46. Umpatan

714 47 22
                                    

Mungkinkah aku tidak pantas untuk hidup? dunia pun terasa kejam bagiku.
_Chelsea_

HAPPY READING!



Algi menelusuri sebuah lorong yang sepi, ia ingin menemui seseorang yang telah mengancamnya. Algi pun tidak tau siapa orang tersebut, yang ia tau hanyalah beliau pesuruh bokapnya untuk menjaga-jaganya, dan tujuan Algi kesini untuk mengetahui siapa pria tersebut.

Sesampainya di ruangan gelap dan berantakan, bernuansa seperti yang telah ditinggal oleh pemiliknya bertahun-tahun. Tanpa ragu, Algi memasuki ruangan tersebut. Tidak ada sedikitpun cahaya diruangan, membuat Algi tidak bisa melihat apapun.

Dimana pria itu?

"KELUAR LO, BAJINGAN!" teriak Algi yang memutari ruangan tersebut.

"KELUAR LO!"

Berbagai benda yang Algi lemparkan ke lantai, tidak ada tanda-tanda kehadiran pria itu. Algi sangat yakin, pria itu sangat pengecut. Bahkan untuk menampakkan wajahnya pun dia tidak berani.

Tanpa Algi sadari, seorang pria sedari tadi duduk dilantai dengan menghisap rokoknya. Disamping kanan dilantai terdapat sebuah pistol, ia mengambil pistol tersebut dan mengisikan peluru yang sudah dia sediakan.

Karna suasana gelap, Algi tidak bisa melihat keberadaan pria tersebut. Namun, ia mendengar suara tawa yang menggema.

"KELUAR SIALAN! PENGECUT LO!"

"Kau tidak melihatku?" suara itu. Yah suara seorang pria pengecut yang tidak berani menampakkan wajahnya.

"Shut! KELUAR, ATAU GUE BUNUH LO DISINI SIALAN!"

Doorrrr

Sebuah peluru mengenai pundak kiri Algi, Algi memegang daerah yang terkena peluru. Darah mengalir dilengannya.

"Arrrrgh!!" ringisnya.

Algi mencari saklar disetiap dinding, dan sialnya pria tersebut menembaknya lagi dan kali ini, kaki kanannya yang terkena tembakan.

"Damn! PENGECUT LO!"

"Kau mencari saklar?" ucap Pria tersebut.

Lalu pria itu menembakan peluru kearah atas, membuat sebuah atap pecah dan mendapatkan sinar cahaya, cahaya tersebut menerpa wajah Algi.

Algi bangkit, dengan langkah gontai ia mencari pria tersebut yang menurutnya tidak jauh dari hadapannya.

BUGGH

Sebuah kayu balok mengenai belakang kepalanya, Algi tersungkur dilantai. Saat ini, seluruh tubuhnya sudah dibasahi oleh aliran darah. Algi ingin bangkit, namun pria itu lagi-lagi melayangkan balok kearah kepala dan seluruh tubuhnya.

Algi tersungkur lemah, matanya yang mulai buram memandang sekitar. Ia melihat terdapat seorang pria yang sedang berdiri dihadapannya dengan tangannya yang memegang balok.

Karena pandangannya buram, Algi tidak dapat melihat jelas wajah pria itu.

"Kau tidak mengenaliku?" tanya nya lagi.

Ia berjongkok, menatap Algi yang sudah terkapar dilantai. Lalu, ia menarik rambut Algi membuat Algi mendongak. Algi memfokuskan pandangannya, menatap pria itu lekat-lekat seolah-olah tau pria dihadapannya ini tidak begitu asing.

"Apa kau sudah dapat melihat wajah tampanku? Kau dapat mengenaliku, bukan?"

Dan yah! Algi mengenalinya.

ALGIANOWhere stories live. Discover now