48. Putranya?

888 55 8
                                    

Ini tidak mungkin, namun takdir yang bisa memungkinkannya, bukan?

YUHUUU
Double Up ya!!

Follow ig@arllya05
Ku tunggu NOTIFNYA❤️

SEMANGAT MEMBACA!!❤️

••••

"

Berhenti."

Suara bariton terdengar jelas, Juli menoleh kearah pintu, sudah terdapat beberapa polisi dengan menodong pistol kearahnya. Juli tersenyum miring, sudah dia duga bahwa gadis ini membawa-bawa nama polisi. Namun, itu bukanlah Caca yang melakukannya.

"Beraninya kau membawa polisi?" ucap Juli pelan, namun terdengar ditelinga Caca.

Caca menoleh kebelakangnya, ia merasa lega. Caca juga bingung, siapa yang melaporkannya? Namun, seketika Caca ditarik oleh Juli. Juli memegang leher Caca, sembari tangan kanannya memegang pistol dan mengarahkannya kedahi Caca. Caca tidak bisa memberontak, keadaannya saat ini sudah sangat lemah.

"Berani mendekat, ku bunuh gadis ini." ancam Juli.

Sungguh! Algi saat ini sangat begitu murka. Oh demi apapun, dia seperti monster yang kehilangan mangsanya.

"LEPASIN PISTOLNYA SIALAN!" teriak Algi. Beberapa detik Juli langsung menembak Algi dibagian Bahunya. Caca terkejut, matanya mulai mengeluarkan air mata.

Namun, satu tembakan saja tidak akan mempan bagi Algi.

Beberapa polisi mulai mendekat, dengan saling berpencar mengelilingi keberadaan Juli yang ditengah-tengah. Juli memutar, ia berjaga-jaga agar tidak ada serangan mendadak.

Beberapa orang datang lagi, mereka bukan polisi, melainkan teman-teman Algi dan Caca. Disana pun terdapat Bella dan teman-temannya, Metta istrinya Juli pun ikut datang, yah Metta lah yang sudah melaporkannya ke polisi.

"Metta, kau rupanya disini juga. Atau jangan-jangan, kau yang melaporkannya?" pertanyaan Juli berhasil membuat Metta membeku.

"Yah, aku yang melaporkannya. Kau sudah melewatkan batas, Mas." sahut Metta.

Juli tertawa miris, ia tidak menyangka bahwa istrinya akan berhianat.

"Kau berhianat padaku?"

"Tidak, ini memang yang terbaik supaya kau bisa membalas perbuatanmu sendiri. Kau sudah membunuh banyak orang, aku muak mendengar setiap ada berita tentang kematian di Tv, aku sudah tau bahwa itu perbuatanmu, Mas. Kau bahkan membunuh mantan suamiku. Kau benar-benar pshycopath yang kejam." Metta menjelaskannya dengan isak tangisnya, membuat seisi ruangan tidak percaya. Bella yang mendengarnya pun tidak percaya, ia terus-terusan menangis.

Juli tertawa keras mendengar penuturan istrinya.

"Pshycopath? Oh yah?"

"Kau sudah Gila. Ku pikir dengan caraku menikah denganmu, kau akan berubah, Mas."

"Bahkan saya menikahimu bukan karena saya mencintaimu. Hanya saja, saya ingin menghancurkan mantan suamimu, sialan. Kau memang istri tidak berguna."

"A-ayah..." Isak Bella. Juli menatap putrinya biasa saja.

"Kau, sama seperti ibumu." ucap Juli kepada Bella."lihat, dia adalah adik tirimu. Yang kau benci dan yang slalu kau sakiti. Ibumu juga membencinya, bahkan gadis ini tidak pernah tau masalahnya." lanjut Juli mengarahkan Caca pada Bella.

ALGIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang