"Kamu lagi ngapain, Gre?"

"Lagi tiduran." Jawab Gracia singkat.

"Ihh, gemes banget sih kalo lagi ngambek." Shani tertawa, lebih keras.

"Ish. Aku tuh lagi ngambek, darimananya gemesin."

"Suara kamu, bikin gemes. Kalo aku disana, udah pasti aku cubit pipi kamu." Shani tersenyum.

Gracia menggembungkan pipinya.

"Gre, jangan gitu dong. Aku jadi pengen cium kamu." Gusar Shani.

"Coba cium aja." Tantang Gracia.

"Yakali. Yang enggak-enggak aja deh, Gracia."

"Kamu lagi ngapain, Shan?"

"Lagi duduk aja di kelas, nungguin dosen masuk. Tapi udah setengah jam nih, mestinya udah balik kalo dosennya engga ada."

"Ohh gitu, yaudah kamu pulang aja."

"Nanti aja. Aku mau bahas project tugas sama Thomas sama Nadse juga," Shani menatap seisi kelas. "Lagian belum ada yang balik, ngga enak kalo ngeduluin." Lanjutnya.

"Kamu jangan terlalu deket sama Thomas dan Nadse. Apalagi Nadse, dia itu cantik. Thomas juga ganteng, mukanya bule banget." Ucap Gracia pelan.

"Loh! Emangnya kenapa?" Shani menatap tidak percaya pada Gracia.

"Aku ngga suka. Udah lama aku mau ngomong gini, tapi ngga ada waktu yang pas. Apalagi kamu sering upload foto bareng mereka."

Shani diam sebentar. Lalu tertawa kencang. Sampai-sampai anak kelasnya menegur Shani.

"Kamu lucu banget sih. Kamu mau ngobrol ngga sama Thomas dan Nadse? Thomas bisa kok dikit-dikit bahasa Indonesia." Tawar Shani.

Gracia menggeleng.

Shani mengalihkan pandangan ke arah kirinya.

"Hei, Thomas, Nadse. Come here!" Pekik Shani.

"Kenapa, Shan?" Tanya Nadse.

"Kalian mau kenalan sama Gracia?"

"Ha? Gracia? Oh, pacar lo yang di Jakarta ya?!" Tanya Nadse antusias.

Gracia gelagapan. Bukan ini yang dia mau.

"Apa-apaan sih, Shan!" Ujar Gracia gemas.

"Halo Gracia! Wah lo cantik ya. Pantes Shani betah. Gue Nadse, temennya Shani. Shani cerita banyak tentang lo." Sapa Nadse.

Di belakang Nadse, ada Thomas.

"She is your girlfriend?" Tanya Thomas.

Shani mengangguk.

"Hello Shania. Aku teman Indira juga. Nama kamu Shania Gracia, kan? Indira bercerita tentang kamu padaku." Thomas menggunakan bahasa Indonesia, meskipun tidak lancar.

"Uhm. Hallo." Jawab Gracia kaku.

"Bener kata Thomas, Shani selalu cerita soal lo ke kita. Harusnya lo bisa lihat ekspresi dia tiap ceritain tentang sosok lo, Gre. Matanya berbinar." Ledek Nadse sambil melirik Shani.

Shani mencubit lengan Nadse.

"Ish gue bener kali, Shan. Ya kan, Thom?"

Thomas menggangguk.

"Yes. Shani seperti anak kecil. Oh iya, aku di ajarkan Shani dan Nadse bahasa Indonesia."

Hati Gracia menghangat, tidak menyangka jika Shani selalu menceritakan sosok Gracia kepada sahabatnya.

"Iya Thomas, tolong jaga Shani selama disana ya."

"Itu pasti."

"Gre, kalo gue balik ke Indonesia, gue mau dong hangout bareng lo. Gue bener-bener kagum sama lo, bisa bikin Shani jinak banget. Udah dulu ya, gue mau ke toilet." Pamit Nadse.

"Nah kamu udah denger, kan? Aku sama mereka itu sahabatan. Aku ngga mungkin naksir sama mereka, Gre. Hati aku udah di isi sama kamu, ngga ada lagi tempat buat orang lain. Buat apa aku cari yang lain, kalo bahagia aku ada di kamu. mereka malah ngedukung kita, kasih doa terbaik untuk kita." Jelas Shani.

Gracia terharu, dia menangis.

"Maap. Sifatku masih kaya anak kecil, aku cuma takut kamu berpaling, Shan. Jarak yang misahin kita itu bikin aku parno sendiri, apalagi kamu cantik. Pasti banyak yang suka."

"Orang mau suka sama aku, itu urusan mereka. Urusanku ya mencintai kamu, belajar dengan giat biar bisa cepat pulang ke pelukan kamu. Biar bisa cium kepala kamu, ngelus kepala kamu pas kamu mau tidur. Atau jajanin kamu permen yupi tiap hari, terus jalan-jalan ke taman tiap sore." Shani kembali tersenyum. Mengusap layar laptopnya.

"Aku tunggu kamu pulang, Shan. Aku ngga sabar, udah dua tahun kepisah."

Shani mengangguk.

"Jadi jangan cemburu, ya? Hatiku udah kekunci, kuncinya ada di kamu. Aku bangga punya kamu yang selalu bikin aku merasa beruntung, udah ya. Aku mau bahas tugas dulu."

"Aku sayang kamu, Shan." Ucap Gracia tulus.

"Aku cinta kamu juga, Gracia. Selamat tidur, semoga mimpiin aku, ya. Sana matiin Skype nya."

Sambungan skype di matikan. Dan biarkan Gracia bermimpi indah, ya.

Story GrshnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang