Sembilan 0.9

230 51 4
                                    

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

"Mana batagor gue?!"

Baru juga istirahat pertama, di kantin yang lebih tepatnya di meja anak nyasar sudah terjadi keributan tentang batagor.

"Tadi batagor gue di sini lo? Ih kok ilang ya?"

Abin yang terlihat kesal dengan kelakuan Hanry menanggapinya dengan senyum terpaksa. "Heh, ilangnya masuk ke perut lo ya anjim."

"Oiya, lupa. Hehe."

"Iiyi lipi, hihi," ledek Abin.

"Pengen mabar ih."

"Mabar apaan?" tanya Chandra yang baru join bareng mereka.

"Pou."

Tadinya, anak nyasar berminat dengan kata mabar yang Ferry ucapkan, setelah tahu mabar apa. Mereka merasa kecewa dengan otak Ferry seketika.

"Lah kok mukanya pada kaya gitu?"

"Ya apaa si anjir maen pou?" tanya Lion heran.

"Lo pada ga tau? Sekarang di pou udah ada fitur main bareng."

"Dimananya yang main bareng?" tanya Hariz yang tengah menyeruput es teh manisnya.

"Ada di game voly, itu kita bisa maen berdua."

"Ferr, ini es teh manis kalau gue sembur ke muka lo kane juga."

Ferry mencebik kasar dan menatap Hariz tidak suka. "Enak aja."

Anak nyasar tertawa melihat mimik wajah Ferry yang merajuk dan merutuki teman-temannya.

"Eh, kalian kalau ngasih cewek tuh yang jomblo kek. Gue gak mau nyari masalah lagi kaya kemaren," ucap Hariz seraya menyomot gorengan jagung miliknya.

"Maksudnya? Hana gak jomblo?" tanya Ferry yang diangguki oleh Hariz.

"Jomblo kok, tahu dari mana lo dia gak jomblo ha?" tanya Hanry yang merasa pencarian infonya kemarin sia-sia.

"Punya cowok dia, kemarin aja di jemput sama cowoknya."

"Gue kira lo yang nganterin," ujar Chandra.

"Yaudah deh, gue cari info lagi. Lo gas terus aja misi dari kita," final dari Abin.

"Iya-iya." Hariz berdiri dari duduknya, dan bersiap pergi area kantin.

"Mau kemana?"

Hariz menguap seraya menunjukkan jam di tangannya pada teman-temannya. "Waktunya tidur."

~\\\~\\\~\\\~

Taman belakang sekolah itu memang tenang, damai, dan sejuk. Beberapa angin selalu mencoba dedaunan dan pohon-pohong menari dengan lembut.

Hana suka suasana seperti itu, pas untuk membaca. Di bawah pohon, sebuah bangku panjang tersimpan di sana.

Hana langsung berjalan mendekati bangku tersebut dan memulai aktivitas membaca novelnya.

Buku yang Hariz berikan saat itu lumayan juga untuk menambah bacaan Hana.

Di tengah asiknya membaca, pasti ada saja yang membuat jengkel. Kulit rambutan yang sepertinya jatuh dari atas itu mengenai kepala dan berakhir di buku yang Hana pegang.

Hana menoleh ke arah kanan-kiri, namun tidak ada orang. Dia mencoba tetap tenang, lalu kembali melanjutkan bacaannya.

"Aww!"

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now