BAGIAN 33

65 5 0
                                    

Nida menggosok gosok kan kedua telapak tangannya berharap mendapat kehangatan yang mustahil ia dapat dari atas sini. Hembusan angin malam diatas bukit ini semakin membuat Nida kesal.

"Lo kedinginan ya?" Tanya Roni yang kelewat bego. ups

Nida mendelik, "Menurut lo?" Nida balik bertanya dengan kesal.

Mendengar jawaban Nida barusan membuat Roni terkekeh geli, dan sambil terkekeh ia melepaskan jaket tebal yang sedang ia pakar dan memberikannya pada Nida. Nida yang melihat Roni menyodorkan jaket itu padanya hanya bisa menatap heran pada pria dihadapannya.

"Gue gak bisa romantis, jadi kalau lo berharap gue yang pasangin jaket ini ke pundak lo, maaf maaf aja. Lo cuma halu." Ujar Roni dengan PD nya.

"Heh bego! siapa juga yang mau! Ogah gue gak mau." Nida memalingkan wajahnya, menolak mentah mentah kebaikan Roni.

Dengan wajah datarnya, Roni menatap diam jaket ditangannya. Sambil berdecak sebal Roni menarik Nida dan memasangkan jaket itu diatas bahu Nida. Awalnya Nida berusaha menepis jaket itu dari pundaknya, namun Roni dengan tegas menahan jaket itu agar tidak jatuh karena ulah Nida.

"Kalau lo kena flu bisa berabe nantinya, Inget ini alam bukan rumah lo yang penuh sama fasilitas mewah."

Nida membatu, apa maksud dari perkataan Roni barusan?

"Maksud lo?" Tanya Nida heran.

Bukannya langsung menjawab, Roni malah berjalan mundur dan mendudukkan dirinya diatas batu besar. Nida juga mengikutinya dengan cepat.

"Liat deh langit nya!" Sambil menatap langit Roni meminta Nida untuk ikut menatap apa yang ia lihat.

Dengan pelan Nida ikut mendongkakkan kepalanya keatas, ia terpesona dengan langit malam ini. Langit yang dipenuhi taburan bintang dan sinar bulan sabit, indah sekali.

"Coba deh lo itung jumlah bintang diatas." Ucap Roni sambil menurunkan pandangannya dan mulai menatap Nida yang sedang sibuk mengagumi keindahan langit.

"Gila lo!" Balas Nida tanpa menolehkan pandangannya.

"Mana mungkin gue bisa itung jumlah bintang diatas sana," Lanjut Nida.

"Kenapa?" Tanya Roni masih tetap memandangi wajah Nida dari samping.

"Yaelah! Bintang itu jumlahnya beribu, kalau gue itung jumlah bintang malam ini... gak akan ke itung sama sekali." Nida mulai menurunkan pandangannya.

"Kaya perasaan gue ke elo." Ujar Roni dengan nada tenangnya.

Tubuh Nida menegang mendengar ucapan Roni barusan, dengan cepat Nida menolehkan kepalanya untuk menghadap Roni. Hal yang pertama kali Nida lihat saat menoleh adalah wajah Roni yang begitu dekat dengannya, serta tatapan mata Roni yng menajam.

"Gue suka sama lo." Bisik Roni tepat ditelinga kanan Nida, membuat Nida sedikit merinding dan terkejut bukan main. Apa ini tujuan Roni mengajaknya kesini? Hanya untuk mendengar pernyataan sukanya?

Nida mencoba menetralisir keterkejutannya, ia memejamkan matanya rapat dan mulai menarik nafas dalam.

Melihat perubahan raut wajah Nida membuat Roni tersenyum kecut, sebenarnya ia tahu kalau Nida sudah milik Aldi. Namun, Nida bukanlah milik Aldi sepenuhnya dan untuk soal perasaannya ini Roni tidak bisa lagi menyembunyikannya. Bahkan Roni akan terus berusaha membuat Nida jatuh padanya dan meninggalkan Aldi.

Egois memang, tapi apa salahnya mencoba melakukan hal nekat untuk kebahagiaan diri sendiri? Ya, meski jelas itu adalah hal yang egois.

Mata Nida terbuka, Nida segera melepas jaket Roni dari tubuhnya. Nida bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju ujung bukit lebih dekat.

NIDA ( END )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora