sudut

1.2K 129 3
                                    

Shani duduk dengan santai, menikmati segelas kopi, minuman favoritnya. Matanya tak henti menatap sekitar, menanti seseorang sampai lalu duduk dimeja yang dia tempati.

Kedua sudut bibirnya ditarik, tersenyum senang. Shani melambaikan tangannya, memberi sinyal pada orang yang tengah bingung sembari menatap sekelilingnya.

"Gracia," pekik Shani.

Mendengar ada orang yang berteriak memanggil namanya, Gracia menoleh lalu membalas lambaian tangan Shani.

"Maaf telat, Shan, tadi dosenku ribet banget." Gracia mengambil tempat duduk dihadapan Shani.

"Ngga apa-apa kok, Gre."

"Kamu udah lama nunggu?"

Shani menggeleng, "belum abis satu cangkir, artinya belum lama."

Gracia mengangguk, "aku pesan makan dulu deh."

Saat ingin beranjak, Shani menahan lengan Gracia, "biar aku aja, sekalian aku juga mau pesan makan. Kaya biasa?"

"Iya kaya biasanya aja, minumnya air mineral ya, Shan."

Tak butuh waktu lama, Shani kembali dengan nampan berisikan makanan.

"Nih, dihabiskan ya. Awas kalo engga!"

Gracia mengacungkan jempolnya, tersenyum lebar.

Keduanya menikmati santapan, mengisi perut yang sedari tadi menuntut untuk diberi nutrisi.

Shani lebih dulu selesai, sementara Gracia masih menikmati suapan terakhir.

"Eh, Gre," panggil Shani. "Aku lupa bilang."

Gracia menatap bingung, "bilang apa?"

"Kamu cantik hari ini."

Wajah Gracia memerah, "bisa aja deh."

"Ihh aku serius, kok kamu keliatan cantik? Bukan berarti kamu selama ini ngga cantik, tapi hari ini beda dari biasanya," Shani menatap serius.

"Jangan tatap aku kaya gitu ih, Cici, aku malu." Gracia membuang pandangannya.

"Kok kamu malah buang muka? Kamu ngga suka aku puji?"

"Bukan gitu, udah deh ngga usah bahas itu." Gracia mencibir.

"Hahaha, kamu lucu banget sih,"

"Ngga usah ketawa!"

Shani masih saja tertawa, mengabaikan ucapan Gracia.

"Udah dong, Shan, malu diliatin orang."

Shani meringis saat kakinya ditendang Gracia, "sakit tau."

"Lagian rese banget."

"Iya-iya maaf," Shani memegang tangan Gracia.

"Ada yang pengen kamu sampein?"

Terdiam sebentar, Shani menarik napas, "ada beberapa hal."

Gracia diam, memberi waktu untuk Shani berbicara.

"Maaf," satu kata itu yang keluar dari bibir Shani. "Maaf kalo aku masih belum cukup sempurna buat jadi pasangan kamu."

"Kamu yakin minta maaf atas 'ketidaksempurnaan' yang sebenarnya aku sendiri ngga paham maksudnya?" Gracia menopang dagunya.

Shani mengangguk ragu, "iya. Maaf yah?"

Gracia tersenyum, menanti Shani untuk kembali bicara.

"Aku tahu kalo aku masih banyak kurangnya buat kamu, meskipun kamu sendiri selalu bilang; aku udah jauh dari kata cukup buat bisa sama kamu," Shani menarik tangan yang menopang dagu Gracia tadi. "Aku bakal berusaha untuk jadi lebih baik lagi, biar aku benar-benar bisa menjadi pasangan yang sempurna."

Story GrshnDonde viven las historias. Descúbrelo ahora