Dua puluh enam 2.6

178 45 6
                                    

Vote dong ayang!

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

Hana baru keluar dari kamar, niatnya pergi ke dapur. Tapi pandangannya terhenti di ruang tv saat melihat sosok wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

Bella tengah menonton televisi sambil menikmati kopi hangat yang ada di tangannya.

Hana jadi urung ke dapur, dia menghampiri Bella dan duduk di sampingnya.

"Udah ngopi aja, Mah."

Bella menyambut anak gadisnya dengan senyuman. "Iya sayang, sekalian ngilangin penat gara-gara ngurusin butiq. Kamu baru pulang?" Hana menjawab dengan anggukan.

"Tadinya mau ke dapur, eh lihat Mamah yaudah samperin."

Bella tersenyum seraya menyimpan gelasnya di atas meja, tangannya terulur untuk mengusap pucuk kepala Hana. "Ada cerita apa di sekola hm?"

Hana menggeleng ragu. "Gak ada mah, biasa aja."

Bella memicing tak percaya. "Mata kamu jujur tuh, pasti ada masalah kan?"

Hana tak bisa lagi berbohong, mamahnya selalu tahu jika ia berbohong. Ya namanya juga lulusan psikolog, tapi gak tahu juga si kenapa ujung-ujungnya buka butiq.

"Ana berantem sama Raya, Mah."

Bella mengerutkan keningnya. "Loh kok bisa? Kenapa? Setau Mamah kalian jarang banget berantem."

"Ya gitu, salah Ana juga si. Pasti Raya benci banget," lirih Hana seraya memeluk mamahnya dari samping.

Bella mengusap-usap pelan rambut anaknya. "Emangnya kamu ngelakuin apa sampai nyangka Raya benci sama kamu?"

"Ana udah ngomong yang bikin Raya sakit hati Mah, Ana bilang kalau Raya ... kalau Raya gak laku," lirih Hana.

Bella menghela napasnya, "Loh kok anak Mamah ngomongnya gitu? Siapa yang ngajarin hm? Mamah gak pernah ngajarin kamu kaya gitu ya, jahat banget."

Hana menatap ibunya dengan bibir bawah yang di majukan. "Iyaa Ana salah, namanya juga lagi emosi Mah. Ya abis Raya nyuruh mulu Hana putus, itu kan privasi Ana. Dia udah ikut campur terlalu jauh."

"Dia ngomong gitu pasti ada alasannya, lagian ... sejak kapan kamu punya pacar? Kok Mamah gak tahu?" Bella malah menatap Hana penuh intimidasi.

Hana cengengesan, menunjukkan deretan gigi rapihnya. "Mah, nobar film yuk!"

Bella tersenyum dan mengangguk hangat, "Yaudah, kalau mau ngalihin pembicaraan." Hana tersenyum malu, lalu berdiri dan mencari film yang akan mereka tonton bersama.

Baru saja ketemu filmnya, dering ponsel Mamahnya membuat perhatian Hana teralihkan. Bella langsung mengangkat telpone tersebut.

"Hallo? Kenapa?"

"....."

"Yaampun kok bisa? Kamu kan saya udah kasih tanggung jawab!"

Bella melirik Hana, kemudian menjauhkan ponselnya sebelum berbisik. "Ana, tolong ambilin laporan keuangan cafe di kamar mamah sayang. Ada di atas ranjang kok."

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now