Dua Puluh Satu

3.5K 511 306
                                    

Hamba menyerah. (• ▽ •;)

kalian sungguh luar biasa. Dalam sehari ... gak, nggak sampai satu hari udah langsung tercapai 100 bintang dan saat itu hamba masih belum selesai mengetik chapter ini.

Kecepatan jari kalian membuat saya merinding dan kagum (((;ꏿ_ꏿ;)))

Jelas kalah hamba yang seorang diri dengan banyaknya reader w(°o°)w

Hebat, hebat *tepuk tangan*

Jadi, hamba kapok pakai sistem vote lalu update.

Tapi, hamba tetap akan rajin update. Berhubung ini lagi masa liburan ^^

Lalu ... ah, hamba mengingatkan pada kalian. Chapter ini no comedy untuk kali ini. Sebaliknya, akan ada perpisahan. (。•́︿•̀。)

Jadi, hamba menyarankan kepada kalian untuk menyiapkan tisu bila perlu.

Terima kasih. (人 •͈ᴗ•͈)

Typo? Beri tahu saja. Kritik dan saran pun diterima, asal jangan pakai racun di dalam kata.
Ingat kata Lan Shizui di episode 1, "Kata-kata lebih kuat dari senjata."
.
.
.
.
.
.
.

Keduanya saling bertatapan. Netra ungu dan netra merah saling menatap. Diam beberapa saat, Wen Ruohan berkata, "Wen Zhuliu."

Wen Zhuliu yang berada di samping Wen Ruohan yang duduk di singgasana, segera berlutut, "Ya, Tuan Besar."

"Antar Lan Qiren dan pemuda QingHe Nie ke gua tersegel itu. Pastikan mereka baik-baik saja."

"Wen Zhuliu ini mengerti." Segera, Wen Zhuliu membawa pergi Nie Mingjue dan Lan Qiren pergi menuju ke tempat Lan Wangji dan Wei Wuxian berada. Awal mula, Nie Mingjue menolak pergi karena Jiang Fengmian masih tidak mengikuti, tapi akhirnya Nie Mingjue pergi setelah Jiang Fengmian berkata bahwa ia masih ada urusan dengan Wen Ruohan.

Wen Ruohan menatap kembali Jiang Fengmian, "Kau tidak keberatan kan? Sepertinya kau ingin bicara padaku mengenai banyak hal."

JIang Fengmian mengangkat bahu, "Seperti biasa, kamu sangat memahamiku. Tentu, ada banyak yang mau kutanyakan padamu."

Alis Wen Ruohan terangkat. Bibir tipisnya tersenyum miring, "Ho? Silakan."

Jiang Fengmian yang melihat Wen Ruohan bersikap terlalu tenang akan permasalahan ini mulai marah.

"Apakah kamu sudah gila? Peristiwa ini ... menyandera para murid kultivator, perbudakkan paksa, menangkap monster tanpa senjata ... kamu ingin mereka mati?!"

Wen Ruohan sedikit tersentak melihat Jiang Fengmian berbicara dengan nada tinggi. Jujur saja, selama ini Wen Ruohan tidak pernah melihat Jiang Fengmian marah. Ini adalah pertama kalinya.

"Aku tidak gila. Dan terkait hal ini, sejujurnya itu adalah kelalaian dari putra keduaku. Aku memang memberinya perintah untuk melatih murid kultivator, tetapi tidak ada sekalipun aku memerintahkannya untuk melakukan hal seburuk itu. Jika kamu bertanya apakah aku sudah menghukumnya? Sudah kulakukan dengan hukuman tiga puluh kali cambukan pada jalangnya. Karena jalangnya itu yang menemukan gua tersegel yang seharusnya tidak dibuka."

Jiang Fengmian mendengkus kasar, "Kamu menyebut itu hukuman?"

"..."

"Yang putramu lakukan sudah termasuk kejahatan besar. Tidak cukup hanya dengan hukuman darimu, kamu tahu itu. Melainkan dari seluruh sekte kultivator. Bukan hanya putra keduamu, tapi juga putra pertamamu."

You Make Me Fall In LoveWhere stories live. Discover now