BonChap 2

222 42 12
                                    

Di kasih lagi hehe

Tiga tahun sudah berlalu, Hana tengah bermain bersama adik kecilnya. Namanya Hazel Priska Ribell, dari namanya aja udah terlihat feminim.

Iya, adik Hana perempuan. Hana tengah menemani adiknya yang baru menginjak dua tahun. Sambil mengerjai tugas matkulnya, Hana menggerak-gerakkan boneka untuk membuat adiknya tertawa.

"Hariz tiga tahun gak pulang, emang gak ada libur yah di sana?" tanya Bella yang baru selesai membuat susu untuk Hazel.

"Ada kali, tapi dia kayanya gak mau pulang."

Bella mangut-mangut, lalu memberikan dot yang sudah diisi air susu pada Hazel. "Sini anak mamah."

"Yaudah, Mah. Hana mau ngerjain ini di kamar yah, biar cepet selesai."

Hana berdiri seraya membawa laptopnya. Saat baru beberapa langkah jalan, suara bell berbunyi.

Hana dan Bella saling menatap. "Kamu buka sana!"

Hana mengangguk, lalu menyimpan laptopnya kembali. Melangkah ke arah pintu utama, dan membukakan pintu besar itu.

"Hai sayang!"

Hana tersenyum lebar, saat tahu siapa yang datang. "Rafael!" Hana memeluk kekasihnya itu erat.

"Eh bentar-bentar, ini oleh-olehnya ancur nanti."

"Eh, maaf."

Hana mencebik kesal. "Lama banget si ke Singapuranya, gak tahu apa kangen banget?!"

Rafael menatap Hana dengan tatapan menggoda. "Sejak kapan lo manja gini?"

"Tau ah! Kesel!"

"Siapa Na?" Teriakan Bella dari dalam membuat Hana menyuruh kekasihnya itu masuk ke dalam rumah.

"Lihat, Mah. Siapa nih yang dateng."

"Rafael?! Yaampun, sebulan di singapura makin ada aja badannya." Bella menyambut Rafael dengan baik.

"Iya, tante. Makan terus kayanya, di suruh Hana."

"Ya abis lo kan sakit!"

Hana tuh anti aku-kamu guys, tapi kadang si aku-kamu dipakai kalau lagi waktunya bermanjaan.

Bella terkekeh, lalu menyuruh Rafael duduk. Mereka berbincang bersama, Hana saja jadi kelupaan dengan tugasnya.

Di saat tengah asik membuka oleh-oleh dari Rafael yang baru pulang dari Singapura. Suara bell kembali berbunyi, membuat Hana mendengus sebal.

Rafael melihat wajah Hana berniat untuk membukakan pintu. Tapi di tolak oleh Hana, "Biar gue aja, mana ada tamu buka pintu buat tamu."

Hana berdiri, berjalan kembali ke arah pintu. Saat pintu terbuka, betapa terkejutnya dia sampai bola matanya melebar.

Apakah ini mimpi? Sudah lama lelaki ini tak kunjung pulang, dan sekarang tiba-tiba berdiri di depan rumah dengan koper di sampingnya.

"Hariz?!"

Hariz tersenyum senang menatap Hana yan masih mematung di tempatnya.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now