Lima 0.5

306 83 31
                                    

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

"Raya lo gak papa? Ada yang luka?"

Raya menggeleng pelan, menatap lengannya yang terluka karena tragedi kemarin bersama Hariz di jalanan.

"Kalau aja tangan gue gak luka, gue bisa tuh patahin tangan-tangan mereka yang berani nampar wajah gue."

"Lo di tampar?!"

Raya mengangguk. "Untungnya ada temen Hariz, ngusir semuanya. Padahal gue bisa kok ngusir mereka sendiri."

"Ya lo ngapain coba? Udah tahu luka lama lo belum sembuh, kemarin sempet-sempetnya ngajak duel Lion. Sekarang baku hantam sama anak cewek, lo tuh- arghh," Hana menahan kesalnya, "lo tuh bikin gue khawatir tahu gak?"

Hana menghela napasnya, lalu menyodorkan sebotol minum yang baru saja dibelinya tadi. "Minum dulu."

Raya dengan senang hati menerima botol minum yang disodorkan oleh Hana. "Lo tahu gak si? Semua ini gak akan terjadi kalau lo gak nantangin anak nyasar."

"Maksud lo? Semua cewek yang bully gue atas suruhan anak nyasar?"

Hana menggeleng pelan. "Gak gitu, lo tahu kan anak nyasar seterkenal apa? Dan lo kemarin nantangin mereka, tapi hasilnya lo kalah. Itu yang bikin mereka pengen bully lo," jelas Hana.

Raya terlihat berdecak kesal. "Ck. Anak nyasar. Gue bakal bales kekalahan ini nanti," ujar Raya.

"Bales apaan si? Udah jangan banyak tingkah. Salah satu dari anak nyasar itu cowok gue kalau lo lupa."

Raya menatap Hana dengan perasaan menyesal. Ya, kalau bukan karenaya, Hana tidak akan menjalin hubungan dengan brandalan sekolah Pusaka Elang. "Sorry, Na."

~\\\~\\\~\\\~

Raya baru saja menginjakkan kaki di lantai rumahnya. Melempar jaket denimnya secara asal, Raya menghempaskan diri di sofa.

"Loh? Baru pulang? Dari mana aja?"

Suara lelaki yang baru menginjak 40 tahunan itu terdengar seraya menghampiri putrinya di sofa.
"Abis jalan-jalan Yah, Ayah pulang dari kapan?"

Lelaki yang Raya panggil Ayah itu duduk di sampingnya, Raya pun bangkit dari acara rebahannya lalu beralih menyenderkan kepalanya pada bahu sang ayah.

"Loh? Itu tangan kamu kok bisa luka-luka?"

Raya menunjukkan tangan dan kakinya pada Ayahnya. "Ini kok bisa gini? Kenapa?"

"Jatoh Yah, pas balapan," akunya seraya meringis pelan karena luka yang ditekan.

"Kok bisa? Balapan kapan? Malem?" Raya mengangguk gemas membuat Ayahnya urung untuk memarahi anaknya ini.

"Kalah atau menang?"

Raya memajukan bibir bawahnya, menatap ayahnya sedih. "Kalah Yah."

Lama ayahnya terdiam, usapan lembut di kepala Raya mulai terasa. Ternyata tangan sang ayah lah yang melakukannya. "Gak papa, latihan lagi aja. Raya udah menang kok bagi Ayah."

Raya tersenyum lebar lalu mengangguk senang.
"Kamu mau motor baru gak?"

"Ya mau lah Yah, siapa sih yang nolak kalau ditawarin motor baru?"

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now