Enam

8.5K 852 475
                                    

Hai.

Hamba punya pertanyaan.

Begini, apa para pembaca terhormat ini keberatan bila ternyata cerita ini lebih dari 10 chapter atau berpuluh-puluh chapter?

Yes or No?

Soalnya, hamba ini bingung. Jujur aja ya. Ini kali pertama membuat ff China, apalagi tentang kultivasi sementara hamba ini masih cetek (dangkal) ilmunya tentang ff bxb yang Chinese.

Jadi, rencananya, cerita ini bakal dipadukan dengan :  versi novel+ versi anime + versi hamba = cerita OOC (kayaknya).

Maka dari itu, hamba ini meminta pendapat pembaca.

Sekian dan terima kasih.

A!

Hampir lupa.

Typo? Beri tahu saja. Kritik dan saran pun diterima, asal jangan pakai racun di dalam kata.

Ingat kata Lan Shizui di episode 1."Kata-kata lebih kuat dari senjata."











"Wei-Xiong!" seru Nie Huaisang sambil menghampiri Wei Wuxian yang sedang duduk di atas batu pinggir kolam. Diikuti dengan Jiang Cheng yang menyusul.

"Oya? Cepat sekali keluarnya. Seharusnya kelas belum selesai kan? Kenapa bisa?" tanya Wei Wuxian penasaran.

"Berkat kekacauan gilamu, Guru Lan pingsan hingga kelas ditiadakan hari ini. Murid-murid lain sedang membawanya kembali ke kamarnya dan memanggil tabib." jelas Jiang Cheng.

Wei Wuxian berdecak kagum mendengarnya.

"Wow, prestasi baruku!" serunya dengan bangga.

Tamparan kipas kertas membalas ucapan bangga Wei Wuxian.

"AKH! WAJAH TAMPAN DAN CANTIKKU!!" teriak Wei Wuxian dengan dramatis, padahal tamparan itu tak seberapa.

Dan tentu saja pelakunya adalah Jiang Cheng yang merebut kipas Nie Huaisang secara paksa.

Nie Huaisang terdiam.

Ia merasa seperti menonton drama antara perkelahian ibu dan anak.

"Wajah tampan dan cantik!? Dasar labil! Mana yang benar!? Dua-duanya tidak benar!!" seru Jiang Cheng sambil menampar Wei Wuxian dengan kipas kertas Nie Huaisang.

Wei Wuxian masih sempat menjawab di saat teraniaya seperti sekarang, "Aku tampan di kalangan wanita dan cantik di kalangan dewa! Aduh! Hentikan! Sakit! Oh, hentikan ini, Ibu Jiang Cheng!"

Bukannya berhenti,malah tamparan Jiang Cheng semakin menjadi.

"Omong kosong! Dan lagi, siapa ibumu!? Aku tak sudi punya anak narsis sepertimu! Lagipula, aku ini seharusnya ayah, bukan ibu!"

Yap,ini benar-benar drama antara anak dan ibu, pikir Nie Huaisang sambil duduk di atas batu yang tak jauh dari mereka.

"Dengan temperamenmu yang seperti ini, kamu lebih cocok jadi ibu! Wajahmu saja mirip Madam Yu daripada Paman Jiang! Aku yakin seratus persen kalau yang menyukaimu nanti bukanlah wanita cantik, tetapi pria!"

"Aku kan anaknya! Wajar kalau ada kemiripan! Enak saja bilang begitu! Aku bukan lengan potong (gay)! Aku ini tampan!"

"Ha! Tampan apanya kalau kamu peringkat lima!"

You Make Me Fall In Loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें