Delapan 0.8

267 64 16
                                    

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

Hana mengerjapkan matanya, pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah lelaki dengan hidung yang sedikit terluka.

Lelaki itu menatapnya seraya melipatkan kedua tangannya di depan dada, matanya tak lepas dari menatap Hana yang terbaring di ranjang uks.

Lah gue kenapa bisa di sini? Hana mencoba untuk duduk walau kepalanya terasa pening.

"Udah tidurin aja kalau masih pening."

"Jam berapa sekarang?"

Hariz melihat pergelangan tangannya yang ia pakaikan jam. "Jam tiga sore, kenapa?"

"Berarti bell pulang dari tadi yah?"

Hariz mengangguk. "Aduh, pusing banget."

"Kebandul bolanya keras banget yah, sampe memar gitu jidat lo." Hariz meringis melihat memar biru di kening Hana.

"Serius lo?" Hariz mengangguk lagi.

Hana menghela napasnya kasar, lalu menatap tajam lelaki yang berdiri di ranjang uks miliknya.

"Ini semua pasti gara-gara lo kan?!"

"Ampun deh Na, dari tadi siang nyalahin gue mulu," rutuk Hariz. "Yang lempar lo itu si Ryan, malah gue yang kena omel."

"Pasti berawal mula dari lo kan, gara-gara lo, iyakan?"

"Terserah deh, itu kepala gak tambah pusing apa ngomel-ngomel mulu?"

Hana memajukan bibirnya, tangannya memegang kepala yang terasa dilanda pening lagi. "Pusing ..."

"Yaudah makannya diem aja jangan ngomel-ngomel. Lo makin cantik kalau merem aja kaya tadi, indah banget ditatapnya juga. Daripada melek gini, bawaannya ngomel mulu."

Hey, ini hinaan atau pujian? Lantas Hana harus berekspresi apa? Terbang atau nyungsep?

Hana tidak ada niatan membalas ucapan Hariz, dia hanya mencoba menenangkan hatinya agar tidak emosi dan mengacak-acak seisi uks.

Terlihat Hariz tengah memasukan es batu ke dalam wadah yang sudah disediakan lap di dalamnya.

"Sini muka lo."

Hariz menarik tengkuk Hana dan membuatnya menatap Hariz yang berdiri di depannya.

Posisinya Hana duduk di ranjang uks dan Hariz berdiri di depannya. Hariz meneliti wajah Hana yang putih mulus, hidung yang mancung, juga matanya yang sipit.

Ntah kenapa Hariz merasa kalau pahatan wajah Hana itu sempurna dimatanya. Mungkin Tuhan sedang bahagia saat menciptakan Hana.

"Cantik si ..." gumam Hariz yang ntah harus di respon apa oleh Hana.

"Tapi benjol nya sedikit merusak ya neng."

Hana menatap Hariz dengan membola. Sabar Hana, tunggu waktu yang tepat buat sleding nya.

~\\\~\\\~\\\~

Hana berjalan sebari menyampirkan tasnya sebelah. Ia tidak kuat lama-lama berada satu ruangan dengan Hariz yang membuatnya ingin mencakar wajah lelaki yang banyak dikagumi orang itu.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now