BAGIAN 49

50 4 0
                                    

Nida tengah merebahkan tubuhnya, jam kini menunjukan pukul 9 malam.

Keheningannya terganggu kala dering telepon nya berbunyi. Nida segera memeriksa siapa yang menelepon nya malam hari begini. Nomor yang tertera dilayar handphone nya itu berasal dari Indonesia, ya +62. Dengan segera Nida mengangkatnya, berharap orang yang menelepon nya itu adalah seseorang yang sedang ia rindukan.

"Lama banget lo ngangkat telpon doang!"

Suara seseorang disebrang sana membuat Nida mematung. Ia tidak mengenali siapa wanita ini.

"Lo siapa?" Tanya Nida langsung.

"Eh Lo beneran di Belanda? Payah Lo baru gue siram doang udah kabur. Gimana nanti klo gue udah nembak ke sasaran gue?"

Nida sekarang tahu siapa yang bertukar via suara dengannya ini. Ya, Diana.

"Maksud lo apasih, Di?" Nida bingung.

"Gue punya kejutan buat lo, Nid! Gue yakin lo bakal kaget banget. Hahahaha, eh lo udah tau belum ya? Nama nyokap lo? Lo tau gak Nid?"

Begitu nyaringnya suara tawa Diana, dan itu membuat Nida muak.

"Gak usah berlaga sok tahu tentang gue, Di!"

"Gue bukan sok tahu, Nida. Tapi lo harus tau siapa nyokap lo dan kenapa dia bisa mati."

Mendengar itu tubuh Nida mematung, benar benar mematung. Apa ada sesuatu yang Nida tidak tahu tapi Diana mengetahuinya? Tapi, bagaimana bisa?

"Lo diemnya kelamaan, gue tunggu Lo di sini! Balik nanti gue harus jadi orang pertama yang Lo temuin! Klo bukan gue siap siap aja keluarga Lo ancur!"

Sambungan terputus sepihak.

Mata Nida memanas dan perlahan mulai kabur oleh genangan air mata di pelupuknya. Kenapa Diana seakan merenggut setiap kebahagian yang Nida punya?
Apa tuhan mengirim Diana dikehidupan nya agar Nida tidak terlalu terbuai akan kebahagiaan dunia?

Sebenarnya apa yang Diana tahu tentang ibunya? Siapa Diana sebenarnya? Yang Nida tahu, Diana hanya mantan kekasih Aldi, itu saja tidak lebih.

~~~

Setelah percakapan Nida dan Diana di telepon semalam, Nida tak hentinya berfikir.
Bahkan sedari tadi Daniel mengajaknya berbicara namun Nida tak merespon sama sekali.

Ada suatu hal yang lebih penting tengah mengganggu pikiran Nida saat ini.

"Nida! Saya dari tadi bicara apa kamu dengar?" Tanya Daniel dengan kencang yang mana hal itu membuat Nida menutup kupingnya.

Nida menatap tajam kearah Daniel dengan kesal.

"Apa?!" Ucap Nida dengan sewotnya.

"Mau bersepeda?" Tanya Daniel.

Nida menggeleng singkat. "Malas." Jawabnya.

Mendengar jawaban Nida yang acuh itu, Daniel dengan segera menarik lengan Nida agar gadis itu bangkit dari duduknya. Nida berteriak saat Daniel berhasil membuatnya bangkit.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang