BAGIAN 21

78 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nida baru saja mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa. Ia segera bergabung dengan kedua pria yang sedang mengobrol di ruang keluarga itu.

"Nah, itu Nida. Saya pergi bersih bersih dulu." Devan beranjak dari duduknya.

Sebelum melewati Nida, Devan tersenyum kepada Nida. Dan Nida tidak mengerti sama sekali maksud dari senyuman Devan barusan.

"Fiuhhhh~" Aldi membuang nafas pelan.

"Gue degdegan didepan bokap lo." Lanjut Aldi sambil mengusap dadanya.

"Bahas apa aja sama ayah?" Tanya Nida mulai penasaran.

Bukannya menjawab, Aldi malah mengangkat bahu tak acuh sambil mengatakan  kalau hal itu tidak penting.

"Eh, lo beneran punya kucing?" Nida mencomot topik lainnya.

"Punya." Singkat Aldi.

"Sebanyak itu?" Nida mulai ragu.

"Cuma satu." Jawab Aldi enteng.

Nida geram, selalu saja Aldi membuatnya kesal. Jelas jelas tadi sebelum masuk ke rumah Aldi mengatakan jumlah kucingnya yang banyak itu.

"Bodo ah." Ketus Nida.

Setelah itu keduanya sibuk dengan urusan masing masing. Hingga waktu sudah menunjukan pukul enam sore, Aldi berpamitan untuk pulang kepada Devan dan Nida.

Setelah kepergian Aldi beberapa saat yang lalu Nida segera pergi ke kamarnya untuk mengerjakan tugas. Sudah menjadi hal biasa bagi Nida jika sedang mengerjakan tugas maka pintu kamarnya akan ia kunci dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya.

Sudah hampir sekitar satu jam Nida berkutik dengan tugasnya, kini ia sudah selesai dan memilih untuk segera turun kebawah. Sebab Devan pasti sudah menunggunya untuk makan malam.

Baru saja menapaki kakinya dilantai bawah, mata Nida kembali menangkap sosok yang seharusnya sudah tidak berada disini karena satu jam yang lalu dia sudah pergi. Nida pastikan penglihatannya tidak salah, jelas itu Aldi hanya saja pakaiannya yang berbeda. Apa Aldi pulang hanya untuk mengganti pakaiannya saja?

"Ngapain?" Suara Nida menghentikan gelak tawa yang terjadi diantara Devan dan Aldi diruang keluarga itu. Kedua pria itu sontak memalingkan wajah mereka pada Nida.

"Udah selesai tugasnya?" Tanya Devan cepat.

Nida hanya mengangguk lalu kembali menatap Aldi.

"Yaudah sana siap siap!" Titah Devan membuat Nida melongo.

"Buat?" Tanya Nida polos.

Aldi hanya diam melihat interaksi antara ayah dan anak dihadapannya itu. Dan lagipun sesuai rencananya dengan Devan.

"Siap siap aja sana, banyak tanya udah kaya ibu ibu di pasar aja." Ketus Devan pada Nida membuat Nida memanyunkan bibirnya.

"Dih pake manyun manyun segala, kaya curut tau gak?" Lagi lagi Devan membuat Nida kesal.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang