BAGIAN 39

71 5 0
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.





Aldi tengah berbaring diatas sofa, sumpah demi apapun ia malas melakukan kegiatan apapun. Ia hanya ingin bermalas - malasan.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan Aldi masih tetap sendirian dirumah nya. Fatih dan Laras masih belum pulang dan adiknya juga masih belum kembali.

"Kok gue nolep ya? Mana si Bebi tidur lagi. Terus gue ngapain? Gangguin my wife gak mungkin. Dia pasti lagi dirumah sakit nemenin om Devan." Ucap Aldi pada dirinya sendiri.

Tangan Aldi terangkat berharap Bebi akan dengan cepat membalas, ia ingin bertos ria bersama Bebi.

"Ngomong ngomong soal Nida, kok bisa ya? Nida punya om nyeremin gitu? Asli mending gue ketemu sama om Devan daripada om Dino

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Ngomong ngomong soal Nida, kok bisa ya? Nida punya om nyeremin gitu? Asli mending gue ketemu sama om Devan daripada om Dino." Lagi dan lagi Aldi berucap pada dirinya sendiri.

Suara ketukan di pintu membuat Aldi langsung bangkit dari tidurnya dan segera berlari menuju pintu utama.

Aldi mendapati adiknya sudah berdiri manis didepan pintu.

"Baru pulang sekarang?" Ucap Aldi penuh penekanan.

Sebagai kakak, sudah patut Aldi untuk bersikap tegas dan bijak. Aldi sudah mengatakan pada adiknya untuk pulang sebelum jam 3 sore. Tapi ini, jam 7 malam.

"Maaf bang, aku tadi..."

"Masuk, makan, terus istirahat." Potong Aldi cepat.

Alunan segera memasuki rumahnya, sedangkan Aldi menatap dalam pria dihadapannya.

"Ngapain?" Tanya Aldi tajam.

"Gue cuma-"

"Balik, besok gak usah datang buat nganterin dia cuci darah. Gue mau anterin dia." Ucap Aldi kemudian menutup pintu dengan rapat.

Aldi masa bodoh dengan pria itu, toh sebetulnya Aldi tidak begitu menyukai Alex. Semua ini Aldi lakukan agar Aluna, adiknya senang. Sudah itu saja tidak lebih.

Merasa lelah, Aldi akhirnya memilih untuk pergi ke kamarnya dan tidur.

***

NIDA ( END )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant