BAGIAN 41

61 9 5
                                    

"Nid sumpah Lo udah kaya mayat idup!" Lala menatap Nida dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Kenapa sih? cerita sama gue." Lala kembali menatap Nida yang terus diam.

"Ada yang lo pikirin Nid?" Lala kembali bersuara.

"Gue gak apa apa, gue cuma mikirin bokap gue kok." Jawab Nida.

"Terus ngapain lo ngurung diri di kamar. Lo bikin bi Murti khawatir tau?" Lala memutar bola matanya malas. Tahu betul bahwa ada hal lain yang sedang Nida pikirkan.

Nida mengigit bibir bawahnya, jika ia bisa jujur, maka Nida akan menjawab bahwa ia sedang memikirkan rencana agar hatinya tak terluka lagi.

Pertemuannya dengan Aluna yang dikenalkan sebagai adik dari Aldi membuat otak Nida tak hentinya berpikir. Ia memikirkan cara untuk membuka kebohongan Aluna soal penyakitnya.

Jujur Nida marah, tapi ia tidak bisa bertindak ceroboh. Kadang dengan mengikuti amarah semua hal bisa kacau.

"Heh!" Lala menggeplak kepala Nida.

"Gue malah didiemin, sialan lo." Kesal Lala.

"Sorry, eh gue boleh nanya ga?"

"Apaan?" Tanya Lala cepat.

"Alex sayang gak sama pacarnya yang sekarang?" Nida bertanya sambil mendekatkan wajahnya pada Lala, seserius itu kah?

Mata Lala mengerjap berkali kali mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Nida.

"Hah... Maksud lo?" Tanya Lala masih terlalu kaget.

"Ya, Alex cinta ga sama pacarnya yang sekarang?" Nida mengulangi pertanyaannya dengan nada lebih tegas.

"Si Alex? cinta sama pacarnya? Ya kalau ga cinta ngapain dipacari  bege??" Jawab Lala sambil menjauhkan wajah Nida dari hadapannya.

"Jadi Alex cinta dong? Yahh gimana sih.." Nada ucap Nida yang terdengar seperti keluhan itu membuat Lala terperanjat kaget.

Lala bangkit dari duduknya sambil menatap Nida dengan tatapan tajam.

"Jangan bilang lo gagal move on dan masih cinta sama Alex? Heh stupid banget sih Lo! Aldi mau lo kemanain bege?! Gue aduin Aldi tau rasa Lo." Lala membentak, mebuat Nida menutup kedua telinganya rapat.

"Biasa aja dong." Sambar Nida sambil membuang muka.

Lala menggeleng kuat, terkejut karena pertanyaan Nida barusan. Pikirnya, apa Nida memang benar benar masih menyukai Alex dan masih berharap bisa kembali bersama. Jika memang iya benar, maka Lala tidak akan pernah mengizinkan sahabatnya ini melakukan hal bodoh seperti itu.

Ayolah, untuk apa memikirkan mantan, yang ada itu hanya membuat luka lama sakit kembali.

Tanpa banyak pikir lagi Lala segera menelpon Aldi.

"Ngapain Lo?" Tanya Nida sewot saat mengetahui bahwa Lala sedang mencoba menelpon Aldi.

"Mau aduin lo." Astaga teman macam apa ini? bukannya membantu malah bikin runyam.

Nida tak menggubris, biar saja, toh apa yang akan Lala ucapkan pada Aldi nanti tidak ada kebenarannya.

Suara nada tersambung hilang digantikan dengan suara operator, dengan segera Lala mematikan ponselnya.

"Sialan lo Aldi! Telpon gue ga diangkat." Hujat Lala.

Nida tertawa mendengarnya, "Sukurin." Ledek Nida pada Lala.

"Eh tapi asli, lo gada maksud lain kan sama Alex?" Lala kini lebih dihantui oleh rasa penasaran.

Kedua tangan Nida menyilang didepan dadanya, pandangan Nida menatap jengah ke arah Lala. "Yang ada dipikiran Lo apa sih La? Gue gak peduli lagi soal Alex, yang lagi gue bahas ini soal orang lain."

NIDA ( END )Where stories live. Discover now