BAGIAN 2

366 33 8
                                    

Nida berjalan melewati pagar rumahnya yang menjulang tinggi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Nida berjalan melewati pagar rumahnya yang menjulang tinggi. Sepulang dari mall tadi Nida langsung menghubungi sopir pribadinya pak Dudun untuk menjemputnya.

Tidak banyak yang ditanyakan oleh pak Dudun saat melihat kedua mata Nida yang basah karena menangis sebelumnya.

Dan sekarang, Nida sudah berada dikediamannya. Rumah besar nan mewah itu nampak indah dan megah. Tapi, sayangnya Nida hanya seorang diri tinggal di rumah yang besar seperti ini. Ia hanya ditemani para pegawai rumah saja, untuk kedua orang tuanya Nida tidak terlalu memperdulikan. Toh, Nida tidak pernah mengetahui siapa ibu kandungnya dan lagi pun ayahnya terlalu sibuk dalam hal bisnis dan  pekerjaan. Karena itulah Nida menjadi pribadi yang mandiri dan sedikit tertutup. Mungkin pada bi Murti saja Nida dapat leluasa mencurahkan isi hatinya, sebab bi Murti lah yang sudah merawat Nida sejak ia bayi hingga sekarang.

"Non mau bapak belikan sesuatu?" Tanya pak Dudun sambil berjalan mengikuti Nida dari belakang.

"Gak usah pak, Nida lagi gak butuh apa apa. Nanti kalau Nida mau, Nida pasti bilang kok." Jawab Nida lembut.

Pak Dudun hanya mengangguk, kemudian membiarkan Nida melanjutkan langkahnya memasuki rumah.

Nida mendudukkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu, rasa malas mulai menggelayuti nya. Pikirannya melayang kesana kemari, hingga berhenti di kejadian tadi siang di mall itu. Padahal Nida sudah mempersiapkan tiket liburan ke Bali untuknya dan Alex saat libur akhir semester nanti, tapi sayangnya rencana itu harus Nida kubur dalam dalam. Inilah rasanya, saat kita mempunyai keinginan tapi ternyata semesta punya kenyataan. Lalu, harus Nida apakan tiket itu? Tidak mungkin kalau Nida harus membuangnya.

Nida mengambil handphone dari saku rok berwarna biru langit itu. Jemari nya lihai mengetik diatas layar. Tak selang lama, Nida beralih ke album di handphone nya itu, dan menghapus semua photo dirinya bersama Alex. Bukannya Nida alay, hanya saja Nida ingin segera melupakan Alex.

"Eh, non sudah pulang ternyata. Non pasti capek, biar bibi siapkan air hangat untuk non berendam ya?" Tanya bi Murti mengejutkan Nida yang masih setia menatap layar handphone nya itu.

"Bi Murti buat Nida kaget aja, boleh deh bi. Makasih banyak ya bi." Balas Nida yang hanya dibalas dengan anggukan saja oleh bi Murti.

Sebuah notifikasi dari salah satu akun media sosial Nida berbunyi. Salah satu pesan masuk diaplikasi instagram itu pun dengan cepat Nida buka.

@haloo.lalaa :
Nid, gue tadi liat Alex di mall sama cewe itu siapa nya njir??!

@Ndaaprill :
Iya gue juga liat kok gpp lah bdo amat

@haloo.lalaa :
Idih lo cuek amat, kalo dia selingkuh tau rasa lo.

@Ndaaprill :
Emang selingkuhannya

NIDA ( END )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora