43. Ingatannya

848 53 7
                                    

Tidak ada satu orang pun yang menyadari bagaimana usaha saya dalam menahan
tangis setiap hari.

-Chelsea-

****

Bella merasa bahagia, entah mengapa hari ini ia sangat begitu puas membuat Caca menderita. Ia tidak peduli bagaimana perasaan gadis itu yang sudah dibuat malu olehnya.

"Mommy!!!" girangnya.

Bella melemparkan tas nya dan duduk disofa sembari memeluk Metta-mamahnya. Metta yang sedang membaca koran pun teralihkan oleh teriakan putrinya ini.

"Oh my girl, kau sudah pulang?" tanya Metta.

Bella mengangguk, tiada berhentinya ia tersenyum membuat Metta merasa heran dengan putrinya ini.

"Kau tau Mommy, aku hari sangat bahagia!"

"Kabar baik apa sehingga membuatmu terlihat bahagia, putriku?"

"Aku merasa puas membuat gadis sialan itu menderita!"

"Wow iya kah? Apa permainanmu tadi pagi? Boleh ceritakan kepada Mommy? Mommy sangat penasaran." Metta meletakkan korannya dimeja, ia ingin mendengarkan putrinya bercerita.

Bella menceritakannya dengan detail tentang kejadian tadi pagi, dimana ia membuat rencana untuk memajang masalah keluarga Monic dan Algi, dan mereka mengira bahwa Caca lah pelakunya.

"Girl, bukannya itu berlebihan? Kau membawa nama keluarga Dirgantara, bokapnya Algi?" ucap Metta.

"Tenang saja Mommy, itu bukan karena ku. Aku menuduh Caca lah pelakunya, dan mereka juga percaya."

"Kau sangat pandai." ujar Metta sembari mengacak rambut ujung kepala putrinya.

"Jelas dong! Anaknya Mommy Meta!"

Mereka tertawa terbahak-bahak, Metta mengabil teh dimeja dan meminumnya sembari mendengarkan celotehan putrinya ini.

"Oh ya Mommy, ada satu lagi. Aku membuat gadis itu malu didepan semua siswa bahwa dia anak dari seorang pelacur bayaran."

Metta tersedak mendengarnya, Bella langsung mengambil tisu dimeja dan memberikannya pada Metta.

"Kenapa kau bilang seperti itu?!" sentak Metta.

Bella menatap Nyokapnya,"what the, Mommy?" tanya Bella heran.

Metta langsung gelagapan, oh shit! Kenapa dirinya tidak bisa terkontrol.

"Tidak, maksud Mommy kau yakin nyokap gadis itu seorang pelacur bayaran?" tanya Metta.

Bella tertawa,"iya mommy, aku mengetahuinya dari seseorang. Namun, aku belum pernah melihat nyokapnya. Aku jadi penasaran, gimana si wajah nyokapnya."

Deg.

Metta diam, ia sangat takut putrinya ini akan mencari tahu tentang keluarga gadis itu.

"Jangan mencari tau tentang keluarga mereka." pintah Metta yang langsung bangkit menaruh gelas ke dapur. Bella menggerutu, ia ikut bangkit mengikuti Metta sembari bertanya-tanya.

ALGIANOWhere stories live. Discover now