Dua puluh 2.0

216 50 11
                                    

Bisa ngehargain karya orang gak?

Dimohon untuk
*
*
*

◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

"Kalian berantem saat perjalanan mau ke sekolah?"

Pertanyaan dari bu Kana membuat Hana menundukkan pandangannya. Beda kalau Hariz, dia malah menyandar ke punggung kursi dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Iya, Bu."

"Anak sekolah mana?" tanya bu Kana.

"Cendrawasih," jawab Hariz kelewat santai.

"Tapi kami di serang bu. Bahkan kami di kroyok sama mereka, mereka berjumlah tujuh orang sedangkan kami cuman berdua," jelas Hana.

"Hah, ada-ada aja."

"Saya dan Hariz cuman ngebela diri bu. Kami gak mau tubuh kami babak belur cuman karena ngelawan mereka doang kami diam."

"Iya saya tahu Hana. Kamu tenang aja, urusan Cendrawasih biar ibu yang bereskan."

"Ini memang kecelakaan, jadi saya maafkan. Tapi jika perihal kalian telat, saya tidak bisa maafkan. Jadi terima saja hukumannya ya," ujar bu Kana seraya membenarkan kaca matanya.

"Lah, kan kita telatnya gara-gara itu Bu, karena mereka yang duluan nyari gara-gara makannya kita telat Bu." Hariz tak terima jika dirinya dihukum karena telat. Walaupun memang sudah telat.

"Sudahlah Hariz, sekali saja kamu tidak melawan. Ibu agak pening sekali jika berurusan dengan kamu," ujar bu Kana seraya memijat pelipisnya pelan.

"Berita kalian pacaran, apakah benar?" tanya bu Kana penasaran dengan berita seliweran di Pusaka Elang.

"Engg-"

"Iya. Kita berdua pacaran," potong Hariz, sebelum ucapan Hana keluar dari mulutnya.

"Hana, ibu harap kamu bisa membawa perubahan pada Hariz jika benar kamu pacarnya." Hana menggigit bibir bawahnya, ia merutuki Hariz yang tidak bisa diam saja atau jangan terlalu jujur dengan guru BK ini.

"Iya siap Bu! Ibu kaya yang gak pernah muda aja. Semakin kita lihat seseorang tiap hari, semakin tumbuh juga benih-benih asmara. Saya bakal nurut kok kalau pacar saya ini yang nyuruh," ucap Hariz dengan wajah yang girang.

Bu Kana memijat pelipisnya, sesekali menghela napasnya lelah. "Yasudah, kalian minta hukuman sama Pak Mugi, urusan kalian sama SMA Cendrawasih biar ibu yang urus. Tapi ingat, jangan sekali-kali lagi kalian telat. Terutama kamu Hariz!"

~\\\~\\\~\\\~

Disinilah mereka sekarang, di toilet paling ujung dan paling kotor di antara toilet-toilet lain.

Toilet yang jarang dijamah oleh murid, dan jarang sekali di cek oleh tukang bersih-bersih sekolah. Kadang di pakai oleh anak-anak yang bandel dan jorok, tidak membersihkan lagi tempatnya setelah dipakai.

Itu kenapa toilet ini anti dipakai oleh murid yang lain. Dan guru-guru selalu menjadikan toilet ini sebagai hukuman anak-anak yang melanggar.

Hana meringis menatap toilet yang baru saja ia masuki bersama Hariz.
Pak Mugi menyuruh Hana dan Hariz membersihkan toilet sebagai hukuman.

"Bau banget," ujah Hariz sambil menutup hidung dan beberapa kali mual.

"Luka lo gak mau dibersihin dulu?" tanya Hana sambil menatap Hariz dari samping.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang