Real

1.4K 151 18
                                    

Shani mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat, kerja lembur dikantor membuatnya banyak membuang-buang waktu.

Malam ini cuaca sangat dingin, semenjak sore hujan belum juga mereda. Gerimis masih mengguyur kota Jakarta, Shani tidak menyalakan AC mobilnya.

Di apartemen miliknya ada seseorang yang senantiasa menunggu dirinya untuk pulang, tak peduli pada pukul berapapun, dia setia menunggu.

Mobil miliknya telah sampai diparkiran, cepat-cepat dia turun, berlari kecil memasuki gedung tersebut. Shani memencet angka 26 pada tombol lift, sesekali menggosok kedua telapak tangannya untuk menghilangkan rasa dingin yang menusuk.

Shani memasukan kartu akses unitnya, lalu membuka pintu. Ruangan itu gelap, dia mulai mengunci pintu dan segera bergegas.

Gracia--- orang yang ada didalam unit miliknya, tertidur diatas sofa ruang keluarga. Televisi menyala menampilkan berita malam, Shani tersenyum lalu berjalan kearah Gracia.

"Aku pulang, maaf ya, tadi aku lembur. Bosku rese, aku harus ngerjain laporan keuangan tahunan." Shani menggosok pipi Gracia, lalu mengecup keningnya.

Gracia masih tertidur pulas, Shani meletakkan tas kerjanya diatas meja. Mengambil handuk lalu pergi mandi.

Tak butuh waktu lama, Shani sudah selesai. Dia kembali ketempat Gracia tidur, handuk masih melilit pada tubuh rampingnya.

"Aku seharian belum makan, aku mau makan dulu. Kamu jangan makan malam ya, nanti kamu gendut." Shani menjawil hidung Gracia. Dia hendak memesan makanan cepat saji, namun Shani mengurungkan niatnya. Menoleh pada Gracia yang masih saja setia memejamkan matanya.

"Tadi ada yang bahas kamu dikantor, aku takut. Aku takut kehilangan kamu, aku harus gimana, sayang?" Shani cemas, mengguncang tubuh Gracia.

"Kamu nyenyak banget tidurnya, aku gendong aja ya ke kamar." Shani mulai menggendong tubuh Gracia, menciumi pipi Gracia dengan gemas.

Shani membaringkan tubuh Gracia, dipakaikannya selimut ungu kesukaan Gracia. Shani tidak ingin Gracia kedinginan.

Shani juga ikut berbaring disebelah Gracia, menatap langit-langit kamar, mencoba untuk tertidur. Namun tetap saja, perasaan Shani cemas dan resah. Shani gelisah. Dimiringkannya tubuh Gracia, lalu mencuri peluk dari Gracia.

"Memang benar ya, ngga ada yang lebih membuatku nyaman dan tenang, kecuali pelukan kamu. Orang yang aku cinta" Shani tertawa.

Shani mencium tubuh Gracia, wangi khas yang dia suka. Tidak ada orang lain yang mempunyai harum tubuh seperti Gracia.

"Gracia, kamu tahu, kan, aku mencintai kamu. Aku ngga bisa biarin orang lain merebut kamu dariku," Shani mengelus kepala Gracia. Tunggu--- ada yang aneh. Shani terdiam, lalu keluar dari kamar tidur sebentar, mengambil sesuatu.

"Udah tiga kali nih, kok cepet banget." Shani mulai menyemprotkan pembasmi hama pada rambut Gracia.

"Ahh, aku lupa. Ini saatnya buat kamu ganti baju. Pantes aja belatung udah mulai datang." Lagi, Shani terkekeh pelan.

Shani mulai melepaskan dress milik Gracia, memandang tubuh Gracia dengan tatapan memuja. "Kamu selalu suka wangi buah-buahan, kan, sayang?" Tanyanya sambil menyemprotkan parfum ketubuh Gracia.

"Aku ngga mau kamu bahagia sama orang lain, kamu cuma boleh bahagia sama aku. Aku dengan senang hati membantu kamu untuk membersihkan tubuh, memakaikan baju untuk kamu, bahkan aku rela masakin kamu makanan dan suapin kamu. Meskipun kamu tetep aja bungkam, ngga mau merespon." Shani tertawa puas.

Shani mengelus tubuh Gracia, kulit miliknya sudah tak sehalus dahulu, saat dia masih memiliki nyawa. Bau tak sedap juga mulai tercium, tapi Shani tak mempedulikannya, tubuh Gracia juga mulai membengkak. Shani tetap mencintai Gracia, sama seperti dulu.

Sosok Gracia terlalu sempurna, dan untuk memiliki dia selamanya adalah suatu hal yang sangat mustahil. Penolakan dari keluarga Gracia membuat hati Shani hancur. Apa salahnya mereka bersama? Jadi, satu-satunya hal yang dapat Shani lakukan hanya dengan cara seperti ini. Menghabiskan seluruh napas yang Gracia punya, menyembunyikan Gracia sehingga tak ada yang dapat menemukannya, lalu menjadikan Gracia miliknya seutuhnya, menjadikan Gracia harta berharga yang paling Shani cintai.

Sj.

Jadi, bagaimana?👀

Story GrshnOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz