Dua Puluh Tujuh

2.9K 337 293
                                    


Hai hai hai

Siap untuk 'hiburan' yang akan hamba berikan?

Ufufu~

Dijamin kalian akan senang, sampai ada air mata :v

Typo? Beri tahu saja. Kritik dan saran pun diterima, asal jangan pakai racun di dalam kata. Ingat kata Lan Sizhui di episode 1, "Kata-kata lebih kuat dari senjata."

£

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

£

"Kamu yakin?" tanya Wen Qing, meragukan. Ia tidak yakin dengan ide yang dijelaskan Wei Wuxian.

Wei Wuxian mengangguk. "Saat ini emosi Jiang Cheng tidak stabil, ia hanya bisa mempercayaiku. Selain itu, baik aku ataupun dia tidak pernah bertemu beliau. Jiang Cheng juga belum pernah mendengar suaramu, itu hal yang bagus. Kamu bisa berpura-pura menjadi guru ibuku, Baoshan Sanren."

Wen Qing menghela napas dan berucap, "Baiklah, jadi peranku hanyalah menjadi kultivator gadungan dan melakukan operasi ilegal. Begitu?"

Wei Wuxian cemberut. "Kenapa setiap kali aku berbicara denganmu, aku merasa kamu berbicara sarkas padaku?"

"Memang nyatanya begitu," jawab Wen Qing sambil merotasikan matanya.

Wei Wuxian makin cemberut. Bibir maju seperti paruh bebek. Wen Ning sejak awal menjadi pihak mendengarkan dan terabaikan mencoba melerai. "Sudah, sudah. Jiejie, jangan bicara begitu. Tuan Muda Wei, tolong jangan diambil hati ucapan kakak saya. Dan Jie, jangan bicara kasar begitu. Kumohon."

Wen Qing tidak berkata apapun setelah melihat sang adik menatapnya dengan tatapan memelas, meminta belas kasihan. Wei Wuxian yang menjadi pihak pengamat berkata, "Aku ragu kalian ini saudara."

Wajah Wen Qing menggelap. "Apa?"

Wei Wuxian menjawab dengan jujur tanpa dosa. "Wen Ning terlihat begitu manis. Seperti kucing. Sedangkan kamu lebih mirip seperti gorila betina."

Satu tamparan melayang tepat ke wajah Wei Wuxian.

£

Selesai berdiskusi, Wen Ning dan Wen Qing meninggalkan ruangan. Wen Qing kembali bekerja sebagai kepala tenaga medis dan Wen Ning yang secara diam-diam menyiapkan semua alat dan bahan yang akan mereka gunakan untuk operasi transplantasi inti emas. Wen Ning juga memberikan sesuatu pada Wei Wuxian tepat sebelum ia pergi.


Wei Wuxian yang sudah ditinggalkan di ruangan bersama Jiang Cheng yang masih tidak sadarkan akibat syaraf kesadarannya di tusuk jarum akupuntur, kini menghampiri Jiang Cheng dan mencabut jarum akupuntur tersebut. Tepat setelah Wei Wuxian meletakkan jarum akupuntur itu di atas nakas, Jiang Cheng tersadar.
Ia langsung berteriak, "BUNUH! BUNUH WEN TER---"

You Make Me Fall In LoveWhere stories live. Discover now