Harap baca ini dulu ya :)
Ini adalah fanfiction. Cerita asli buatan hamba, sedangkan tokoh karakter yang digunakan berasal dari novel berjudul Mo Dao Zu Shi karya Mo Xiang Tong Xiu.
Hamba tidak memiliki tujuan apapun dalam membuat ff ini selain mel...
Sebelum hamba dieksekusi karena terlalu lama tidak updatestory,izinkan hamba mengatakan ini :
Kali ini temanya adalah "Nano-Nano" #ManisAsemAsinRameRasanya 😆😆😆😆
Bukan LEMON ya 😅
Masih belum kuat,walau ingin buat,tapi ragu-ragu ingin membuat karena takutnya story ini bakalan di banned dari pihak Watty.
Ah!
Typo? Beri tahu saja. Kritik dan saran pun diterima,asal jangan pakai racun di dalam kata. Ingat kata Lan Shizui di episode 1,"Kata-kata lebih kuat dari senjata"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hai,tampan 😘Muach 💋💋
Wei Wuxian ingin menari hula-hula ketika mendengar kabar gembira yang baru saja ia dengar dari Nie Huaisang beberapa detik lalu.
"Karena Guru Lan pergi ke konferensi diskusi seluruh sekte tadi malam,kelas kita akan libur beberapa hari ke depan!" serunya saat Wei Wuxian sedang mandi,mendobrak masuk saking senangnya mendapat kebebasan langka.
Lupakan tentang berteriak malu sambil menutup dada dan mengatakan Nie Huaisang adalah orang mesum yang mengintip dirinya yang bagaikan dewi ini sedang mandi,Wei Wuxian kini berdiri dari bak lalu menari seperti ubur-ubur.
Dan kini,Nie Huaisang yang berteriak sambil menutup kedua matanya, menghindari kontaminasi mata dari melihat burung peliharaan yang seharusnya ia tak tunjukkan pada orang lain.
"WEI XIONG!!! TUTUPI PELIHARANMU!DIA BISA MATI KEDINGINAN!" teriaknya.
Jiang Cheng yang melihat tingkah laku mereka hanya menggelengkan kepalanya. Ia lebih memilih mengepang rambutnya daripada harus menunggu Wei Wuxian selesai mandi.
Sayangnya,setelah berkutat sekian menit dengan rambutnya,entah mengapa rambutnya malah jadi seperti benang kusut yang dimainkan kucing.
Jiang Cheng sebal.
Semenjak kejadian itu,ia tak bisa lagi mengepang rambutnya sendiri. Ia malah teringat bagaimana tangan besar Lan Xichen menyentuh rambutnya dengan lembut seakan rambutnya adalah benda rapuh yang harus di sentuh dengan penuh kasih sayang.
Bagiamana tangan Lan Xichen mengepang rambutnya dengan telaten dan menyentuh dirin ...
TELINGA!
TELINGANYA! TELINGANYA,OKE?!
Bukan menyentuh dirinya! Cuma bagian tubuhnya yang sejak dulu sensitif! Itupun tak disengaja!
