Delapan belas 1.8

203 56 9
                                    

Ngerti cara menghargai karya gak?

Dimohon untuk
*
*
*
◇VOMENTNYA YA KAWAND◇

Hana baru saja sampai di jalan yang Septian beri tahu. Benar saja, terlihat orang-orang yang memakai seragam sekolah tengah adu mekanik di jalanan.

Saling pukul dan saling tendang, wajah mereka terluka. Lawan dari sekolah Pusaka menggunakan  alat untuk berkelahi, ada yang menggunakan kayu dan batu.

Sedangkan anak nyasar hanya menggunakan lengan dan kekuatan yang mereka punya. Sebisa mungkin mereka menghindar dari pukulan kayu yang mengarah pada bagian tubuhnya.

"Aduh neng, ada yang tawuran. Jangan jalan sini kalau mau selamat," ujar si amang online.

"Udah saya berhenti di sini aja." Hana turun dari motor dan membayar ongkos.

Setelah si amang onlinenya pergi, Hana menatap aksi yang dilakukan oleh siswa satu sekolahnya dan sekolah lain

"Nyari gara-gara mulu heran," gumam Hana tak mengerti.

~\\\~\\\~\\\~

"Kalian bukan anak Cendrawasih kan?"

Lelaki yang sedang memakai kacamata hitam itu mengangkat halisnya ke atas, lalu melepas kaca mata hitam yang menutupi matanya dari sinar matahari.

"Emang bukan. Seragam sekolah gue biru dan nama sekolah gue Merak Jaya!"

"Oh, kita gak ada urusan deh sama sekolah lo. Kita punya urusan sama anak Cendrawasih," ujar Hanry.

"Anak Cendrawasih udah kalah sama kita kemarin dan mereka minta gue buat lawan kalian ngegantiin mereka."

"Yaela udah K.O duluan dia," celetuk Abin

Hariz terkekeh pelan, lalu menyimpan kaca matanya di bagian dada.

Melirik arloji yang ada di pergelangan tangannya sebentar, lalu melihat lagi ke arah lelaki yang mengaku anak Merak Jaya itu.

"Udah mau magrib soalnya. Kalau adzan, pause dulu ya, kita sholat berjama'ah di masjid. Ntar lanjut lagi tawurannya. Tenangng aja, si Lion kok yang jadi imam," ujar Hariz sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seragam.

"Kok gue si?" Lion tak terima.

"Yaudah kalau lo gak mau, biar sama gue aja. Lo bagian komat aja gak papa," ujar Hanry.

"Tuh, udah siap temen-temen gue. Tobat dulu baru kita tempur," ucap Hariz santai.

"Banyak bacot lo! MAJU!"

Dava lelaki yang memimpin pasukan dari sekolah Merak Jaya menyuruh pasukannya maju menyerang Hariz dan teman-temannya. Hariz pun langsung bersiap dan menyuruh yang lainnya maju untuk menyerang balik.

Mereka hanya sekitaran sepuluh orang, dari kubu Hariz lima orang, dan Dava lima orang.

Lion di serang oleh dua musuh, tapi itu hal yang mudah. Mengingat dia pernah ikut taekwondo, lawan dua orang dengan tubuh yang krempeng tak ada apa-apanya.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now