Dua puluh sembilan 2.9

192 47 12
                                    

Vote ayang bentar lagi beres nih😸

Dimohon untuk
*
*
*

◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

Pulang eskul, Hariz sama yang lainnya tidak langsung pulang ke rumah masing-masing, melainkan pulang ke rumah Hariz setelah menunggu hujan reda di sebuah caffe yang tak terlalu jauh dengan sekolah. Chandra tidak ikut, karena dia harus langsung pulang ke rumah.

Caffe Ribel yang ternyata milik Bella membuat salah satu teman Hariz mengerutkan keningnya.

"Kaya gak asing nama caffe-nya, tapi siapa ya?" gumam Ferry.

"Hallah banyak mikir, ngopi dulu-ngopi dulu."

Masih mengenakan baju basket, mereka semua menjatuhkan diri di sofa saat sampai di rumah Hariz. Beda dengan Lion dan Hanry yang langsung menyalakan televisi untuk memainkan permainan di ps.

Hariz membiarkan, rumahnya emang sudah biasa di pakai basecamp teman-temannya. Mereka udah kaya di rumah sendiri aja di sini.

Hariz membuka ponselnya, menekan keyboard di roomchat kontak Hana. Pacarnya eh mantannya. Apa dia udah sampai rumah? Karena tadi gadis itu meminta di turunkan di jalan, dan tidak mau di anter ke rumah.

Hana

|Udah smpai?
Read.

Hanya di read, Hariz menghela napasnya. Lalu melempar ponselnya ke sofa. Dirinya bangkit dari duduk, dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman di kulkas.

"Si Haris dari tadi diem mulu, kenapa ya?" Lion hanya mengedikkan bahu, matanya fokus pada layar televisi.

"Gue mau ambil soda deh," Abin berdiri dan berniat menyusul Hariz di dapur.

"Nitip susu kotak satu!" ujar Hanry.

"Dua!" teriak Lion.

"Biasa aja dong tolol! Budeg ntar kuping gue!" balas Abin dengan teriakan yang sama. Tapi Lion acuh, dan kembali fokus pada layar televisi.

"Lo gak mau Fer?" Ferry menoleh ke arah Abin, lalu menggeleng pelan. "Ntar aja ngambil sendiri."

"Bagus, anak mandiri."

Abin melenggang ke arah dapur, dan mendapati Hariz yang sedang duduk di kursi meja makan sambil menggenggam botol minuman.

"Kenapa lu?" Abin membuka kulkas dan mengambil minuman yang ia mau, sama pesenan teman-temannya. Kulkas Hariz itu emang suka full banget.

"Enggak, mau ngambil apaan lo?"

Abin menunjukkan minuman yang sudah ada di tangannya. Lalu duduk di hadapan Hariz.

"Minuman pesenan beban teman. Tapi mau nangkring dulu sama lo, lo kenapa sendiri di sini? Mengalau?"

"Kagak lah, eh lo ngerasa gak si Hana beda banget?"

Abin mengedikkan bahunya. "Mana gue tahu, deket aja kagak. Oh, lo masih galau gegara di tolak Hana?"

"Ya kagak lah."

"Terus kenapa?"

"Kenapa apanya?" tanya Hariz balik.

"Muka lo."

Hariz menyentuh wajahnya. "Muka gue kenapa?"

"Menyedihkan."

"Anjir! Sialan lo," terdengar cekikikkan Abin sambil meminum soda.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Där berättelser lever. Upptäck nu