28. Kekecewaan

1.1K 80 3
                                    

Aku tidak hilang, dan kamupun tidak pergi.
Kita hanya ditimbun oleh ego kita masing-masing.–Chelsea.

Sudah memasuki tiga bulan, hubungan mereka baik-baik saja. Terkadang ada sedikit pertengkaran kecil yang membuat Caca merasa kesal ketika Algi mengikuti tawuran antar sekolah lain. Caca sudah menasehatinya, buat apa ikutan tawuran? Bukannya, itu bakalan merugikan diri sendiri? Kalah menjadi abu, menang menjadi arang. Apa yang harus dibanggakan? Mau jadi Jagoan? Adu nyali? Naik pangkat? Semua akan jadi abu seketika.

Algi sedang berada di apartemennya, berdiri dibalkon merasakan sejuknya angin malam. Algi sering duduk termenung dibalkon seraya mengingat kenangan yang slalu rindukan. Ia merindukan masa lalunya. Sisi, cinta pertamanya, si gadis yang sampai saat ini ia cintai, yang slalu murah senyum, yang paling ceria, dan gadis yang berlatar belakang suram.

Algi berfikir, Algi takut ketika Caca bertanya tentang masa lalunya. Ia harus menjelaskan bagaimana? Jika Caca bertanya, apakah Algi mencintainya cuman karna kemiripan dengan Sisi? Atau, Algi belum bisa melupakan masa lalunya? Bohong, ketika Algi sudah melupakan Sisi. Justru, ketika ia melihat wajah Caca slalu kebayang dimatanya itu adalah Sisi.

Begonya dia telah menyia-nyiakan gadis penyakitan yang ia cintai itu. Ketika Algi tau latar belakang kehidupan Sisi, saat itu juga ia begitu sangat frustasi. Si gadis malang yang sangat begitu hancur, keluarganya berantakan, ayah dan ibunya tidak lagi memperdulikannya, dibenci satu sekolah, difitnah sama sahabatnya sendiri, slalu dibully seolah-olah dia itu sampah. Saat itu juga, Algi mengabaikannya, ia slalu bermain dengan perempuan lain tanpa memperdulikan Sisi, pacarnya sendiri. Ketika gadis itu membutuhkannya, Algi slalu mengabaikannya. Ketika Sisi butuh semangat darinya, Algi tidak ada disampingnya.

Kalo sudah tidak dibutuhkan, ngapain masih bertahan? Itu akan membuatnya slalu tersakiti. Bahkan masalah yang ia alami sudah membuatnya sangat hancur, dan ditambah lagi ketika Algi menyakitinya. Sangat hancur, bukan? Dan saat itu juga, Sisi sudah menyerah. Ia lelah dengan penyakitnya, ia juga lelah dengan hidupnya. Pada saat hari terakhirnya pun, semua orang akan tiba-tiba menyayanginya. TERLAMBAT, yah Algi terlambat untuk memperbaikinya. Semuanya telah selesai, Sisi yang sudah tenang dialam sana, sedangkan Algi yang slalu dihantui rasa bersalah.

Flashback on

"Al, kamu dimana? Sibuk engga? Aku butuh kamu saat ini." ucap Sisi disebrang telfon.

"Gue sibuk."

"Papah sama ibu aku cerai, aku disini butuh kamu." Lirihnya.

"Gue bilang, gue lagi sibuk! Jangan ganggu gue!"

Pada saat itu, Algi sedang berada di diskotik malam, bermain dengan cewe lain.

"Sayang, kita kesana yuk"

Terdengar suara perempuan dari sana, membuat Sisi merasa bertanya-tanya.

"Al, kamu lagi sama siapa? Aku denger ada suara cewe yang manggil kamu sayang?itu siapa?" tanya Sisi.

"Bukan urusan Lo!"

"Aku disini lagi menderita, sedangkan kamu disana main sama cewe lain?"

"Gue bilang, BUKAN URUSAN LO!" ucap Algi penuh tekanan.

Dan saat itu juga Algi telah memutuskan sambungan teleponnya tanpa memperdulikan keadaan Sisi saat itu.

Flashback off

"Arrrrrgh!!!" teriaknya sembari mengusap kasar wajahnya.

"GUA TERLAMBAT!! GUA BEGO!" teriak Algi histeris, "GUA GA PANTAS JADI COWO KETIKA WANITA YANG GUA SAYANGI HANCUR KARNA GUE!! ARRRRGH!!" Algi duduk membungkuk, sembari menjambak rambutnya kasar 

ALGIANOWhere stories live. Discover now