Tiga Puluh Delapan

3.9K 240 343
                                    

Chapter 38 : Kisah Asmara di Gunung Phoenix : XuanLi

Pemandangan di depan matanya ini sungguh membuat mata Wei Wuxian iritasi. Kalau hanya Jiang Yanli yang berada di depannya, ini adalah pemandangan indah baginya. Akan tetapi, karena saat ini Jiang Yanli bersama kotoran tampan bernama Jin Zixuan, keindahan pemandangan yang ada di depan mata Wei Wuxian seketika jatuh ke titik terendah.

"Kalau saja ini namanya perburuan Jin Zixuan, aku dan Jiang Cheng pasti sudah jadi juara utama," kata Wei Wuxian dengan wajah masam sambil mencabut beberapa helai daun semak yang ada di sekitarnya. Dalam hati pun ia mengomel pada Nyonya Jin yang sudah ia duga sebagai tersangka utama yang membuat Jiang Yanli berjalan bersama Jin Zixuan sekarang ini.

Di sisi lain, Nyonya Jin bersin mendadak.

"Wei Ying, kasihan tanamannya. Hentikan," tegur Lan Wangji, mencoba menghentikan Wei Wuxian dari tindakan perusakan alam.

Sayangnya, Wei Wuxian tidak mendengarkan. Lan Wangji menarik tangan Wei Wuxian, menjauhi semak-semak. Wei Wuxian yang kedua matanya fokus memerhatikan Jin Zixuan dan Jiang Yanli, tanpa sadar malah menggigit tangan Lan Wangji. Lan Wangji berjengit, tetapi berhasil menahan suaranya agar tidak membuat Wei Wuxian terkejut serta membuat Jiang Yanli juga Jin Zixuan yang sedang dipantau tidak merasa malu.

Lan Wangji kuat, Lan Wangji sabar. Anak pintar U_U

Kembali ke Jin Jixuan dan Jiang Yanli. Kedua orang itu berjalan dalam diam dengan canggung. Jiang Yanli yang menunduk dan Jin Zixuan yang terlihat tenang, namun nyatanya berjalan dengan tangan dan kaki beringiran yang sama.

"Cuacanya cerah ya?" tanya Jin Zixuan sambil melihat ke arah langit.

"I, iya," jawab Jiang Yanli.

"..."

"..."

Pembicaraan berakhir. Tamat.

Wei Wuxian menghentikan gigitannya. "Sejak kapan anak merak itu berjalan dengan gaya yang aneh? Dan apa pula pertanyaannya itu? 'Cuaca cerah?' Memangnya Shijie peramal cuaca apa? Otaknya di mana coba? Di pantat? Jangan bilang kalau kondisi cuaca selalu menjadi topik pertama pembicaraan mereka."

Itu memang benar.

Lan Wangji diam-diam menarik tangan yang penuh bekas gigitan Wei Wuxian. Kemudian bertanya pada Wei Wuxian, "Apa mereka sering bertemu?"

"Sewaktu mereka masih tunangan, merak sialan itu tidak pernah mau berjumpa dengan Shijie jika tidak diseret oleh Nyonya Jin. Justru Shijie yang selalu berusaha menemuinya meski ujung-ujungnya hanya bertemu dengan Nyonya Jin. Tapi, semenjak saat itu, dia mulai berani datang ke Lotus Pier meski sudah berkali-kali aku dan Jiang Cheng usir, dia tetap datang dan berkata ingin minta maaf secara langsung dengan Shijie. Ish! dasar unggas! Kerjanya cari muka," jawab Wei Wuxian sambil mengomel.

"Oh." Hanya itu tanggapan Lan Wangji. Harap sabar.

"Apa hanya itu yang bisa kamu bilang? Hanya 'oh'?"

Lan Wangji diam. Memangnya dia bisa bilang apa lagi? Dia bukan orang yang bisa mengucapkan banyak kata tiap detiknya seperti lawan bicaranya saat ini.

Wei Wuxian berdecih lalu kembali memantau Jiang Yanli dan Jin Zixuan. Lan Wangji diam mengikuti.

Jiang Yanli jalan sambil menunduk malu. Ia kebingungan untuk berbicara apa dengan Jin Zixuan. Ia tidak akrab dengan lingkungan perburuan, jadi tidak bisa berbicara banyak. Lain ceritanya kalau di Yunmeng, dia bisa mengambil banyak topik dengan menggunakan tempat asalnya.

Tidak hanya Jiang Yanli, Jin Zixuan juga sama. Ia mau bicara dengan Jiang Yanli lebih banyak. Hanya saja, meski sekarang ia berada di tempat di mana ia bisa memamerkan kekayaan atau pengetahuannya tentang perburuan, itu semua tidak ada gunanya. Jiang Yanli bukanlah orang yang suka dengan kekayaan harta, bukan pula gadis yang pandai berbicara manis untuk menggoda, ataupun gadis tangguh yang suka perburuan.

You Make Me Fall In LoveWhere stories live. Discover now