Sebelas 1.1

233 51 6
                                    

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

Hana tengah menghadiri acara balap motor yang diadakan oleh teman ayah sahabatnya.

Karena sahabatnya juga ikut menjadi peserta di acara balap ini, Hana sampai merelakan me time nya hanya untuk mendukung sahabatnya. Hana datang dengan jaket hoodie hitam dan celana jean's senada dengan robekan di bagian lutut.

Rambutnya sengaja di gerai untuk menghalau dinginnya udara malam ke lehernya.

Leher? Ah, Hana jadi teringat kejadian sore tadi. Kenapa Hariz bisa langsung bersikap biasa saja? Sedangan dirinya masih diam terpaku dan terbayang kejadian tersebut.

Hana memegang lehernya, cuman kecupan kok. Tapi dia yang pertama, Hariz Kaisar Zalla.

"Hana!!!"

Hana menoleh pada seseorang yang memanggilnya dengan ceria. "Dukung gue yah! Do'ain gue juga semoga menang. Nanti lo jadi orang yang pertama duduk di jok belakang motor baru gue."

Hana terkekeh pelan. "Iya, gue do'ain lo menang dan gak lecet sedikitpun."

Raya mengecup Hana dari jauh, "muach, aylapyu."

"Ihh ... alay! Sana siap-siap."

"Oke bos! Gue siap-siap dulu, kalau lo gabut, tuh ada Ayah gue, ajak aja dia ngobrol. Tapi jangan dijadiin dady sugar ya!"

Raya terkekeh sambil berlari menjauh saat melihat wajah Hana yang sepertinya akan melemparnya dengan sepatu.

"Hana."

Panggilan itu membuat sang empunya menoleh dan tersenyum ramah pada lelaki yang ternyata adalah ayahnya sahabatnya.

"Malam om."

"Malam, kamu gak ikut balapan?"

"Aku udah gak main lagi om, motor Hana di jual buat bantu usahanya mamah."

Ayahnya Raya mangut-mangut paham sambil tersenyum melihat anaknya yang sangat antusias tengah memanaskan motornya.

"Om Raka?"

"Iya?"

"Hana boleh nanya gak?"

"Boleh sayang, kenapa? Mau nanya apa?" Raka yang ternyata adalah ayahnya Raya itu sudah menganggap Hana sama seperti anaknya sendiri.

"Kenapa om ngijinin Raya buat ikutin hobinya? Padahal kan Raya cewek, kalau orang tua lain, pasti gak akan ijinin. Bahkan, mamah Hana aja gak ngebolehin."

Raka terkekeh lalu mengusap kepala gadis yang sebaya dengan anaknya itu. "Ada alasan kenapa om ngebolehin Raya sama hobinya."

"Om gak mau Raya sama kaya om dulu. Hobi om terhenti karena larangan orang tua, dan itu bener-bener bikin om jadi down. Dan om gak mau Raya ngalamin hal serupa."

"Lagi pula hobinya Raya keren juga, om kan gak punya anak cowok. Jadi, hobinya Raya gak masalah buat om."

Hana mengangguk paham, andai saja Hana punya ayah seperti Raka yang mengerti anaknya. Hana pasti bahagia tentu saja.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now